Tinjau Simulasi Tatap Muka di SDN 001, Walikota Soroti Penggunaan Masker Scuba dan Jadwal Kepulangan

Walikota Balikpapan Rizal Effendi kembali memantau simulasi pembelajaran tatap muka di tiga sekolah dasar (SD) yang ada di Kota Minyak. Sejumlah cat

TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO
Walikota Balikpapan Rizal Effendi kembali memantau simulasi pembelajaran tatap muka di tiga Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kota Minyak. TRIBUNKALTIM.CO/DWI ARDIANTO 

TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Walikota Balikpapan Rizal Effendi kembali memantau simulasi pembelajaran tatap muka di tiga sekolah dasar (SD) yang ada di Kota Minyak.

Sejumlah catatan rupanya masih diberikan Rizal Effendi.

Walikota Balikpapan dua periode itu menyoroti penggunaan masker.

"Masih banyak yang menggunakan masker scuba, ada juga yang tidak punya cadangan dan hand sanitizer," katanya, Rabu (16/12/2020).

Rizal Effendi menambahkan edukasi mengenai 3 M, menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan harus benar-benar diperhatikan.

Pasalnya, penerapan 3 M dalam menjalankan protokol kesehatan tak mudah diterapkan bagi anak-anak Sekolah Dasar.

Selain itu, Rizal Effendi juga menyoroti jadwal kepulangan peserta didik.

Menurutnya, perlu ada interval atau jeda kepulangan 2-5 menit untuk mengantisipasi timbulnya kerumunan.

"Hasil evaluasi terakhir adalah kepulangan anak-anak sekolah, sebaiknya diberi jeda agar tak bersamaan," tuturnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SDN 001 Balikpapan Kota, Windu Gunawan menjelaskan mekanisme kepulangan peserta didik.

Menurutnya, semua sudah diatur.

Untuk mengantisipasi adanya kerumunan ia memberi kesempatan anak muridnya membawa handphone.

Alat komunikasi ini akan digunakan untuk mengetahui apakah sang murid sudah dijemput oleh orangtuanya atau belum.

Apabila sudah dijemput maka orangtua akan menelpon anaknya.

Namun, ketika belum maka peserta didik tidak diperenankan untuk keluar dari ruang kelas.

"Jadi kalau sudah ditelpon baru boleh keluar. Insya Allah ini tidak akan menimbulkan kerumunan. Semua sudah kita atur dan siapkan semuanya," kata Windu.

Adapun enam daftar periksa telah dipatuhi sekolah, yakni, ketersediaan sanitasi, kebersihan toilet, cuci tangan dengan sabun dan disinfektan, kemudian mampu mengakses fasilitas layanan kesehatan. 

Kesiapan sekolah menerapkan wajib masker.

Memiliki thermogun, dan memiliki pemetaan warga satuan pendidikan yang komorbid, tidak memiliki riwayat terkait covid-19.

Syarat terakhir adalah sekolah mendapat persetujuan komite sekolah atau perwakilan orangtua dalam perizinan sekolah tatap muka.

"Dari syarat daftar periksa kami sudah penuhi semua. Yang jelas guru akan fokus di kelas sampai nanti pulang," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, kasus covid-19 terus melonjak di Kota Balikpapan.

Selain tenaga kesehatan (nakes), tujuh guru tingkat SD dan SMP ikut terpapar covid-19.

Bahkan tujuh orang guru tersebut saat ini sedang menjalani isolasi.

Dengan terpaparnya tujuh guru tersebut, Walikota Balikpapan Rizal Effendi akan mengevaluasi rencana untuk menentukan sekolah tatap muka bisa buka atau tidak.

Kasus terkonfirmasi positif covid-19 di Kota Balikpapan, Selasa (15/12/20) kembali melonjak, yakni bertambah sebanyak 63 kasus baru.

Penambahan tersebut disampaikan oleh Satgas Penanganan Covid-19 kota Balikpapan dalam pers rilis perkembangan kasus covid-19.

