Pilkada Balikpapan
LIVE Hasil Quick Count Pilkada Balikpapan 2020, Streaming Kompas TV, Metro TV, iNews
Pantau siaran langsung (live) hasil quick count atau hitung cepat Pilkada Balikpapan 2020 via Live Streaming Kompas TV, Metro TV, dan iNews
TRIBUNKALTIM.CO - Pantau siaran langsung (live) hasil quick count atau hitung cepat Pilkada Balikpapan 2020 via Live Streaming Kompas TV, Metro TV, dan iNews.
Untuk diketahui, Pilkada Balikpapan 2020 merupakan pertarungan kolom kosong (kolom sebelah kiri) melawan pasangan calon Rahmad Masud - Thohari Aziz (kolom sebelah kanan).
Siapakah pemenang Pilkada Balikpapan 2020 ?
Cek melalui link di bawah ini:
Selain Pilkada Balikpapan 2020, link streaming di atas juga menyajikan laporan quick count atau hitung cepat Pilkada Serentak 2020 di sejumlah daerah.
Di antaranya Pilkada Solo, Pilkada Medan, Pilkada Tangsel, hingga Pilkada Makassar.
Baca juga: Usai Nyoblos di Kampung Baru, Rahmad Masud Optimistis Menang Pilkada Balikpapan
Baca juga: H-1 Pilkada Balikpapan, Calon Wakil Walikota Balikpapan Thohari Aziz Rajin Berdoa dan Wirid
Baca juga: Tidak Ada Peningkatan Pindah Domisili Penduduk Jelang Pilkada Balikpapan
Baca juga: Pilkada Balikpapan, KPU Beberkan Regulasi Jika Kolom Kosong Menang dalam Pemilihan
Pilkada Serentak 2020 digelar hari ini di 270 daerah.
Ada 9 di antaranya pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur, 37 pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota serta 224 pemilihan Bupati dan Wakil Bupati.
Kompas TV, Metro TV, dan iNews menyiarkan secara langsung hasil quick count atau hitung cepat Pilkada Serentak 2020 dari beberapa daerah di antaranya Pilkada Balikpapan, Pilkada Surabaya, Pilkada Solo, Pilkada Medan, Pilkada Sumbar, dan Pilkada Makassar.
Apa itu quick count?
Peneliti Founding Fathers House (FFH) Dian Permata menjelaskan, quick count sebenarnya adalah alih bahasa penyederhanaan dari metode parallel vote tabulations (PVT).
"Dalam konteks pemilu di Indonesia, quick count adalah metode hitung cepat dengan mengambil tempat pemungutan suara (TPS) sebagai sampel. Basis respondennya adalah formulir C1 plano, alias hasil perhitungan suara di TPS yang menjadi sampel,” papar Dian dilansir Kompas.com.
Adapun exit poll, lanjut Dian, menggunakan pemilih yang selesai menggunakan hak pilih di bilik suara sebagai basis responden, sekalipun tetap sampelnya adalah TPS.
"Jadi, di exit poll, peneliti memilih secara random pemilih yang keluar dari bilik suara, sudah selesai memilih, satu laki-laki dan satu perempuan, yang disodori sejumlah pertanyaan seperti ‘Puas dengan pemilu?’, lalu ditanya lagi ‘Siapa yang tadi dipilih?’. Begitu," tutur Dian.
Nah, kalau bicara hitung cepat dan perhitungan hasil pemilu, ada satu lagi istilah yang sering terdengar, yaitu real count.
"Kalau real count, itu basis respondennya betul-betul adalah angka dari C1 plano yang sudah dikumpulkan di tingkat nasional. Harus 100 persen C1 plano telah terkumpul secara nasional, bukan lagi sampel," ungkap Dian.
Cara perhitungan ini, imbuh Dian, sama sekali berbeda dengan quick count dan exit poll.
Baca juga: UPDATE Hasil Hitung Cepat Pilkada Solo 2020 Versi Voxpol, Suara Masuk 2,5%, Gibran Unggul 75 Persen
Baca juga: HASIL Quick Count atau Hitung Cepat KPU Sirekap Pilkada Serentak 2020 di Semua Daerah, Cek di Sini!
Baca juga: LIVE Quick Count Pilkada 2020 Kompas TV, Hitung Cepat Pilkada Serentak Solo, Medan, Surabaya, dll
Baca juga: CARA Cepat Lihat Quick Count Hasil Pilkada 2020 di Seluruh Indonesia Via Login Sirekap, Ada Makassar
Dian menegaskan, baik quick count maupun exit poll memiliki akar ilmu yang sama, yaitu statistika.
Di luar perbedaan dalam definisi dan basis responden, teknik penarikan sampel (sampling) kedua cara itu ya ibarat satu guru, satu ilmu.
Misal, ujar Dian, untuk konteks Pemilu 2019, ada sekitar 810.000 TPS dan 80 daerah pemilihan (dapil).
Maka, sampel yang ditarik harus dihitung sehingga diyakini mewakili jumlah dan sebaran jumlah TPS dan dapil tersebut.
Urutan operasionalisasinya, sebut Dian, dimulai dari sampling, baru mengumpulkan data berdasarkan basis responden sesuai cara hitung cepat yang dipakai.
“(Sampling), katakanlah kedua cara menggunakan sampel 6.000 TPS, harus diyakini dan dipastikan oleh peneliti jumlah TPS itu adalah representasi dari 80 dapil,” tegas Dian.
Barulah setelah itu muncul sejumlah perbedaan dalam praktik di lapangan.
Quick count mendata angka yang didapat dari C1 dari TPS yang menjadi sampel, sementara exit poll mendata pendapat dari satu responden lelaki dan satu responden perempuan dari TPS sampel.
Level keyakinan dan margin of error Faktor berikutnya yang mempengaruhi hasil hitung cepat memakai quick count dan exit poll adalah tingkat kepercayaan (level of confidence) dan rentang angka penyimpangan (margin of error).
“Angka-angka itu tergantung masing-masing lembaga penyelanggara hitung cepat,” kata Dian.
Tingkat kepercayaan yang lazim untuk quick count dan exit poll, sebut Dian, adalah 95 persen dan 99 persen.
Ini pula pembeda hitung cepat dengan beragam survei lain yang pilihan level of confidencenya bisa 90 persen, 95 persen, atau 99 persen.
Baca juga: KRONOLOGI Seribuan Calon Petugas di Pilkada Balikpapan Reaktif Rapid Test, 700-an Lanjut Swab Test
Baca juga: VIRAL! Ustadz Dasad Latif Protes Fotonya Dipasang Terkait Pilkada Balikpapan, Ancam Lapor Polisi
Baca juga: Rahmad Masud Dapat Dukungan Pengusaha Tambang untuk Pilkada Balikpapan, 1500 Karyawan Mendukung
Baca juga: Hadir Dalam Lima Dimensi Kehidupan, Rahmad-Thohari Sampaikan 9 Visi dan Misi di Pilkada Balikpapan
Dalam konteks Pemilu 2019, Dian menghitung bila sampel yang dipakai 6.000 TPS dan level of confidence 95 persen maka margin of error-nya di kisaran 1,27 persen.
“Itu ada hitungan matematikanya,” ujar Dian.
Nilai margin of error ini adalah rentang kesalahan yang mungkin terjadi.
Artinya, kata Dian, nilai yang didapat bisa bertambah sampai dengan angka margin itu, atau malah sebaliknya berkurang hingga sebanyak margin of error itu. (*)