Presiden Prancis Emmanuel Macron Maklumi Kemarahan Umat Islam, Tetap Pastikan 2 Hal di Negaranya
Emmanuel Macron juga menyebut ada kesalahpahaman dari pemimpin-pemimpin dari negara mayoritas Islam.
Menanggapi hal itu, Jokowi beranggapan "nilai kebebasan berpendapat" yang dijunjung Macron justru menyakiti perasaan umat Islam dalam hal ini.
"Kebebasan berekspresi yang mencederai kehormatan, kesucian, dan kesakralan nilai-nilai simbol agama sama sekali tidak bisa dibenarkan dan harus dihentikan," ucap Jokowi.
Dikutip dari BBC.com, diketahui kejadian bermula saat pemenggalan seorang guru sejarah SMA di Paris, Samuel Paty, yang menunjukkan karikatir Nabi Muhammad kepada murid-muridnya terkait kebebasan berpendapat.
Pascatewasnya Paty, Presiden Macron menyatakan sikap negara tidak akan mengkritik tindakan guru sejarah tersebut.
Ia menilai tindakan Paty sebagai perwujudan "wajah Republik" dan untuk melindungi nilai sekularisme di negara tersebut.
Diketahui nilai sekularisme negara ini menjadi bagian dari identitas nasional Prancis, berdasarkan moto pascarevolusi liberty, equality, fraternity.
Baca juga: Anies Raih Penghargaan Nomor 1 Dunia Soal Transportasi Jakarta, Fadjroel Klaim Ada Jasa Jokowi-Ahok
Baca juga: Video Viral, Kronologi Pengeroyokan Anggota TNI oleh Anggota Klub Moge, Kapolres Tidak Tinggal Diam
Baca juga: Kabar Gembira, Ada PLN Gratis di November, Login www.stimulus.pln.co.id /WhatsApp, Langsung Berhasil
Lihat videonya mulai menit 1.30: