Wartawan Samarinda Diduga Korban Represif Oknum Polisi Saat Liput Demo Omnibus Law, Pengakuan Mereka

Tidak hanya mahasiswa yang menjadi target amukan aparat pasca demo penolakan UU Cipta Kerja di depan kantor DPRD Kaltim, Kamis (8/10/2020) kemarin.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, JINO PRAYUDA KARTONO
Mahasiswa melakukan aksi longmarch dari Islamic Center menuju Kantor DPRD Kaltim, Kamis (8/10/2020). Mereka menuntut pencabutan UU Omnibus Law. TRIBUNKALTIM.CO/JINO PRAYUDI KARTONO 

Kondisi ricuh di depan Polresta Samarinda ini membuat para jurnalis merekam kondisi terkini peristiwa tersebut.

"Tiba-tiba saja ketika merekam video beberapa oknum polisi meneriaki ke arah wartawan. Situasi semakin panas ketika oknum polisi tersebut menuduh teman-teman wartawan membuat “framing” atau memberitakan secara tidak berimbang situasi yang di tempat kejadian," ucap Mangir Titiantoro.

Kemudian Samuel Gading mengaku rambutnya dijambak oleh oknum polisi berpakaian preman. Ia kemudian berteriak dan mengatakan bahwa dirinya wartawan, dan menunjukkan ID Card.

Oknum polisi tersebut langsung melepas jambakan dan pergi kedalam kerumunan. Sementara itu kaki Mangir diinjak oleh sepatu laras oknum Polisi berseragam dan ditahan oleh kepolisian.

Mangir mencoba merekam semua kejadian yang berlangsung saat itu. Samuel kemudian mengatakan bahwa pihak yang merekam video adalah wartawan.

Namun sang polisi meneriaki wartawan tersebut dengan nada kurang menyenangkan. “Memangnya kenapa kalau kau wartawan," ucap Mangir saat meniru ucapan oknum polisi tersebut.

Saat bersamaan, Yuda kemudian tiba-tiba saja ditunjuk oleh salah satu petugas lalu mempertanyakan urusan peliputan. Tak hanya itu dada Yuda juga ditunjuk-tunjuk dan diminta untuk memberitakan hal-hal yang baik saja.

"Kemudian Kanit Jatanras meminta kami untuk bertemu sebelum pulang. Namun Yuda, Samuel, Apriskian dan Mangir memilih pulang. Sementara Faisal dimintai keterangan dan bertahan di Polresta Samarinda," ucap Yuda Almeiro.

Sementara itu Faishal Alwan Yasir menceritakan pengalaman kurang menyenangkan saat kejadian berlangsung. Ia meliput pembubaran mahasiswa di depan Polresta Samarinda Kamis malam.

Baca juga: Satu Anggota DPRD dan Satu Pegawai Dinas Pariwisata Penajam Paser Utara Terkonfirmasi Positif

Baca juga: Jelang GP Le Mans, Muluskan Langkah Quartararo Jadi Juara Dunia MotoGP 2020, Valentino Rossi Tertawa

Ketika membuat rekaman video, Faishal langsung ditanya dengan nada intimidasi. “Saya pers,” kata Faishal sambil menunjukan identitas jurnalisnya.

Kemudian seusai itu, Faishal melanjutkan kerjanya dengan kembali mengambil video dari upaya pembubaran paksa tersebut, Saat itu juga ada oknum kepolisian yang coba mempertanyakan identitas dia.

“Dia (oknum polisi) tanya siapa saya, aku bilang dari pers tapi dia malah tidak percaya, sambil saya perlihatkan dengan jelas identitas tersebut,” ucapnya.

Setelah kejadian itu, satu per satu membubarkan diri, ketika Faishal berdiri di samping motornya dan ingin pulang, salah satu oknum kepolisian menanyakan dirinya mau kemana.

Halaman
123
Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved