Andai Akhirnya Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin Gabung Partai Masyumi, Begini Sikap Ketua KE KAMI
Partai Masyumi telah resmi kembali aktif pasca dideklarasikan di aula Masjid Furqon, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Komite Eksekutif (KE) Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Ahmad Yani mengatakan, Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo tidak akan gabung dengan Partai Masyumi yang baru saja aktif kembali.
Hal itu berdasarkan pernyataan Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo kepada Yani.
Seperti diketahui, Partai Masyumi telah resmi kembali aktif pasca dideklarasikan di aula Masjid Furqon, Jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat, Sabtu (7/11/2020).
Ketua Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Partai Islam Ideologis (BPU-PPII) A. Cholil Ridwan memimpin jalannya deklarasi Partai Masyumi.
Baca juga: PKS Tidak Merasa Tersaingi dengan Kehadiran Partai Masyumi, Ini Penjelasan Hidayat Nur Wahid
Baca juga: Deklarasi Partai Masyumi via Zoom, Amien Rais Hadir, Daftar Nama Calon Majelis Syuro Masyumi Reborn
Baca juga: Deklarasi Partai Masyumi Hari Ini, Siapa Saja Tokoh Masyumi Reborn? Ada Beberapa Petinggi KAMI
Baca juga: Daftar 6 Tokoh yang Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional, Gatot Nurmantyo Dapat Bintang Mahaputra
Adapun calon-calon Majelis Syuro Partai Masyumi di antaranya adalah mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, mantan Menteri Kehutanan Malam Sambat Kaban, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain, Budayawan Ridwan Saidi hingga Kiai Abdul Rosyid Syafei.
"Tidak, dipastikan Pak Din, Pak Din juga sudah mengatakan tidak (gabung Partai Masyumi) dan Pak Gatot juga tidak," kata Yani saat dihubungi Tribunnews, Senin (9/11/2020).
Namun, Yani tidak mengetahui apakah ke depannya Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo tetap tidak akan bergabung atau justru akan berjuang bersama di Partai Masyumi.
Jika keduanya bergabung, Yani beranggapan hal itu merupakan sikap individu, tidak mewakili KAMI.
"Untuk sementara, tapi kita tidak tahu nanti kemudian. Saya memastikan gerakan KAMI tidak akan terlibat dalam partai, tidak hanya Masyumi seluruh partai lain, juga ormas," ujarnya.
Lebih lanjut, Yani mengakui beberapa dari deklarator KAMI memang bergabung dengan Partai Masyumi.
Baca juga: UPDATE! BUKAN GISELLA, Sosok Inilah yang Laporkan Video Asusila Mirip Gisel ke Polisi, Link Diburu
Baca juga: UPDATE Video Mirip Gisel! Pakar Ungkap Hal Janggal Soal Respons Gisella, 1 Bagian Ini Dirasa Ganjil
Namun, Yani tidak menyebut rinci siapa saja anggota KAMI yang gabung dengan Partai Masyumi.
"Dari hampir 200 orang deklarator KAMI, yang di Masyumi tidak sampai 0, sekian persennya," ujarnya.
Partai Masyumi Reborn Dinilai Perlu Tokoh Besar untuk Menjadi Magnet Pemilih

Sejumlah tokoh mendirikan kembali Partai Masyumi.
Partai tersebut merupakan partai lama yang sempat dibubarkan oleh Presiden Soekarno.
Baca juga: UPDATE! Link Video Mirip Gisel Full Kini Diburu, 2 Medsos Ini Jadi Lokasi Pencarian, Satunya Twitter
Baca juga: DIBURU! Link Video Jessica Iskandar Ramai di Twitter, Warganet Heboh Seperti Trending Gisel
Pengamat Politik dari Indonesian Public Institute Karyono Wibowo mengatakan bahwa para pendiri Masyumi sekarang (reborn) harus bisa mengemas ulang Partai Masyumi.
Pengemasan ulang partai disesuai dengan keadaan sekarang.
"Perlu dikemas ulang, disesuaikan dengan dinamika politik yang terjadi sekrang ini," kata dia kepada Tribunnews.com, Minggu (8/11/2020).
Menurut dia kejayaan Masyumi pada masa lalu, belum tentu bisa dibawa pada masa sekarang ini.
Oleh karena itu perlu adanya rebranding partai.
"Membawa brand Masyumi dengan harapan mendapatkan dukungan para simpatisan Masyumi khsususnya umat Islam, tapi masa kejayaan masa lalu belum tentu terjadi sekarang karena situasinya berbeda," kata dia.
Perjuangan partai Masyumi menurut Karyono cukup berat untuk dapat lolos ke Parlemen.
Apabila menyasar pemilih muslim, Partai Masyumi harus bersaing dengan partai-partai yang sudah lebih dulu hadir. Mulai dari PKB, PKS, PAN, dan lainnya.
"Partai Masyumi akan memperbutkan ceruk pasar yang sama dengan partai-partai yang sudah established, jadi sangat berat," kata dia.
Belum lagi kata Karyono, peta pemilih sejak 1955 sampai 2019, mayoritas pemilih partai partai nasionalis merupakan pemilih muslim, karena inheren dengan mayoritas warga Indonesia yang beragama Islam.
Mulai dari PDIP, Golkar, Gerindra, Demokrat, dan lainnya yang mayoritas pemilihnya adalah pemilih muslim.
"jadi partai Masyumi harus bekerja keras, belum lagi apabila PT (parlementary treshold) nya dinaikan jadi 4 persen, akan sangat berat," kata dia.
Karyono mengatakan agar dapat bertahan dan bersaing dengan partai-partai politik lainnya, Partai Masyumi harus memiliki tokoh yang dapat menjadi magnet pemilih.
Tokoh tokoh yang ada sekarang menurut dia, belum bisa menjadi magnet pemilih.
"Kuncinya partai Masyumi harus memiliki tokoh yang bisa menjadi magnet pemilih, sehingga partai ini tidak hanya menjadi partai pelengkap penderita saja," pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ahmad Yani: Din Syamsuddin dan Gatot Nurmantyo Tak Akan Gabung dengan Partai Masyumi , Partai Masyumi Reborn Dinilai Perlu Tokoh Besar untuk Menjadi Magnet Pemilih, dan Partai Masyumi Reborn Dideklarasikan, PBB : Mereka Itu Berseberangan Sama Yusril Ihza Mahendra