Kisah Dua Pemuda Asal Kaltim Dapat Penghargaan Pemuda Pelopor Nasional, Majukan Warga Tingkat RT

Penghargaan tersebut diberikan kepada pemuda yang memiliki inisiatif dan inovasi dalam membuat sebuah perubahan di daerahnya masing-masing

TRIBUNKALTIM.CO/HO
Rahmad Azazi Rhomantoro dan Sulthan Nur Hidayatullah berfoto bersama dengan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi usai mendapatkan Pemuda Pelopor Nasional beberapa waktu lalu. TRIBUNKALTIM.CO/HO 

Ia pun memilih beberapa pemukiman warga sebagai contoh untuk pengembangan potensi sosial yang ada.

Salah satunya adalah kawasan Kampung Phinisi yang yang dikembangkan oleh organisasi tersebut.

Perjalanan organisasi tersebut tidaklah berjalan mulus.

Awalnya ia lulus kuliah tahun 2017. Ia pun memiliki semangat untuk merubah kota di tingkat RT. Seketika kembali ke Balikpapan ia tidak memiliki relasi sama sekali.

Ia pun mencoba mengontak kawan semasa kuliah untuk mencari relasi. Hingga ia menemukan enam orang yang memiliki satu pemahaman terkait visi yang dimiliki oleh Sulthan.

"Karena masih baru di Balikpapan. Saya mencoba mengontak beberapa kawan kuliah yang ada di Balikpapan," ucapnya.

Sementara itu Rahmad Azazi Rhomantoro merupakan pencetus Sanggar Seni Perintis (Sasentis) dan Tirtonegoro Foundation.

Kecintaannya terhadap seni sudah mendarah dagin baginya.

Hanya saja ia melihat bagaimana caranya agar generasi muda ini kembali bergairah mencintai kesenian lokal khususnya di kawasan Marginal.

Sehingga pada tahun 2014 dia pun membuat Sasentis di Griya Budaya.

Baca Juga: AFCEB Gelar Aksi Donor Darah dan Donasi Sembako, Bertajuk Bakti Pemuda Setetes Darah untuk Negeri

Baca Juga: Besok Hari Sumpah Pemuda ke 92, Ini Kata Dandim 0913/PPU Letkol Inf Dharmawan

Baca Juga: Momen Sumpah Pemuda di Balikpapan, Pemkot Beri Penghargaan Sosok yang Berprestasi

Menarik anak muda mencintai seni tidaklah mudah. Stigma seni tidak memiliki masa depan cerah menjadi tantangan baginya dalam mengenalkan kesenian tradisional.

Tidak hanya berfokus mengenalkan kesenian melalui Sanggar Seni saja, ia pun membuat sebuah organisasi yaitu Tirtonegoro Foundation.

Organisasi ini bertujuan untuk menciptakan pusat pendidikan berbasis literasi, karakter dan moral agama.

"Selain itu untuk mendorong para anggota menumbuhkan nilai-nilai kebudayaan, menjadi pusat pembekalan kecakapan hidup, dan bertanggung jawab sosial," tuturnya.

(TribunKaltim.Co/Jino Prayudi Kartono)

Sumber: Tribun Kaltim
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved