Virus Corona di Balikpapan
Dukung Rencana Subsidi Tes Swab di Balikpapan, DPRD Ingatkan Ketersediaan Anggaran
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Balikpapan ( DPRD Balikpapan ) mendukung rencana Pemerintah Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Balikpapan ( DPRD Balikpapan ) mendukung rencana Pemerintah Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur.
Khususnya untuk memberikan subsidi kepada warganya yang melakukan swab test Covid-19 secara mandiri.
Ketua Pansus covid-19 DPRD Kota Balikpapan, Syukri Wahid mengatakan, usulan itu diberikan untuk membantu kesulitan warga di masa pandemi.
Ia pun turut mengapresiasi Pemerintah Pusat yang sudah menurunkan biaya swab menjadi Rp900 ribu sebagai harga maksimal.
Baca Juga: Tahun Ini Pengadilan Negeri Tenggarong Menerima Banyak Perkara Pengajuan Perceraian dari Wanita
Baca Juga: Kecelakaan Maut Daerah Taman Tiga Generasi Balikpapan, 1 Orang Tewas, Diduga Ada yang Tenggak Miras
Baca Juga: Kondisi Fasilitas Umum Dermaga Apung Sambaliung Berau Buruk, Bocor Nyaris Tenggelam di Dasar Sungai
"Tapi memang kita akui tentu tidak semua warga mampu untuk harga segitu,” ujar Syukri Wahid.
Meski begitu, ia mengingatkan agar rencana Walikota tetap harus memperhatikan ketersediaan anggaran yang ada.
Sebab anggaran untuk penanggulangan covid-19 sudah disahkan dalam APBD Perubahan 2020.
Secara prinsip legislatif pun ingin memastikan anggaran yang disetujui itu tepat sasaran, tepat pelaksanaan dan pertanggung jawabannya.
Meskipun anggaran yang disisihkan untuk penanganan Covid-19 di Kota Minyak tergolong standar dibandingkan daerah lain.
Menurut Politisi PKS itu, pihak DPRD siap memberikan persetujuan terhadap pengajuan anggaran Covid-19 yang disampaikan Pemkot Balikpapan.
Baca Juga: Plt Bupati Kukar Chairil Anwar Pimpin Rakor Aparatur, Persiapan Pilkada Kukar Kecamatan Loa Kulu
Baca Juga: Warga Karang Asam Ulu Samarinda Butuh Lampu Penerangan Jalan, Curhatan ke Calon Walikota Andi Harun
Selama hal itu realistis dalam bagian upaya pencegahan dampak Covid-19 yang tepat sasaran dan tidak terjadi kebocoran anggaran.
“Prinsipnya kan kalau bagi kami di DPRD adalah terkait transparansi," tegasnya.
Sementara itu, Syukri pun mengaku saat ini sudah mengantongi seluruh laporan tahap awal penggunaan anggaran penanganan Covid-19.
Di Balikpapan, katanya, termasuk moderat. Pasalnya anggaran Covid-19 mencakup hampir 10 persen dari APBD.
"Kalau daerah lain ada yang sampai Rp500 miliar,” sebutnya.
Walikota Rizal Effendi Pertimbangkan Pemberian Subsidi
Sejumlah laboratorium di Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur telah menerapkan tarif harga PCR atau swab test sebesar Rp 900 ribu.
Disampaikan oleh Walikota Balikpapan Rizal Effendi selaku Ketua Satgas covid-19 mengatakan, pihaknya menyambut baik keputusan pemerintah pusat.
Namun begitu, harga maksimal tersebut dinilai sejumlah masyarakat masih terlalu tinggi untuk masyarakat kelas menengah ke bawah.
Sehingga pemkot pun tengah mempertimbangkan rencana pemberian subsidi bagi warga yang melaksanakan swab test mandiri.
Baca Juga: Tarif Tertinggi RT-PCR Rp 900 Ribu, Jubir Satgas Covid-19 Kaltara Agust Suwandy Angkat Bicara
Baca Juga: Hari Ini Demo Mahasiswa di Balikpapan Ricuh, Tuntut Pagar Duri Dibuka dan Tolak UU Cipta Kerja
"Pasti ada hitungan yang sudah dibuat sampai keluar angka segitu. Tapi saya tahu yang jelas belum semua mampu bayar dengan angka segitu,” ujarnya.
