Prancis dan Turki Saling 'Serang', Macron Berkelit, Erdogan Tunjukan Sikap Perang ke Sekutu NATO

Prancis dan Turki saling 'serang', Emmanuel Macron terus berkelit, Recep Tayyip Erdogan dituding miliki sikap berperang.

AHMAD AL-RUBAYE / AFP
Guru di Belgia dipecat setelah tunjukkan kartun Nabi Muhammad, mengikuti ulah guru Perancis. Foto: Demonstran Irak membawa poster selama demonstrasi melawan Presiden Perancis Emmanuel Macron dan istri di depan kedutaan besar Prancis di Baghdad pada 26 Oktober 2020. Seruan untuk memboikot barang-barang Prancis berkembang di dunia Arab dan sekitarnya, setelah Presiden Emmanuel Macron mengkritik kaum Islamis dan bersumpah untuk tidak menyerah terkait kartun menggambarkan Nabi Muhammad SAW. Komentar Macron muncul sebagai tanggapan atas pemenggalan kepala seorang guru, Samuel Paty, di luar sekolahnya di pinggiran kota di luar Paris awal bulan ini, setelah dia menunjukkan kartun Nabi Muhammad selama kelas yang dia pimpin tentang kebebasan berbicara. 

Macron menuding Presiden Turki Erdogan memiliki sikap "berperang" terhadap sekutu NATO.

NATO (The North Atlantic Treaty Organizatio) atau Organisasi Perjanjian Atlantik Utara, juga disebut Aliansi Atlantik Utara, adalah aliansi militer antar pemerintah antara 30 negara Amerika Utara dan Eropa, berdiri 4 April 1949.

Seperti diberitakan AFP, kantor berita berpusat di Prancis, Macron juga mengutuk seruan yang "tidak dapat diterima" untuk boikot produk Prancis.

"Kami mengecam "distorsi" oleh para pemimpin politik atas kartun (Nabi) Muhammad," ujar Macron seperti dikutip dari AFP.

Seperti diketahui, Presiden Erdogan mengaku bergabung dengan sejumlah negara untuk boikot barang-barang Prancis.

"Jangan pernah memberikan kredit pada barang-barang berlabel Prancis, jangan membelinya," ujar Erdogan.

Selain itu, Presiden Erdogan juga menyatakan bahwa Emmanuel Macron membutuhkan "pemeriksaan mental".

Barang-barang Prancis telah ditarik dari rak supermarket di Qatar dan Kuwait, di antara negara-negara Teluk lainnya, sedangkan di Suriah orang-orang telah membakar gambar Macron dan bendera Prancis telah dibakar di ibu kota Libya, Tripoli.

Presiden Perancis Emmanuel Macron (kiri) bersama dengan Ibu Negara, Brigitte Macron.
Presiden Perancis Emmanuel Macron (kiri) bersama dengan Ibu Negara, Brigitte Macron. ((AFP / GEOFFROY VAN DER HASSELT))

Cuitan Presiden Macron

Presiden Prancis Emmanuel Macron menulis status khusus untuk mengklarifikasi pernyataan sebelumnya yang dinilai disalahartikan.

Macron menulis statusnya di akun twitter tidak hanya dalam bahasa Inggris dan Prancis, tetapi juga dalam bahasa Arab.

Menurut Presiden Macron, yang ia lawan dan perangi itu terorisme yang mengatasnamakan agama, bukan agama Islam itu sendiri.

"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin mengklarifikasi yang berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri," ujar Macron dalam tulisan Arab yang telah diterjemahkan google ke dalam bahasa Indonesia, Minggu (1/11/2020) dini hari WIB.

Menurut Macron, terorisme di negaranya telah merenggut lebih dari 300 warga Prancis.

Selain itu, Emmanuel Macron juga membantah tudingan yang menyebut dirinya mendukung karikatur menghina Nabi Muhammad SAW yang dimuat di majalah Charlie Hebdo.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved