Silaturahim KAMI Surabaya Batal, Polisi Beber Acara yang akan Dihadiri Eks Panglima TNI Tak Berizin
Silaturrahim KAMI Surabaya batal, polisi beber acara yang akan dihadiri Eks Panglima TNI tak berizin
“Pernyataan Pak Gatot itu menjadi rame justru bukan karena pernyataannya.
Karena ada makna explicit-nya, kalau saya diganti gara-gara pemutaran film G30S/PKI, maka Presiden itu tidak suka kebijakan saya terkait pemutaran film,” ucap dia.
Jazilul Fawaid menuturkan, pernyataan itu yang kemudian menjadi polemik sehingga menimbulkan dugaan.
Salah satunya adalah dugaan Gatot Nurmantyo sedang bermain politik karena ingin mencalonkan diri pada pilpres 2024 mendatang.
Di samping polemik tersebut, Jazilul Fawaid menilai hal yang terpenting adalah agar tidak melupakan sejarah bangsa.
Ia mengingatkan agar jangan sampai peristiwa serupa terulang kembali.
“Peristiwa G30S/PKI ini peristiwa yang juga terkait dengan peristiwa kelam di bangsa ini.
Jangan terulang kembali atas nama aliran apapun termasuk komunisme, atau aliran lain yang dapat merusak,” tuturnya.
• Prediksi Susunan Pemain & Live Streaming RCTI AS Roma vs Juventus, Jangan Remehkan Duet Dzeko-Pedro
Sebelumnya, lewat kanal YouTube Hersubeno Point, Gatot Nurmantyo menyatakan bahwa pergantian jabatannya sebagai Panglima TNI berkaitan dengan instruksinya untuk memutarkan film G30S/PKI.
"Saat saya menjadi Panglima TNI, saya melihat itu semuanya maka saya perintahkan jajaran saya untuk menonton G30S/PKI.
Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai saya sebut saja PDI menyampaikan, 'Pak Gatot, hentikan itu.
Kalau tidak, Pak Gatot akan diganti'," kata Gatot dalam sebuah tayangan YouTube, Rabu (23/9/2020).
"Saya bilang, 'Terima kasih', tapi justru saya gas karena ini adalah benar-benar berbahaya, dan benar-benar saya diganti," kata Gatot.
Pernyataan Gatot tersebut telah dibantah oleh Tenaga Ahli Kantor Staf Presiden (KSP) Donny Gahral Adian.