NASIB Trump Andai Kalah & Ogah Tinggalkan Gedung Putih, Terkuak Opsi Langkah Joe Biden Tak Main-main

Ada banyak kemungkinan yang bisa terjadi dalam Pemilihan Presiden Amerika Serikat atau Pilpres AS 2020 ini.

Editor: Doan Pardede
AFP/MANDEL NGAN AND JIM WATSON
Joe Biden Vs Donald Trump. 

Sebelumnya diberitakan Warta Kota, Pilpres di Amerika Serikat berbeda dengan Pilpres di Indonesia.

Meski sama-sama melakukan pemungutan suara, namun di AS menggunakan sistem Electoral College atau Dewan Elektoral untuk menentukan siapa pemenang dalam Pilpres tersebut, bukan suara rakyat atau publik (popular vote).

Setiap empat tahun, mengutip Kompas.com, orang-orang yang duduk di Dewan Elektoral adalah yang sebenarnya menentukan siapa presiden dan wakil presiden baru AS.

Nah, berikut adalah penjelasan apa itu Electoral College dan mengapa jadi kunci kemenangan di pilpres AS.

Ketika orang-orang Amerika pergi ke TPS, mereka sebenarnya memilih sekelompok pejabat yang akan menduduki Electoral College.

Kata "college" di sini bermakna sekelompok orang dengan tugas bersama.

Orang-orang ini disebut electors, dan tugasnya adalah memilih presiden serta wakil presiden.

Pertemuan Dewan Elektoral dilakukan 4 tahun sekali, beberapa minggu setelah hari pemilihan.

Bagaimana cara kerja Electoral College?

Dilansir dari BBC pada Rabu (28/10/2020), setiap negara bagian secara kasar punya jumlah electors sesuai jumlah penduduknya.

Semakin banyak penduduknya, maka elector-nya semakin banyak.

Masing-masing dari 50 negara bagian AS ditambah Washington DC memiliki jumlah electoral votes yang sama dengan jumlah anggotanya di DPR ditambah dua Senator mereka.

California memiliki jumlah electors terbanyak yaitu 55, sedangkan negara-negara bagian yang berpenduduk sedikit seperti Wyoming, Alaska, dan North Dakota (serta Washington DC sebagai ibu kota) minimal punya 3, sehingga total ada 538 electors.

Setiap elector mewakili jatah satu electoral vote, dan capres harus meraup minimal 270 electoral votes untuk melenggang ke Gedung Putih.

Biasanya negara bagian memberikan semua suara Dewan Elektoral untuk capres yang memenangkan suara dari popular votes.

Misalnya jika seorang capres menang 50,1 persen suara di Texas, dia akan mendapat semua dari 38 electoral votes di negara bagian itu.

Oleh karena itu capres bisa menjadi presiden AS dengan memenangkan sejumlah negara bagian krusial, meski memiliki suara publik yang lebih sedikit dari seluruh negeri.

Pengecualian

Hanya negara bagian Maine dan Nebraska yang menggunakan metode "distrik kongresional".

Artinya, satu elector dipilih di setiap distrik kongresional berdasarkan pilihan rakyat, sedangkan dua electors lainnya dipilih berdasarkan pilihan terbanyak rakyat di seluruh negara bagian.

Inilah sebabnya mengapa para capres menargetkan negara bagian tertentu, daripada mencoba memenangkan sebanyak mungkin suara publik di seluruh penjuru negeri.

Adakah capres yang kalah popular vote tapi menang pilpres?

Ada dua dari lima pilpres terakhir yang dimenangkan oleh capres dengan suara publik lebih rendah dibandingkan lawannya.

Terbaru, pada 2016 Donald Trump kalah hampir 3 juta suara publik dari Hillary Clinton tapi berhak menduduki kursi nomor 1 di Gedung Putih karena menang mayoritas di Electoral College.

Sebelumnya pada 2000 George W Bush juga menang di Electoral College dengan 271 suara, meski Al Gore dari Partai Demokrat unggul lebih dari 500.000 suara di popular votes.

Mundur lebih jauh ke belakang, ada tiga presiden lain yang menang pilpres walau kalah di popular votes yaitu John Quincy Adams, Rutherford B Hayes, dan Benjamin Harrison.

Semuanya pada abad ke-19.

Mengapa AS pakai sistem ini?

Ketika konstitusi AS dibuat pada 1787, pemungutan suara secara nasional untuk memilih presiden tidak mungkin dilakukan karena saking luasnya negara dan sulitnya komunikasi.

Pada saat bersamaan, ada sejumlah dukungan bagi anggota parlemen di Washington DC untuk memilih presiden.

Para perumus undang-undang kemudian membentuk lembaga pemilihan, dan tiap negara bagian memilih para electors-nya.

Negara-negara bagian kecil mendukung sistem ini karena membuat mereka jadi punya lebih banyak suara untuk memilih presiden, ketimbang hanya mengandalkan popular votes.

Electoral College juga didukung di selatan yang mayoritas populasinya saat itu adalah budak.

Meski para budak tidak punya hak suara, mereka dihitung dalam sensus AS sebagai tiga perlima orang.

Apakah electors harus memilih capres yang menang popular vote?

Di beberapa negara bagian, elector dapat memilih capres mana pun yang mereka sukai terlepas dari siapa yang didukung para pemilih.

Namun dalam praktiknya, para electors hampir selalu memilih capres yang memenangkan suara terbanyak di negara bagian mereka.

Jika seorang elector memberikan suara yang berlawanan dengan capres yang menang di negara bagian itu, mereka disebut "tidak setia".

Pada 2016 contohnya, ada 7 suara yang begitu tapi tidak signifikan memengaruhi hasil akhir pilpres.

Bagaimana jika tidak ada kandidat yang mendapat suara mayoritas?

DPR AS yang akan memilih presiden.

Ini hanya terjadi sekali ketika pada 1824 empat capres sama kuat di electoral votes, tak ada yang mayoritas.

Akan tetapi dengan sistem dua partai yang diusung AS saat ini, kemungkinan serupa sangat kecil peluangnya untuk terulang. (ABC Australia)

Simak hasil sementara Pilpres AS live

Satu di antaranya data yang live update hasil Pilpres Amerika 2020 disajikan di laman NyTimes.com dan juga TimesofIndia.

Di mana Joe Biden meraup 227 untuk perolehan sementara Pilpres Amerika berbanding 213 milik Donald Trump, pantau via link live pemilihan presiden Amerika.

Penghitungan suara masih terus berlanjut.

Menurut Anda, di Pilpres Amerika 2020 kali ini Trump Vs Biden who will win ?

Cek live update selengkapnya di link live pemilihan presiden Amerika 2020 kali ini di link berikut:

Berikut link real time penghitungan hasil Pilpres Amerika Serikat 2020 untuk memantau Us Voting Result arau hasil pemilihan presiden Amerika hari ini secara real time:

Link live 1 via MSN klik di SINI

Link live 2 via USA Today  klik di SINI

Link live 3 via Time  klik di SINI

Link live 4 via Guardian  klik di SINI

Link live 5 via New York Times  klik di SINI

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Update Pilpres AS: Termakan Desas-desus, Pendukung Trump "Serbu" Gedung Penghitungan Suara" dan  di tribunpontianak.co.id dengan judul LIVE Update Hasil Pilpres Amerika 2020, Perolehan Suara Trump Vs Biden Kini Cuma Selisih 1,5 Persen! dan Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa yang Terjadi jika Trump Menolak Kekalahan di Pilpres AS?"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved