Akhirnya Bareskrim Beber Rekonstruksi Tewasnya Laskar Khusus FPI Belum Final, Alasan Komjen Listyo
Akhirnya Bareskrim beber rekonstruksi tewasnya laskar khusus FPI belum final, alasan Komjen Listyo Sigit Prabowo
TRIBUNKALTIM.CO - Akhirnya Bareskrim beber rekonstruksi tewasnya laskar khusus FPI belum final, alasan Komjen Listyo Sigit Prabowo.
Kegiatan rekonstruksi tewasnya 6 pengawal Imam Besar Front Pembela Islam ( FPI) yang digelar Bareskrim Polri menuai pro dan kontra.
Beberapa pihak menilai rekontruksi tewasnya 6 laskar khusus FPI banyak kejanggalan.
Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo pun menuturkan rekonstruksi yang sudah digelar tersebut belum final.
Kabareskrim Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjawab keraguan masyarakat terkait rekonstruksi 6 orang laskar FPI yang ditembak mati di jalan Tol Jakarta-Cikampek, Karawang pada Senin 7 Desember 2020 lalu.
Menurut Listyo, rekonstruksi merupakan bagian dari proses penyidikan yang dilakukan oleh Polri.
Baca juga: Lengkap, Kebijakan Pemerintah Soal Liburan Tahun Baru, Luhut Beri Perintah ke Anies, WFH 75 Persen
Baca juga: Kabar Mengejutkan, ILC Malam Ini Terakhir Tayang, Karni Ilyas Ucap Perpisahaan, Penyebab Terkuak
Baca juga: Jadwal Liga Italia, Juventus dan Inter Milan Dapat Lawan Berat, Peluang AC Milan Perlebar Jarak!
Baca juga: KATALOG PROMO Burger King Selasa 15 Desember 2020, Milo Float Rp 7.273 , Ayam dan Nasi Rp 15.000
Sebaliknya, rekonstruksi yang digelar pada Senin 14 Desember 2020 dini hari, masih belum final.
"Rekonstruksi yang kita lakukan tadi malam adalah bagian dari proses penyidikan yang dilakukan oleh Bareskrim Polri.
Artinya rekonstruksi yang dilakukan belum merupakan hasil final," kata Listyo di Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (15/12/2020).
Lebih lanjut, Listyo Sigit Prabowo menjelaskan maksud terkait proses rekonstruksi yang belum final dalam kasus bentrokan FPI -Polri yang berujung maut 6 orang laskar pengawal Rizieq Shihab.
"Artinya begini, rekonstruksi adalah bagian dari penyidikan tentunya terhadap temuan-temuan baru kami akan selalu menerima apabila itu memang berhubungan langsung apakah itu temuan-temuan di lapangan apakah itu saksi yang mengetahui langsung tentunya akan kami akomodir.
Karena ini bagian dari profesionalisme. Ini untuk menjawab terkait banyaknya pertanyaan tentang rekonstruksi," jelasnya.
Dengan kata lain, Listyo Sigit Prabowo menyampaikan adanya kemungkinan proses rekonstruksi lanjutan yang digelar penyidik Polri.
"Apabila ada temuan-temuan baru terkait dengan tambahan-tambahan keterangan informasi saksi maupun bukti-bukti yang lain tentunya tidak menutup kemungkinan bisa dilanjutkan dengan proses rekonstruksi lanjutan," tuturnya.
Di sisi lain, ia menyampaikan hal tersebut sebagai bentuk komitmen Polri untuk tetap menjaga profesionalisme dan transparansi dalam rekonstruksi kasus tersebut.
"Perlu saya tekankan bahwa dalam rekonstruksi yang tadi malam yang kita lakukan.
Kami selalu berusaha untuk profesional transparan dan objektif dengan selalu melibatkan rekan-rekan media, rekan-rekan dari pengawas eksternal," pungkasnya.
Baca juga: Kesaksian Mengejutkan Titi DJ Soal Masa Lalu Judika Dibongkar di Indonesian Idol Aduh Dekil
Refly Harun Sorot Jumlah Peluru
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun mempertanyakan dua versi yang beredar terkait penembakan enam laskar Front Pembela Islam ( FPI).
Hal itu ia sampaikan dalam tayangan di kanal YouTube Refly Harun, Senin (14/12/2020).
Diketahui enam simpatisan Pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab tewas ditembak setelah diduga mengancam aparat dengan senjata api dan senjata tajam pada Senin (7/12/2020) lalu.
Polisi kemudian menyebut tindakan tegas terukur itu sebagai pembelaan diri karena mendapat ancaman.
Refly Harun menilai ada kejanggalan dalam kedua versi yang beredar, baik dari pihak FPI maupun polisi.
"Persoalan sesungguhnya mengenai fenomena aneh, fenomena janggal terhadap tewasnya enam laskar FPI," singgung Refly Harun.
Ia mengungkap ada versi yang menyebutkan ditemukan lebih dari satu luka akibat peluru.
Menurut dia, versi ini didapat berhasil autopsi para korban penembakan.
Jika versi tersebut benar, Refly Harun menyimpulkan setidaknya polisi meletuskan 24 tembakan.
"Banyak sekali yang beredar versinya, salah satunya adalah ketika tubuh laskar tersebut ditandai dengan lubang-lubang peluru yang lebih dari satu," papar Refly.
"Ada yang mengatakan empat. Makanya saya katakan, kalau empat dan ada enam korban, empat kali enam, 24 tembakan," jelas pakar hukum tersebut.
Baca juga: Lengkap, Kebijakan Pemerintah Soal Liburan Tahun Baru, Luhut Beri Perintah ke Anies, WFH 75 Persen
Di sisi lain polisi menyebut aparat yang bertugas saat itu diancam menggunakan senjata api dan senjata tajam.
Pihak FPI kemudian membantah telah membekali para simpatisannya dengan senjata, bahkan senjata api.
"Sementara versi polisi mengatakan sudah dilepaskan tiga tembakan dari laskar FPI, yang dibantah oleh Sekjen FPI Munarman bahwa tidak benar mereka memiliki senjata api," singgung Refly Harun.
Menurut dia, kedua versi perlu dibuktikan kebenarannya masing-masing.
Ia mendorong dibentuk tim independen untuk menyelidiki insiden tersebut.
Diketahui Komnas HAM turut terlibat dalam penyelidikan kasus penembakan laskar FPI.
Baca juga: TERBARU Katalog Promo Hypermart Selasa 15 Desember 2020, Beli 1 Gratis 1, Susu & Pampers Anak Murah
Refly Harun berharap lembaga ini dapat bersikap independen untuk mengusut kasus tersebut.
"Kedua versi inilah yang sebenarnya dibutuhkan rekonsiliasi, dibutuhkan pengujian mana versi yang bisa dipercaya dengan pembentukan tim independen," jelas Refly Harun.
"Memang ada Komnas HAM, tapi mudah-mudahan Komnas HAM bisa bekerja secara independen," tambahnya.
(*)
Artikel ini telah tayang dengan judul Kabareskrim Sebut Rekonstruksi Penembakan 6 Laskar FPI Masih Belum Final, https://www.tribunnews.com/metropolitan/2020/12/15/kabareskrim-sebut-rekonstruksi-penembakan-6-laskar-fpi-masih-belum-final.