Untuk Normalisasi, 3 DAS Ini Jadi Prioritas Penanganan Banjir di Balikpapan, Butuh Dana Rp 1,9 T
Penanggulangan banjir terus menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Balikpapan tiap tahunnya. Kendati pemkot telah melakukan sejumlah upaya penanggulanga
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Penanggulangan banjir terus menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkot Balikpapan tiap tahunnya.
Kendati pemkot telah melakukan sejumlah upaya penanggulangan, namun banjir masih terus terjadi dan mengancam warga Kota Minyak.
Penanganan banjir terus dianggarkan pemerintah hingga ratusan miliar rupiah, meskipun di tengah pandemi harus mengalami refocusing.
Sedangkan banjir merupakan masalah yang masih harus dientaskan Pemerintah Kota Balikpapan setiap tahunnya, namun butuh anggaran dan tenaga lebih untuk bisa menuntaskan permasalahan banjir yang kerap terjadi.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Balikpapan, Agus Budi mengatakan, butuh anggaran triliunan rupiah untuk menangani banjir.
“Kebutuhan banjir kalau mau selesai lebih dari Rp 4 triliun, kalau mau diselesaikan secara keseluruhan,” ujarnya.
Namun, kata Agus Budi, apabila hanya untuk normalisasi 3 Daerah Aliran Sungai (DAS) prioritas yang menyebabkan banjir, seperti di sebagian wilayah DAS Ampal, Klandasan Kecil dan Manggar Kecil, maka membutuhkan dana sekitar Rp 1,9 triliun.
Rinciannya, DAS Ampal membutuhkan Rp 1,6 triliun, DAS Klandasan Kecil Rp 121,5 miliar, kemudian DAS manggar kecil Rp 121 miliar.
Dalam APBD murni 2020, sebenarnya juga telah dialokasikan sebesar Rp 134 miliar untuk penanganan banjir.
Namun kemudian anggaran tersebut terkena refocusing dan tersisa Rp 73 miliar, sedangan dalam APBD Perubahan hanya ditambah Rp 5 miliar saja.
"Karena kondisi covid-19 direfocusing. Jadi total anggaran sampai akhir tahun ada sekira Rp 78 miliar,” ujarnya.
Dijelaskan Agus Budi, anggaran sebesar Rp 73 miliar akan difokuskan untuk penanganan banjir di DAS Ampal.
"DAS Ampal dari Bendungan Wonorejo sampai ke BSB tapi spot-spot yang diperbaiki tidak keseluruhan,” katanya.
Dikarenakan anggaran terbatas, maka anggaran yang ada hanya untuk kegiatan normalisasi maupun pemeliharaan.
“Kegiatan pemeliharaan, seperti pembersihan sendimen, juga pembersihan drainase dan normalisasi. Agar air bisa lancar, itu dulu yang bisa kita lakukan,” katanya.
Sementara itu, tambahan anggaran dari APBD Perubahan senilai Rp 5 miliar akan dikerjasamakan dengan TNI senilai Rp 1 miliar.
“Dalam rangka karya bhakti untuk pembersihan drainase akhir tahun ini, lokasinya lupa saya,” tuturnya.
Terkait penanganan banjir dari Pemerintah Provinsi Kaltim, tahun ini juga berkaitan dengan pengerjaan drainase. Total anggarannya mencapai Rp 20 miliar.
“Di Depsos, drainase Balikpapan Baru nilai proyeknya masing-masing Rp 10 miliar,” ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Balikpapan, Andi Arif Agung mendorong pemkot lebih serius dalam mengatasi persoalan tersebut.
"Jika terjadi hujan cukup deras, dapat mengakibatkan banjir di beberapa kawasan," kata Andi Arif Agung.
Pemerintah Kota, lanjutnya, harus menyiapkan masterplan penanganan banjir yang matang.
Strategi untuk menangani banjir di Kota Minyak pun diperlukan, mulai dari pemetaan kawasan rawan hingga upaya penanggulangan.
Menurutnya, ini bisa menjadi rujukan setiap program dan kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengatasi banjir.
"Berikan juga imbauan kepada masyarakat, melalui para pengurus RT, untuk rutin melakukan kerja bakti membersihkan kawasan lingkungan," ujarnya.
Termasuk pula menertibkan bangunan-bangunan yang berada di pinggir sungai dan drainase, termasuk memperbanyak daerah resapan air.
"Sehingga dapat meminimalisir bencana banjir," ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, Kota Balikpapan tak pernah lepas dari masalah banjir. Jika hujan seharian, maka genangan air banyak bermunculan di sejumlah kawasan.
Dinas Pekerjaan Umum (PU) Balikpapan mulai mengerjakan program penanganan banjir yang masih jadi fokus utama pemerintah.
Meski banyak anggaran terkena refocusing , namun pekerjaan drainase masih dipertimbangkan. Seperti tahun ini, ada lima titik akan dikerjakan.
Kabid Sumber Daya dan Air (SDA) dan Drainase Dinas PU Balikpapan, Rita mengatakan, dua titik banjir di antaranya sudah on progress, yakni di sekitaran Kantor Perwakilan Diraja Malaysia, di Kampung Baru Tengah, Balikpapan Barat, dan pengerjaan drainase tersier di Jalan Sutoyo, Gunung Malang, Balikpapan Tengah.
“Untuk pengerjaan di Barat, untuk menanggulangi banjir yang sering terjadi karena tidak ada pembuangan air langsung ke laut,” tuturnya.
Selain tak ada pembuangan langsung ke laut, saluran lainnya juga berada pada perbatasan rumah permukiman warga sehingga perlu upaya perbaikan.
Jalur yang menghubungkan Jalan Sultan Hasanuddin dan Jalan Letjen Suprapto juga ditutup sementara, untuk memperlancar gerak alat berat dan pemasangan kerangka beton di sepanjang jalur drainase.
Hal yang sama juga sedang dikerjakan di Jalan Mayjen Sutoyo, Gunung Malang. PU tengah mengerjakan drainase tersier.
Baca juga: TERUNGKAP Motif Pelaku Vandalisme di Mushala Darussalam, Sulit Kendalikan Emosi dan Tertekan
Baca juga: VIRAL Pesta Pernikahan Berubah Jadi Duka, Pengantin Wanita Meninggal Satu Jam Sebelum Ijab Kabul
Pasalnya, selama ini genangan air sering kali membanjiri badan jalan, terutama saat intensitas curah hujan tinggi.
Rita mengatakan, ada beberapa faktornya, selain ada peningkatan kapasitas tampungan, bisa juga disebabkan hambatan yang berasal dari sedimentasi atau sampah di saluran air tersebut.
“Jadi DPU melakukan peningkatan kualitas drainase tersier dan penyesuaian dimensi saluran,” katanya.
Selain dua lokasi tersebut, rencananya PU juga sudah memetakan pekerjaan serupa untuk daerah Beller, dan seputaran kawasan Danintel.
Kawasan itu dipilih setelah dipilah untuk menjadi skala prioritas pengerjaan tahun ini. Sebab sebelumnya PU berencana mengerjakan 30 titik banjir. (TribunKaltim.co/Miftah Aulia)