Tahukah Anda Mengapa Pesawat Menghindari Terbang di Atas Pegunungan Himalaya? Ini Alasan Lengkapnya

Tahukah Anda mengapa Pesawat menghindari terbang di Atas pegunungan Himalaya? Ini alasan lengkapnya

Editor: Nur Pratama
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay
Pegunungan Himalaya 

TRIBUNKALTIM.CO - Tahukah Anda mengapa Pesawat menghindari terbang di Atas pegunungan Himalaya? Ini alasan lengkapnya

Banyak dari kalian mungkin mengira bahwa seluruh wilayah di bumi pernah dilintasi pesawat.

Namun, ternyata masih ada beberapa kawasan yang sangat jarang dilintasi pesawat seperti Arktik, Antartika, dan Himalaya.

Bukannya pesawat terbang tidak pernah terbang di atas area ini, namun untuk alasan keamanan, mereka umumnya memilih untuk tidak melakukannya.

Kali ini, kita akan melihat mengapa pesawat menghindari terbang di atas Himalaya.

Melansir laman Simple Flying, Rabu (18/11/2020), secara teknis banyak pesawat modern dapat terbang melintasi Himalaya.

Tapi itu adalah wilayah yang sangat luas, panjangnya lebih dari 2.300 kilometer dengan ketinggian rata-rata lebih dari 6.000 meter.

Puncak tertinggi adalah Everest, dengan ketinggian 8.848 meter, yang berarti maskapai penerbangan komersial tidak dapat terbang di bawah tingkat penerbangan FL310 di sekitarnya.

Fakta itu segera mengesampingkan banyak jenis pesawat modern pada penerbangan jarak jauh, seperti Boeing 777-300.

Baca Juga : UPDATE! Terungkap Sosok yang Bisa Tersangka Baru Kasus Video Syur Mirip Gisel 19 Detik dan Perannya

Baca Juga : Kabar Gembira! Tak Cuma Prakerja Via www.prakerja login, Daftar Bansos Rencananya Diperpanjang 2021

Baca Juga : Nikita Mirzani Syok Usai Nonton Pertama Kali Video Syur Milik Gisel, Isi WA ke Mama Gempi Bocor

Baca Juga : Di ILC Tadi Malam, Lantang! Haikal Hasan Sebut Pihak Lawan Dapat Amunisi Serang Habib Rizieq Shihab

Baca Juga : Login www.prakerja.go.id Gangguan, Hubungi Call Center Prakerja Terbaru, Jadwal Gelombang 12 Dibuka

Himalaya juga termasuk dalam wilayah perbatasan yang sensitif secara politik.

China sangat membatasi akses pesawat komersial di atas Tibet, umumnya hanya mengizinkan maskapai penerbangan China untuk terbang melewati wilayah tersebut.

Baik militer China maupun India melakukan latihan ekstensif di dalam dan sekitar Himalaya, dan mungkin ada lalu lintas militer yang cukup besar di daerah tersebut.

Kendala lain adalah kurangnya medan datar, yang berarti peluang untuk pendaratan darurat sangat sedikit dan jarang.

Hanya ada dua bandara yang layak di wilayah tersebut, Lhasa dan Kathmandu.

Bandara Gonggar Lhasa memiliki landasan pacu 4.000 meter, dan Bandara Internasional Tribhuvan Kathmandu memiliki landasan pacu 3.350 meter.

Ini bukan berarti pesawat komersial tidak pernah terbang di atas Himalaya.

Beberapa pesawat pernah melakukannya, terutama maskapai penerbangan China.

Biasanya ada sejumlah penerbangan domestik di Nepal yang menuju ke pegunungan Himalaya.

Selain itu, terdapat beberapa rute internasional jarak pendek, seperti antara Kathmandu dan Xian, Lhasa, dan Chengdu.

Himalaya menghadirkan tantangan keamanan bagi pesawat terbang

Dari sudut pandang permintaan murni, Himalaya terletak di bagian dunia yang umumnya tidak memiliki banyak lalu lintas penerbangan.

Penerbangan antar kota di Asia dan Eropa biasanya terbang ke utara atau selatan Himalaya hanya karena lebih pendek.

Dalam hal penerbangan jalur utara-selatan, tidak banyak rute antar kota yang harus terbang di atas Himalaya.

Letak geografi di Himalaya menghadirkan banyak tantangan keselamatan bagi pesawat terbang.

Misal pesawat sedang berada di tingkat penerbangan FL340 dengan aman di atas gunung tertinggi di Himalaya dan mengalami peristiwa dekompresi.

Saat masker oksigen turun, maka pesawat harus turun ke ketinggian 10.000 kaki dengan cepat.

Jika tidak, pasokan oksigen akan habis.

Kendati demikian, turun ke ketinggian 10.000 kaki bukanlah pilihan di atas Himalaya.

Tidak adanya bandara yang tersedia di wilayah sekitar membuat pendaratan darurat semakin memperumit masalah.

Masalah turbulensi dan kemungkinan pembekuan bahan bakar

Masalah keamanan selanjutnya adalah jumlah turbulensi udara bersih di sekitar Himalaya.

Turbulensi udara yang jernih sulit terdeteksi radar, sehingga sulit bagi pilot untuk melihatnya.

Pegunungan yang tinggi merupakan tempat lahirnya turbulensi udara yang jernih.

Maka dari itu pesawat menghindari terbang di atas pegunungan Himalaya.

Menurut Administrasi Penerbangan Federal, turbulensi udara yang jernih adalah penyebab nomor satu cedera penumpang dan awak dalam kecelakaan non-fatal.

Lalu ada masalah terkait pembekuan bahan bakar.

Semakin tinggi kamu terbang, semakin dingin kondisinya.

Bahan bakar pesawat bisa membeku pada -47 derajat celcius dan itu kemugnkinan terjadi jika pesawat terbang di atas Himalaya.

Biasanya, pesawat akan turun ke ketinggian yang lebih rendah (dan lebih hangat) untuk menghindari masalah tersebut.

Jelas, jika melintasi pegunungan Himalaya, ini bukanlah pilihan.

(TribunTravel.com/Muhammad Yurokha M)

Artikel ini telah tayang di TribunTravel.com dengan judul : Pesawat Menghindari Terbang di Atas Pegunungan Himalaya, Mengapa?

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved