Pilkada di Kaltim

Perbedaan Perilaku Warga Balikpapan dan Kukar Dalam Kampanye Kotak Kosong, Pengamat Politik Unmul

Masa kampanye sedang bergulir. Para calon kepala daerah di Kalimantan Timur di sembilan Kabupaten/Kota tengah menarik perhatian warga untuk dipilih

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO/HO
Pengamat Politik Unmul Lutfi Wahyudi. TRIBUNKALTIM.CO/HO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Masa kampanye sedang bergulir. Para calon kepala daerah di Kalimantan Timur di sembilan Kabupaten/Kota tengah menarik perhatian masyarakat untuk memilih mereka pada tanggal 9 Desember mendatang.

Namun hal tersebut tidak membuat langkah calon Balikpapan maupun Kukar berjalan mulus dalam pilkada tahun ini. Sebab paslon Rahmad Mas'ud- Thohari Aziz serta paslon Edi Damansyah dan Rendi Solihin harus melawan kotak kosong.

Intens suhu politik pilkada melawan kotak kosong terasa, khususnya Kota Balikpapan. Dimana beberapa lokasi atau titik terdapat pamflet atau spanduk yang mengajak masyarakat untuk memilih kotak kosong.

Menurut pengamat politik Universitas Mulawarman ( Unmul ) Lutfi Wahyudi, Senin (28/9/2020) mengatakan ada perbedaan intensitas suhu politik melawan kotak kosong di kedua wilayah tersebut.

Menurutnya intensitas kampanye kotak kosong cukup digaung di Kota Balikpapan. Justru di Kukar sendiri kampanye tersebut kurang bergaung. Menurutnya ada beberapa faktor perbedaan intensitas kampanye kotak kosong di kedua daerah tersebut.

Baca juga; Bantuan Rp 15 Juta ke Ahli Waris Pasien Wafat karena Positif Covid-19, DPRD Samarinda Beri Respon

Baca juga; LENGKAP Jadwal dan Link Live Streaming Mola TV BIG MATCH Liverpool vs Arsenal, Duel Pincang

Pertama adalah mudahnya mengakses informasi baik dari media sosial ataupun media mainstream lainnya. Di Kota Balikpapan sendiri sangat mudah mengakses informasi seputar kotak kosong. Selain itu faktor masyarakat yang heterogen di Balikpapan, menurut Lutfi Wahyudi membuat masyarakat lebih open-minded ketimbang Kukar.

"Di Balikpapan tren kotak kosong baru juga tetapi masyarakat lebih terbuka dalam hal open minded. Bahkan faktor media Sosial lebih berefek ketimbang di Kukar. Gaungnya lebih cepat ketimbang di Kukar," ucapnya.

Namun tidak menutup kemungkinan suhu politik di Kukar bisa panas dikarenakan Edi Damansyah harus melawan kotak kosong. Hal tersebut bisa saja terjadi jika ada tokoh yang bersifat sebagai patron dalam mengajak para klien politiknya yaitu masyarakat dalam memilih kotak kosong.

Baca juga; Prediksi Susunan Pemain Timnas U19 Indonesia vs Dinamo Zagreb, Laga Terakhir Garuda Muda di Kroasia

Jika ada satu tokoh saja menurut Lutfi Wahyudi bisa menimbulkan perubahan suara ataupun elektabilitas Edi Damansyah dalam melawan kotak kosong. Bahkan bisa saja Edi Damansyah akan terkulai melawan kotak kosong jika tokoh masyarakat itu berhasil menggaet warga untuk memilih kotak kosong.

"Tapi di Kukar itu masih berlaku panutan, Ada tokoh yang berperan sebagai patron Dalam perilaku politik. Kemudian tokoh mampu menggerakkan dan berpihak kepada kotak kosong tidak menutup kemungkinan justru ini menimbulkan sikap politik yang tidak diduga banyak orang. Misalnya satu orang tokoh dan sanggup berperan sebagai patron dalam hal perilaku politik maka dia akan membawa pengikut berupa klien politik," kata Lutfi Wahyudi. (Tribunkaltim.co/Jino Prayudi Kartono)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved