Breaking News

Virus Corona

Profesor Mantan Penderita Covid-19, Sarankan Orang yang Positif Corona Sering Nonton Video Lucu

Hal itu ia lakukan saat melewati pekan-pekan menjalani pengobatan dan isolasi ketika terkena covid-19

Freepik.com
ILUSTRASI - Mantan Penderita Covid-19, Sarankan Orang yang Positif Corona Sering Nonton Video Lucu 

TRIBUNKALTIM.CO - Salah seorang mantan penderita covid-19 memberikan tips bagaimana terbebas dari virus yang tengah jadi pendemi ini.

Salah satunya ia menyarankan pasien agar sering tersenyum dan menonton video lucu.

Hal itu ia lakukan saat melewati pekan-pekan menjalani pengobatan dan isolasi ketika terkena covid-19  

Professor ekonomi di IPMI International Business School Roy Sembel yang juga merupakan penyintas Covid-19 menyarankan agar pasien yang masih berjuang menghadapi covid-19 lebih sering menonton video-video lucu dan tersenyum.

Roy menyampaikan hal itu karena dua hal tersebut banyak membantunya melewati masa sulit saat menderita covid-19.

Tidak hanya itu ia juga menyarankan agar para pasien juga terus yakin bahwa kondisinya akan lebih baik.

Baca juga: Tegas,Pemerintah Belgia Pecat Guru Tunjukkan Kartun Nabi Muhammad, Beda dari Presiden Prancis Macron

Baca juga: Masa Sanggah Tak Lolos CPNS 2019 Hanya 3 Hari! Ini Cara Mengajukan Sanggahan, Login sscn.bkn.go.id

Baca juga: Video Air Laut Genangi Jalan di Kota Izmir Usai Gempa M7 Guncang Turki, Terdeteksi 277 Gempa Susulan

Ia juga menyarankan agar para pasien tetap mengkonsumsi makanan sehat dan banyak minum air putih.

Roy juga menyarankan para pasien tetap produktif untuk mengisi waktu dan menghindari kebosanan selama diisolasi.

Hal itu diungkapkan Roy dalam acara Bincang-Bincang Sabtu Pagi Penyintas Covid-19 yang digelar Lentera Talenta Indonesia secara virtual pada Sabtu (31/10/2020).

"Baca cerita yang lucu-lucu, nonton video yang lucu, sambil bernyanyi gembira, punya mindset yang tetap gigih dan bertumbuh. Sering-sering senyum katanya sering senyum bisa meningkatkan daya tahan tubuh," kata Roy.

Sedangkan bagi mereka yang belum terpapar covid-19 ia menyarankan agar masyarakat tetap mempraktikkan gaya hidup sehat.

Roy juga berpesan agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan dan 3M yakni Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan.

"Lesson learnednya kalau kata dokter kan lebih baik mencegah daripada mengobati. Jadi mempraktikkan gaya hidup sehat. Selalu laksanakan protokol kesehatanmya, jangan lupa pakai masker, lakukan social physical distance, cuci tangan, menghindari kegiatan di luar yang tidak perlu," ujar Roy.

Roy yang ketika itu berada di New York untuk menjenguk cucunya yang baru lahir mengungkapkan ia dinyatakan positif covid 19 pada 5 April 2020 dan baru dirawat di rumah sakit di sana pada 7 April 2020 karena membludaknya pasien.

Sejumlah gejala yang dialaminya ketika itu antara lain demam dan batuk darah.

Selama menjalani perawatan di sana ia dirawat satu kamar bersama pasien Covid-19 lainnya yang kondisinya lebih parah karena sudah menggunakan ventilator.

Selama dirawat di sana ia mengaku hanya mendapatkan vitamin, makanan bergizi, dan antibiotik untuk mengobati batuk berdarahnya akibat Covid-19 mengingat saat itu baru awal pandemi menyerang Amerika Serikat.

Namun yang membuatnya terkesan di sana adalah dokter dan suster di sana tetap bersikap ramah dan lebih banyak mengajaknya bercanda.

Ia pun baru diperbolehkan menjalani isolasi mandiri di apartemen anaknya pada 11 April 2020 dan baru dinyatakan negatif setelah uji usap pada 29 April.

"Waktu di rumah sakit kayaknya dokter dan suster di sana kayaknya ditraining untuk ramah akhirnya kita banyak bercandanya sambil ketawa-ketawa," imbuh Roy.

Sebagaimana diketahui selain melakukan penanganan terhadap pasien positif covid-19 baik dengan gejala atau tanpa gejala, Pemerintah lewat Satgas Covid-19 saat ini terus menggencarkan kampanye penyuluhan 3M yakni memakai masker, rajin mencuci tangan, dan selalu menjaga jarak.