Sementara itu, menanggapi berbagai usulan terkait subsidi biaya sebab dari pemerintah kota, Rizal mengaku masih harus mempertimbangkannya.
Sebab anggaran untuk penanggulangan covid-19 sudah disahkan di APBD Perubahan 2020. Ini diketok sebelum pemerintah menurunkan biaya swab.
Sehingga, saat itu belum ada pembahasan terkait rencana pemberian subsidi biaya swab bagi masyarakat, karena harganya masih tinggi.
“Memang ada daerah lain saya dengar yang memberikan subsidi terhadap biaya swab mandiri menjadi Rp200 ribu," sebutnya.
"Tapi Kalau kita belum ada rencana mensubsidi tes swab bagi masyarakat. Kita lihat dulu kemampuan anggarannya,” tuturnya.
Menurutnya, hal ini tetap harus melalui mekanisme pembahasan bersama pihak DPRD Kota Balikpapan dan menyesuaikan ketersediaan anggaran di daerah.
Mengingat cukup banyak anggaran yang direfocusing untuk menangani dampak dari virus asal Wuhan, China itu.
“Kita carikan solusi agar kelompok menengah ke bawah bisa juga tes swab yang ramah di kantong. Jadi mereka, diharapkan tetap dapat melakukan tes swab ini,” tambahnya.
Tak Ada yang Kebal covid-19
Sementara itu Juru Bicara Satgas Penanganan covid-19 Wiku Adisasmito mengaku prihatin terkait masih ada anggota masyarakat yang tidak percaya terhadap bahaya covid-19.
Menurut Wiku, masyarakat harus membuka mata terhadap situasi saat ini yakni di seluruh belahan dunia merasakan akibat dari pandemi ini.
Hal itu disampaikan Wiku saat keterangan pers Perkembangan Penanganan covid-19 melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (1/10/2020).
"Kita bisa melihat di TV, mendengar radio, dan membaca dari internet, bahwa kasusnya meningkat di dunia. Ini bukan hoax, ini kenyataan, tak ada yang kebal dari penyakit ini," kata Wiku.
Wiku pun meminta masyarakat agar memahami kondisi yang terjadi saat ini. Tentunya, saling mengingatkan dalam menerapkan protokol kesehatan.
Ia juga menilai, peran gotong royong masyarakat sangat diperlukan dalam situasi saat ini.
Baca Juga: UPDATE Virus Corona di Samarinda, Rapid Test 100 Relawan Lebih, Sasar yang di Garda Terdepan
Baca Juga: Cara Bikin Tubuh Tetap Bugar Selama WFH Kala Pandemi Corona ala Lembaga Anti Doping Indonesia
Baca Juga: Kegunaan Pakai Masker, Mahfud MD Ingatkan untuk Tidak Diserang dan Pindahkan Corona ke Orang Lain
"Maka dari itu mohon untukmemahami kondisinya, menjalankan protkokol kesehatan, karena kesukesan kita bersama adalah meyakinkan seluruh masyarakat agar betul-betul sadar tentang bahaya ini," ucap Wiku.
"Kalau kita lawa bersama, seluruh dunia, bukan hanya Indonesia saja, maka penyakit ini akan bisa kita tangani dengan baik," tambahnya.
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, sebanyak 17 persen responden meyakini bahwa mereka tidak mungkin dan sangat tidak mungkin tertular covid-19.
Hal ini berdasarkan survei BPS terhadap 90.967 responden di Indonesia pada 7-14 September 2020.
"Dari survei masih kelihatan bahwa 17 persen itu mengatakan mereka tak mungkin atau sangat tak mungkin tertular covid-19," kata Suhariyanto, Senin (28/9/2020).
"Saya pikir angka 17 persen ini persentase yang lumayan tinggi ya," tambahnya.
(TribunKaltim.co/Miftah Aulia)