Angkutan Bus ke Pelosok Wilayah Kalimantan Timur Masih Diminati
Peminat penumpang transportasi darat yang menuju daerah pelosok daerah Kalimantan Timur, masih lumayan banyak ketimbang bus AKAP
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Peminat penumpang transportasi darat yang menuju daerah pelosok daerah Kalimantan Timur, masih lumayan banyak ketimbang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).
Selain itu, bus Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) yang lumayan sepi penumpang sebelum hingga akhirnya terjadinya pandemi Covid-19 atau Virus Corona.
Tak hanya jalur darat sebetulnya, moda transportasi sungai juga tersedia tepat di dermaga yang terletak di seberang Terminal Bus Tipe B Sungai Kunjang, Kota Samarinda yang terletak di Jalan Untung Suropati, Karang Asam Ulu, Kecamatan Sungai Kunjang.
Baca Juga: Di Balikpapan, Tarif Angkutan Udara, Daging Ayam & Bawang Merah Penyumbang Deflasi September 2020
Baca Juga: Jadi Angkutan Ikonik Era 80-an, Disporapar dan PHRI Dukung Penuh Taxi Kayu Reborn, Dongkrak Wisata
Baca Juga: Pandemi Covid-19 di Balikpapan, Sempat Turun 70 Persen, Pengguna Angkutan Umum Mulai Kembali Normal
Meski begitu angkutan umum darat masih menjadi pilihan banyak masyarakat.
Waktu tempuh menjadi alasan masyarakat yang bermukim di perkampungan daerah pelosok Kaltim yang sedang berkembang ini. Apalagi bagi masyarakat yang berdagang di kawasan pelosok itu.
"Untuk bus pedalaman itu ada dari Damri dan dua Perusahaan Otobus (PO) swasta. PO swasta ke Melak, Kubar ada 9 tapi saat ini yang aktif hanya 2. Sedangkan yang melayani rute trayek Kota Bangun ada 18," jelas Operator Satuan Pelayanan (Satpel) Terminal Bus Tipe B Sungai Kunjang, Eko Novianto, Kamis (5/11/2020) hari ini.
Ditambahkan Eko Novianto, rata-rata setiap keberangkatan bus trayek ke wilayah pelosok membawa penumpang 10 hingga 15 penumpang bersama dengan muatan barang.
"Perjalanan ditempuh dalam waktu 6 sampai 9 jam. Kalau alasan penumpang itu, karena jika menumpang kapal, mereka harus menunggu keberangkatan yang belum tentu berangkat pada hari itu juga" ucapnya.
Diberitakan sebelumnya, terminal yang sempat tidak beroperasi di awal pandemi Covid-19 atau Virus Corona ini, tentunya mempertimbangkan peningkatan pelayanan pada bus trayek ke wilayah pelosok, itu juga yang menjadi alasan Terminal Tipe B Sungai Kunjang harus tetap beroperasi.
"Karena setiap hari keberangkatan pasti ada. Rata-rata penumpang itu adalah pedagang, yang berbelanja di Samarinda," sebutnya Eko Novianti.
Salah seorang penumpang tujuan Kubar, Jeslin Pahan (32) yang datang ke Samarinda tiga hari lalu bersama suaminya, mengaku jadwal yang berada di dermaga belum tentu ada serta tidak langsung berangkat, ia harus berburu dengan waktu.
Diakuinya, datangnya ia ke Samarinda tentu untuk berbelanja barang dagangan yang nantinya akan di jual belikan dikawasan Barong Tongkok, Kubar.
"Belanja sembako, bahan pokok untuk dijual lagi, kadang naik kapal. Terkadang naik bus. Hanya saja jalannya harus diperbaiki lagi," harap Jeslin.
Baca Juga: Angkutan Online di Kota Tarakan Wajib Uji Kir, Kendaraan Pribadi Disarankan
Baca Juga: Operasi Zebra Mahakam 2020, Lakukan Pemasangan Stiker Ajakan Pakai Masker pada Angkutan Umum
Baca Juga: Pemkot Balikpapan Pasang Stiker Imbauan Protokol Kesehatan di Angkutan Umum, Ini Tujuannya
Ketika melewati jalur darat, Jeslin menilai masih terdapat jalan rusak di beberapa poros yang menyulitkan pengemudi bus.
Selain berbelanja, ia juga mengunjungi kolega yang bekerja di kota Samarinda.
"Sudah biasa bolak-balik, kalau diminta memilih bus atau kapal. Relatif saja, kalau barang belanjaan banyak terkadang saya titip di pengiriman jalur ekspedisi sungai, lalu saya naik bus," tandasnya.
(TribunKaltim.Co/ Mohammad Fairoussaniy)