"Hari ini penambahannya cukup banyak, 63 kasus positif baru. Kemudian 31 pasien sembuh dan satu pasien positif meninggal dunia," kata Ketua Satgas Covid-19 Balikpapan Rizal Effendi.

Satgas covid-19, katanya, tengah memusatkan perhatian pada sejumlah klaster yang kini kembali bermunculan, di antaranya, klaster keluarga yang cukup besar.

Baca juga: Pasca Pilkada di Samarinda, Sekkot Sebut Belum Ada Kenaikan Kasus Terkonfirmasi Positif Covid-19

Baca juga: Waspada Kasus Covid-19 Naik, Balikpapan Kembali Wacanakan Swab Test Bagi Pelaku Perjalanan

Dari jumlah penambahan kasus positif, ada 11 orang berasal dari klaster keluarga.

Selain itu, ada juga penambahan dari tiga tenaga kesehatan atau nakes.

Dua diantaranya berprofesi sebagai dokter dan satu lagi perawat.

"Yang jadi perhatian juga ada tujuh guru terpapar, baik dari SD dan SMP. Ini akan menjadi catatan kita. Akan evaluasi lagi menentukan sekolah bisa buka atau tidak," ucap Rizal Effendi.

Baca juga: Update Covid-19 di PPU, Hari Ini Ada tambahan 5 Kasus Covid-19

Baca juga: UPDATE Tambah 34, Jumlah Kasus Terkonfirmasi Covid-19 di Malinau Jadi 207, 11 Pasien Sembuh

Orang nomor satu di lingkungan Pemerintah Kota Balikpapan itu menyebutkan, tujuh guru yang terpapar tersebut sudah melakukan isolasi sejak awal dinyatakan reaktif rapid test.

Hal ini merupakan kesepakatan sejak awal sehingga masyarakat tak perlu resah.

"Mereka tidak ke sekolah, karena sudah isolasi sejak dinyatakan reaktif. Kami memang sepakat sejak awal kalau reaktif, langsung isolasi," ucapnya.

Kasus Melonjak, Walikota Kaji Pembatasan Aktivitas Masyarakat

Pemerintah Kota Balikpapan tengah mengkaji kembali pemberlakuan sejumlah pembatasan aktivitas masyarakat.

Salah satunya aktivitas di sejumlah kedai kopi atau cafe yang menjadi sorotan perhatian Pemerintah Kota Balikpapan.

Pasalnya, tempat itu dianggap menimbulkan kerumunan.

Sulit untuk mematuhi protokol kesehatan seperti pembatasan kapasitas tempat.

Walikota Balikpapan Rizal Effendi mengaku tengah mengkaji atau menyusun aksi pencegahan kasus tersebut.

"Kalau semuanya melakukan pelonggaran protokol kesehatan dan tidak terkontrol maka berakibat kepada kita semua,” ujar Rizal Effendi.

Kegiatan masyarakat yang turut disoroti adalah berbagai acara, salah satunya pernikahan yang sempat ramai menjadi pro kontra.

“Ini juga menjadi perhatian kita dalam hal pembatasan–pembatasan,” katanya.

Ia juga meminta masyarakat untuk benar-benar menyadari karena kenaikan kasus cukup tinggi.

Sehingga angka R0 atau rasio penularan kasus tiba-tiba melonjak sampai 1,26 atau di atas angka standar, yakni satu.

“Saya mohon kepada masyarakat benar-benar memperhatikan hal ini, karena bisa merugikan dan membahayakan kita semua," ujar Walikota dua periode itu.

Angka kasus, lanjut Rizal Effendi, harus diturunkan.

Mengingat pada awal tahun 2021 nanti, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai dilaksanakan.

“Saya ingatkan kembali kita perlu menurunkan kasus ini, karena pada awal tahun kita berencana membuka sekolah untuk anak-anak kita,” ucapnya.

(TribunKaltim.co/Miftah Aulia)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved