Virus Corona di Berau

UPDATE Virus Corona di Berau, Pasien Sembuh Bertambah 2, Tersisa 69 Orang Menjalani Perawatan

Setelah menjalani perawatan terdapat dua pasien positif Corona atau covid-19 di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Penulis: Ikbal Nurkarim | Editor: Budi Susilo
CNN via Tribunnews
Ilustrasi virus Corona - Setelah menjalani perawatan terdapat dua pasien positif Corona atau covid-19 di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur dinyatakan selesai isolasi dan sembuh, Senin (28/9/2020). 

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG REDEB - Setelah menjalani perawatan terdapat dua pasien positif Corona atau covid-19 di Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur dinyatakan selesai isolasi dan sembuh, Senin (28/9/2020).

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau Iswahyudi mengatakan kedua pasien yang dinyatakan sembuh hari ini merupakan pelaku perjalanan dari Jakarta dan Samarinda.

"Tuan ARR (29) atau Berau 208 adalah warga Teluk Bayur pelaku perjalanan dari kota Jakarta dan Nyonya ANP (22) warga Tanjung Redeb merupakan pelaku perjalanan dari kota Samarinda dengan kode Berau 223," jelas Iswahyudi.

Sehari sebelumnya tepatnya Minggu (27/9/2020) Kemarin juga terdapat tiga pasien dinyatakan selesai isolasi dan sembuh.

Baca Juga: Pria di Tulungagung yang Dikenal Sering Membuat Resah, Dikeroyok Warga Hingga Tewas

Baca Juga: Hasil Rapat Pleno, Inilah Nomor Urut Peserta Cabup Cawabup Kutim dalam Pilkada Serentak 2020

Lanjut Iswahyudi mengatakan saat ini kasus Positif covid-19 di Kabupaten Berau Kalimantan Timur berjumlah 272 kasus dan 69 kasus masih menjalani perawatan.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau itu kembali mengingatkan agar kepada seluruh masyarakat Kabupaten Berau meningkatkan kewaspadaan dan menerapkan protokol kesehatan.

Diantaranya tidak melakukan aktifitas di luar rumah jika tidak terlalu penting, selalu memakai masker jika keluar rumah dan jaga jarak dengan siapapun.

Baca Juga: Inilah Para Kepala Daerah di Indonesia Korban Covid-19, Ada dari Kalimantan Timur Sampai Meninggal

Baca Juga: Satu Negara di Asia Tenggara Tidak Ada Penularan Covid-19 dalam Dua Minggu, Simak Cara Atasi Corona

Hindari kerumunan dan aktifitas yang melibatkan orang banyak, makan makanan bergizi dan cuci tangan sesering mungkin.

Terkait dengan perkembangan covid-19 sendiri kata Iswahyudi saat ini masih fluktuatif perkembangannya dimana sebagian besar tambahan adalah pelaku perjalan.

"Dan pelaku perjalanan ini bisa menimbulkan klaster keluarga sehingga itu kita wanti-wanti," imbuhnya.

Sementara untuk jumlah kasus kematian sendiri kata Iswahyudi sudah terdapat empat warga Berau meninggal karena terpapar covid-19 terakhir satu warga Berau meninggal usai menjalani perawatan di Samarinda.

Menular Lebih Mudah dari yang Disangka

Pandemi virus Corona hingga kini masih terus menjangkiti dunia. Berbagai temuan baru tentang covid-19 terus bermunculan.

Termasuk penyebarannya dari satu penderita ke penderita lainnya. Sejak masa awal pandemi covid-19 merebak, satu perdebatan yang kerap muncul adalah kemungkinan Virus Corona menyebar lewat udara atau tidak.

Dalam laporan resmi yang diunggah pada awal Juli lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan Virus Corona memang bisa menyebar melalui udara. Namun, masih banyak pihak yang meragukan kesimpulan tersebut.

 BOCORAN Kapan Pengumuman Prakerja Gelombang 9, Login www.prakerja.go.id, Info Prakerja Gelombang 10

 Lesty Kejora Terharu Dengarkan Kata-kata Paman Billar, Rizky Billar: Cocok dapat Pria Seperti Apa?

 Cek Rekening, BLT BPJS Ketenagakerjaan Cair Hari Ini, Yang Belum Dapat, Coba Cara Ini Pakai Ponsel

 Sisi Menarik Laeli Atik, Pelaku Mutilasi Kalibata City Diungkap, Ibunda Curiga Sang Anak Diperalat

Nah, belum lama ini, laporan WHO yang menyatakan kemungkinan penyebaran Virus Corona lewat udara juga didukung oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat.

Di situs resminya, CDC menyebutkan Virus Corona dapat menyebar melalui tetesan liur (droplet) atau partikel kecil yang diproduksi seseorang saat bernapas. "Virus di udara, termasuk covid-19 paling menular dan mudah menyebar," demikian penjelasan dalam situs CDC.

Sebelum panduan itu diperbarui, CDC menyatakan covid-19 diperkirakan menyebar saat seseorang berada dalam jarak dekat dengan orang lain, sekitar dua meter.

CDC juga menyebut, covid-19 bisa menyebar lewat tetesan pernapasan saat seseorang yang terinfeksi virus berbicara, mengalami batuk atau bersin.

Penjelasan di laman tersebut diperbarui pada Jumat (18/9/2020) lalu. "covid-19 menyebar lewat tetesan pernapasan atau partikel kecil seperti aerosol yang dihasilkan saat seseorang yang terinfeksi virus batuk, bersin, bernyanyi, berbicara atau bernapas."

