Pilkada Kukar
Pilkada Kukar 2020, Partai Solidaritas Indonesia Dukung Edi Damansyah-Rendi Solihin, Ini Alasannya
DPW Partai Solidaritas Indonesia Kalimantan Timur ( PSI Kaltim ) menyatakan sikap politiknya dengan mendukung pasangan calon atau Paslon
“Beliau juga meminta nanti tetap urusi masyarakat Kutai Kartanegara dengan baik. Itu yang dipesankan dato tadi kepada kami,” tutur Edi.
Diketahui, tak hanya melakukan silaturahmi ke Ibunda Sultan, paslon Edi-Rendi juga melakukan silaturahmi ke kediaman sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan ke Kampung Kutai Bensamar Tenggarong.
Calon Edi Damansyah Minta Restu Orangtua
Kedua mata Kurdiah tak henti menatap Rendi Solihin. Tangannya mengelus punggung sambil mencium kening anak bungsunya. Siapa sangka, Rendi Solihin yang ia besarkan dengan penuh kasih sayang, kini tumbuh dewasa sebagai calon Wabup Kukar.
Hari itu, politisi Golkar tersebut meminta doa dan restu untuk maju sebagai Calon Wabup Kukar. Tak hanya sang ibu, juga tampak Ayah Rendi Solihin yang akrab disapa Haji Abu, ikut memberikan restu. Rasa haru biru itu pun mengiringi momen tersebut.
Tak sekedar mencium tangan dan wajah kedua orangtuanya, Rendi Solihin memeluk erat tubuh orang yang membesarkannya dengan kasih sayang itu. "Sukses terus nak, kami kasih restu. Baik-Baik dalam tugas," ucap Haji Abu kepada Rendi.
Sebelum air mati jatuh di pipi, Kurdiah cepat-cepat mengusap matanya sambil tersenyum. Ia mengaku tak menyangka anaknya itu, sedang bersiap untuk diberi tanggung jawab yang tak biasa.
Kurdiah mengatakan bahwa Rendi Solihin tak memiliki makanan favorit di rumah. Seolah menandakan jika Rendi menjadi sosok yang sederhana dan tak pernah menyulitkan orangtua.
Baca juga; Ronald Koeman Merasa tak Berdaya di Barcelona, Dikabarkan mulai tak Betah Latih Lionel Messi dkk
Baca juga; Calon Tunggal, KPU Sebut tak Ada Pencabutan Nomor Urut di Pilkada Kukar, Hanya Pengundian Tata Letak
Tak sekedar menyampaikan rasa bangga, Kurdiah juga turut mengingatkan Rendi agar bekerja dengan tulus dan ikhlas. Ia juga meminta Rendi agar bekerja tanpa melanggar aturan. "Jangan korupsi, patuhi aturan," kata Kurdiah kepada anak bungsunya itu.
Momen tak terlupakan pun ia ceritakan dalam pertemuan tersebut. Salah satunya, ketika Rendi Solihin yang nyaris dilahirkan di atas pesawat. Peristiwa itu terjadi pada Hari Jumat, 11 Oktober 1991. Saat menumpang pesawat Bouroq Indonesia Airlines dari Balikpapan menuju Sulawesi.

Tanda-tanda kelahiran sudah terlihat. Kurdiah pun diminta oleh awak pesawat untuk dievakuasi di kursi pesawat yang lain. Hingga akhirnya, Rendi Solihin kecil, diberikan kesempatan untuk tetap hidup sehat sesampainya di tanah Sulawesi.
"Kalau ingat itu, saya terharu sekali melihat anak saya ini. Alhamdulillah masih sehat sampai sekarang," imbuhnya.
Senada, Haji Abu memiliki kenangan lain dengan anaknya itu. Ketika Rendi Solihin masih duduk di bangku SD, Rendi sempat disapa Bupati Kukar Syaukani HR saat berkunjung ke rumahnya di Kuala Samboja. Haji Abu ingat betul, jika Syaukani kala itu menyebut Rendi Solihin akan menjadi bupati di masa akan datang.