Kampanye 3M ini terus menerus disosialisasikan supaya masyarakat tidak lupa bahwa penyebaran Covid-19 banyak datang dari pergerakan manusia.

Oleh karena itu, pelaksanaan 3M harus dijalankan secara ketat.

Baca juga: Satgas Covid-19 Sebut Vaksin Corona Harus Teruji Keamanan dan Mutu, Dengan Izin BPOM

Baca juga: Update MotoGP 2020, Kondisi Valentino Rossi Usai Positif Covid-19, The Doctor Ditimpa Masalah Baru

WHO Ungkap Orang Muda yang Sehat tak Akan Dapat Vaksin Covid-19, Tunggu Sampai Waktu Ini

Pandemi virus Corona kini masih terus terjadi di seluruh belahan dunia.

Sejumlah penelitian telah dilakukan utuk menemukan vaksin covid-19.

Beberapa negara hampir menuntaskan pembuatan vaksin dan siap disuntikan ke masyarakat.  

Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO ) mengungkapkan orang muda yang sehat tidak akan mendapat vaksin Virus Corona (Covid-19) hingga 2022.

Kepala Ilmuwan WHO Soumya Swaminathan mengatakan, vaksinasi akan diprioritaskan kepada kelompok berisiko tertinggi, dan orang tua.

Selain itu juga para petugas kesehatan, yang berada di garda terdepan berperang melawan Covid-19.

"Anak muda yang sehat mungkin harus menunggu sampai 2022 untuk mendapat vaksin," ujar Swaminathan seperti dilansir Reuters, Kamis (15/10/2020).

"Kebanyakan orang setuju, vaksinasi itu dimulai dengan petugas kesehatan, dan pekerja garis depan, tetapi bahkan di sana, Anda perlu menentukan mana dari mereka yang berisiko tertinggi, dan kemudian orang tua, dan sebagainya," kata Swaminathan.

 

WHO juga menegaskan, membiarkan infeksi menyebar dengan harapan mencapai "herd immunity" tidak etis dan akan menyebabkan kematian yang tidak perlu.

Karena itu WHO mendesak perlunya penerapan protokol kesehatan yang ketat yakni mencuci tangan, jarak sosial, memakai masker dan menghindari kerumunan orang - untuk mengendalikan penyebaran virus.

"Orang-orang berbicara tentang herd immunity. Kita hanya harus membicarakannya dalam konteks vaksin," kata Swaminathan.

"Anda perlu memvaksinasi setidaknya 70% orang ... untuk benar-benar memutus mata rantai penyebarannya."

Apalagi WHO mengingatkan, puluhan vaksin masih dalam uji klinis dan harapan untuk inokulasi awal tahun ini. Sehingga Swaminathan menegaskan vaksinasi massal tidak mungkin cepat.

Dua kandidat vaksin dari Johnson &Johnson dan uji coba AstraZeneca di AS, dihentikan sementara karena masalah keselamatan.

Karena itu WHO kembali mengingatkan disiplin menjalankan protokol kesehatan di tengah kekhawatiran akan naiknya kasus kematian bersamaan lonjakan kasus.

Kasus baru mencapai 100.000 setiap hari di Eropa. Hampir 20.000 infeksi dilaporkan di Inggris, sementara Italia, Swiss, dan Rusia berada di antara negara-negara dengan rekor jumlah kasus.

Baca juga: KINI, Lee Min Ho Punya YouTube Pribadi, Video Pertama, Jejak Karier Aktor The King: Eternal Monarch

Baca juga: Habib Bahar Tersangka, Kuasa Hukum Sebut Dikriminalisasi, Korban Sudah Cabut Laporan, Reaksi Polda

Baca juga: Kata Ivan Gunawan soal Foto Prewedding, PROFIL Calon Istri Igun, Bella Aprilia, Deretan Prestasinya

Sementara kasus kematian secara global telah turun menjadi sekitar 5.000 per hari dari puncak April lalu melebihi 7.500.

 Swaminathan mengatakan, kini beban kasus meningkat di unit perawatan intensif.

"Kita seharusnya tidak berpuas diri bahwa angka kematian turun."

Lebih dari 38 juta orang telah dilaporkan terinfeksi secara global dan 1,1 juta telah meninggal.

(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profesor Ekonomi Penyintas Covid-19 Sarankan Pasien yang Masih Berjuang Sering Tonton Video Lucu , https://www.tribunnews.com/nasional/2020/10/31/profesor-ekonomi-penyintas-covid-19-sarankan-pasien-yang-masih-berjuang-sering-tonton-video-lucu?page=all.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul WHO: Orang Muda yang Sehat tak Akan Dapat Vaksin Covid-19 Hingga 2022

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved