Kemiringan Tak Ideal, Simpang Muara Rapak Balikpapan Telan Korban Tiap Tahun
Rencana proyek pembangunan flyover atau jembatan layang Muara Rapak, Balikpapan terus ditindaklanjuti
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Samir Paturusi
lihat foto
TRIBUNKALTIM.CO,BALIKPAPAN- Rencana proyek pembangunan flyover atau jembatan layang Muara Rapak, Balikpapan terus ditindaklanjuti.
Gagasan lama yang telah muncul sejak 2010 lalu, dianggap penting sebab kawasan tersebut rawan menelan korban kecelakaan.
Salah satu faktornya adalah tinggal kemiringan yang tak ideal. Dimana simpang Muara Rapak memiliki kemiringan 10 persen.
Baca Juga: GAWAT, Kasus Baru Positif Covid-19 di Balikpapan Capai 25 Orang, Seorang Pasien Meninggal Dunia
Baca Juga: Hari Ayah Nasional, Inilah Sosok Hot Daddy Balikpapan, Ganteng, Sukses, Tatoan dan Sayang Anak
Baca Juga: Tingkat Kesembuhan dan Angka Kematian Akibat Covid-19 di Balikpapan Menurun
Itu cukup tinggi padahal tingkat kemiringan jalan, maksimal berada di prosentase 6 sampai 7 persen saja.
"Ini sangat tidak ideal, maka itu wajar butuh dibangun flyover," ujar Kepala Dinas Perhubungan Balikpapan, Sudirman Djayaleksana.
Dari data yang dimiliki Dinas Perhubungan, kecelakaan kerap melibatkan kendaraan besar dari luar wilayah Balikpapan.
Sejumlah kendaraan itu, biasanya mengangkut pasokan material maupun bahan sembako. Muatan ini cukup besar dan berat.
Simpang lima Muara Rapak, lanjut Sudirman, hampir setiap tahunnya memakan korban.
Simpang Muara Rapak, juga menjadi simpang paling rawan di Balikpapan. Berdasarkan data, tahun 2012 sampai 2013 menjadi tahun yang paling fatal.
"Memang paling rawan. Tingkat kecelakaannya hampir tiap tahun ada. Cuma yang fatal ada di 2012 sampai 2013, ada 3 korban meninggal," urainya.
Baca Juga: Ketersediaan Komoditas Daging Ayam di Balikpapan Aman, Sampai Saat Perayaan Tahun Baru
Baca Juga: Anggaran Pembebasan Lahan Flyover Rapak Balikpapan Tunggu Revisi DED dan Dinilai akan Lebih Murah
