Menyoal Resesi, Kadin Balikpapan Harap Pelaku Usaha Tetap Optimis dan tak Panik
Secara umum, definisi resesi adalah kontraksi atau pertumbuhan negatif Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua kuartal berturut-turut.
Penulis: Heriani AM | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Bayangan resesi makin hari makin kian menghantui.
Ini akibat dampak keberadaan pandemi covid-19 sangat dirasakan hampir seluruh sektor, membuat perekonomian makin melesu.
Secara umum, definisi resesi adalah kontraksi atau pertumbuhan negatif Produk Domestik Bruto (PDB) dalam dua kuartal berturut-turut.
Indonesia sudah mengalami kontraksi PDB pada kuartal II-2020 sebesar -5,32%. Kemungkinan besar kontraksi kembali akan terjadi pada kuartal berikutnya.
Kementerian Keuangan awalnya memperkirakan -1,1% hingga 0,2%.
Terbaru, proyeksi bulan September memperkirakan -1,7% sampai -0,6%, negative teritory pada kuartal III.
Baca Juga:Mendagri Tito Karnavian Sebut Pilkada Serentak 2020 Bisa Jadi Stimulus Pertumbuhan Ekonomi
Baca Juga:Resesi Ekonomi Indonesia akan Terjadi, Disebut Picu Gelombang Besar PHK hingga Daya Beli Menurun
Pertumbuhan ekonomi kuartal III dan IV diproyeksi akan negatif, sehingga tidak menutup untuk terjadinya resesi ekonomi di Indonesia.
Hal ini mendapat tanggapan dari Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Balikpapan Yaser Arafat.
Ia mengimbau masyarakat, khususnya pelaku usaha untuk tidak panik. Dan tetap optimistis.
Ia memandang para pelaku usaha harus mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun itu di tengah wabah yang belum jelas ujungnya.
"Tidak semua sektor berjalan lancar, jadi kita harus pandai menangkap peluang. Yang mengerti kondisi yang dialami, adalah pelaku usaha itu sendiri," sebut Yaser, Selasa (29/8/2020).
Adaptasi adalah salah satu langkah yang harus ditempuh. Keberadaan pandemi yang terus dibayangi resesi, mau tidak mau mesti dihadapi.
Pria yang menyandang gelar Ketua Kadin termuda ini mendorong pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan efesiensi biaya produksi.