Partikel tersebut dapat memicu infeksi ketika terhirup oleh hidung, mulut, saluran udara, dan paru-paru. "Ini dianggap sebagai cara utama penyebaran virus," demikian penjelasan yang tertulis.

Laman CDC pun menambahkan, ada bukti tetesan pernapasan dan partikel bisa bertahan di udara dan terhirup orang lain, serta menyebar lebih dari jarak dua meter. "Secara umum, ruangan tertutup tanpa ventilasi yang baik meningkatkan risiko ini."

 Menteri Agama Fachrul Razi Positif Corona, Staf Khusus Beberkan Kondisi Terakhirnya

 Luhut Beber Masa Kritis Virus Corona di Indonesia Tersisa 2 Bulan, Awal Desember 40 Juta Vaksin Tiba

 7 Gejala Baru Virus Corona, Bikin Tim Medis Kebingungan, Pasien Alami Kebingungan Parah

Dengan penjelasan itu, CDC lalu memperbarui pedoman untuk melindungi diri dan orang lain.

Sebelumnya, mereka menyarankan setiap orang agar menjaga jarak fisik sekitar dua meter, mencuci tangan, rutin membersihkan, dan mendisinfeksi permukaan, serta menggunakan masker saat berada di sekitar orang lain.

Saat ini, pembaruan pedoman menyebutkan agar setiap orang menjaga jarak setidaknya dua meter dari orang lain apabila memungkinkan. Lalu, meminta orang untuk memakai masker serta membersihkan dan mendisinfeksi permukaan.

Di samping itu, CDC menambahkan, seseorang harus mengisolasi diri di rumah saat terkena virus, dan menggunakan pembersih udara untuk mengurangi kuman yang ada di dalam ruangan.

Pembaruan pedoman ini mengubah istilah "sebagian orang tanpa gejala 'kemungkinan' bisa menyebarkan virus" menjadi "orang yang terinfeksi tapi tidak menunjukkan gejala 'bisa' menyebarkan virus ke orang lain."

Dalil penyebaran covid-19 lewat udara pun didukung para ahli.

Para ilmuwan mencatat kemungkinan penularan Virus Corona melalui partikel virus di udara.

April lalu, panel ilmiah -kumpulan ahli yang mewakili suatu masalah, menuliskan surat ke Gedung Putih berisi temuan terkait Virus Corona.

Di sana disebutkan covid-19 tidak hanya menyebar dari bersin atau batuk, melainkan juga berbicara dan bernapas.

"Penelitian spesifik untuk Virus Corona saat ini terbatas, namun hasil penelitian yang ada konsisten menyebutkan penyebaran virus berasal dari pernapasan."

Begitu bunyi surat yang ditulis Dr. Harvey Fineberg -mantan dekan Harvard School of Public Health, sekaligus Chair of NAS Standing Committee on Emerging Infectious Diseases and 21st Century Health Threats.

"Saat ini penelitian yang ada mendukung kemungkinan Virus Corona dapat menyebar melalui bioaerosol yang dihasilkan dari pernapasan pasien," demikian bunyi surat tersebut.

Pada bulan Juli, sebanyak 239 ilmuwan menerbitkan surat untuk WHO dan organisasi kesehatan lainnya.

Para ilmuwan mendesak agar WHO dan organisasi kesehatan lain di dunia lebih terbuka tentang kemungkinan orang tertular virus dari tetesan pernapasan yang ada di udara.

"Panduan dari berbagai lembaga internasional dan nasional berfokus pada mencuci tangan, menjaga jarak, dan pencegahan droplet," tulis para ilmuwan.

Surat itu diterbitkan ke dalam jurnal Clinical Infectious Diseases.

Mereka juga menilai, sebagian besar organisasi kesehatan -termasuk WHO, tidak mengakui penularan virus lewat udara, selain pusat kesehatan yang menjalani prosedur untuk menghasilkan aerosol.

"Mencuci tangan dan menjaga jarak memang tepat, tapi menurut pandangan kami, hal itu tidak benar-benar memberikan perlindungan dari tetesan kecil yang dilepaskan ke udara oleh orang yang terinfeksi virus."

Setelah surat itu terbit, WHO merilis laporan yang merinci bagaimana Virus Corona dapat menular dari satu orang ke orang lain.

Termasuk melalui udara saat prosedur medis tertentu dan kemungkinan melalui udara di dalam ruangan.

Salah satu penulis surat, Donald Milton, profesor kesehatan lingkungan di University of Maryland yang mempelajari proses penularan virus mengatakan, pedoman CDC adalah kemajuan besar.

"Saya tergerak melihat CDC memperhatikan dan bergerak dengan sains. Buktinya semakin banyak," tulis Milton dalam email-nya kepada CNN.

 Ramalan Zodiak Selasa 22 September 2020, Cancer Mendadak Pendiam, Taurus Penuh Pesona

 HEBOH KABAR Nunung Srimulat Dilarikan ke RS Gara-gara Positif covid-19, Begini Penjelasan Keluarga

 TEGAS! RESPONS Tak Terduga Roy Marten Soal Gisella Ingin Rujuk, Wanti-wanti Gading Soal Istri Artis

Milton menyinggung temuan studi pracetak yang dirilis pada Agustus lalu sebagai informasi tambahan penting untuk Virus Corona yang berasal dari partikel aerosol yang menyebar lebih dari jarak dua meter.

"Sudah saatnya WHO mengakui kemajuan sains," kata Milton.

(Tribun Kaltim.co/Ikbal Nurkarim)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved