Tegas di Reuni 212, Eks Panglima TNI Bela Habib Rizieq, Bos KAMI Soroti Hukum Tebang Pilih Indonesia

Tegas di reuni 212, Eks Panglima TNI bela Habib Rizieq Shihab, Bos KAMI soroti hukum tebang pilih di Indonesia

Editor: Rafan Arif Dwinanto
Kolase Tribun Kaltim
Habib Rizieq Shihab dan Gatot Nurmantyo 

Suasana di Petamburan III masih dijaga ketat oleh laskar. Pihak-pihak yang tak berkepentingan dilarang berada di lokasi.

Baca juga: Terjawab di Reuni 212, Akhirnya Habib Rizieq Mengaku Sedang Isolasi Mandiri, Bicara dari Studio Beda

Revolusi Ahlak

Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab menegaskan Revolusi Ahlak yang digaungkannya bukan merupakan bentuk pemberontakan untuk menjatuhkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Saya sampaikan soal revolusi ini, jangan ada yang berpikir Revolusi Ahlak itu pemberontakan, tidak betul," ujar Habib Rizieq dalam acara Reuni 212 bertema Dialog Nasional 100 Ulama dan Tokoh secara virtual, Jakarta, Rabu (2/12/2020).

Menurutnya, dirinya dan para habib di Indonesia telah didik oleh guru-guru terdahulu, tidak boleh melakukan pemberontakan terhadap pemerintahan yang sah.

Kalau sudah diterima masyarakat melalui Pemilu, kata Habib Rizieq, suka atau tidak suka, adil atau tidak adil maka harus tetap menghormati pemerintahan.

"Tapi kita harus bersikap objektif, kebijakan yang dikeluarkan bagus, yang baik harus kita apresiasi, kita terima dan jalankan bersama. Kebijakan-kebijakan yang membahayakan keselamatan bangsa dan negara, kebijakan yang menindas rakyat wajib kita kritisi," kata Habib Rizieq.

"Mengkritik pemerintahan yang sah itu bukan makar, mengkritik pemerintahan yang sah itu bukan pemberontakan. Ini yang perlu saya jelaskan, kita ahli sunah wal jamaah, ini negeri dakwah di mana kita mengajak orang untuk berbuat baik, termasuk para penguasa dan pemerintah ayo kita berbuat baik," sambung Habib Rizieq.

Habib Rizieq menyebut pemberontakan dapat saja dilakukan jika pemerintah melakukan pembantaian kepada para ulama, habaib, maupun umat muslim.

Namun, pemerintahan saat ini dinilai tidak melakukan hal tersebut dan akhirnya tidak pantas melakukan pemberontakan.

"Tidak boleh kita melakukan pemberontakan, kecuali dalam konteks para habaib, ulama, umat Islam dibantai terjadi pembunuhan itu dalam konteks bela diri, dalam hukum agama dan hukum international itu dibenarkan, semoga itu tidak terjadi di NKRI," papar Habib Rizieq.

Baca juga: Di ILC Bahas Edhy Prabowo, Sudjiwo Tedjo Blak-Blakan, Pemimpin Tamak Berjodoh dengan Rakyat Rakus

"Jadi jangan digambarkan Revolusi Ahlak itu revolusi berdarah, revolusi makar, revolusi pemberontakan, revolusi menjatuhkan pemerintahan yang sah, tidak," kata Habib Rizieq.

Untuk terwujudnya Revolusi Ahlak, kata Habib Rizieq, semua komponen bangsa harus bersama-sama terlibat untuk berdialog dan membuka diri, tanpa saling menyalahkan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 3 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved