Pesawat Air Tractor Berhenti Beroperasi, Warga Krayan Nunukan Antre BBM Berjam-jam
Antre Bahan Bakar Minyak (BBM) masih dilakukan warga perbatasan RI-Malaysia di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Antre Bahan Bakar Minyak (BBM) masih dilakukan warga perbatasan RI-Malaysia di Kecamatan Krayan, Kabupaten Nunukan.
Hal ini terjadi lantaran armada angkut, pesawat Air Tractor yang selama ini digunakan berhenti beroperasi.
Diberitakan sebelumnya, kelangkaan yang terjadi sebulan terakhir ini, akibat pesawat Air Tractor dengan daya angkut sebanyak 4 ton dari Kota Tarakan menuju Krayan berhenti beroperasi.
Baca juga: Viral di Facebook, Terkuak Truk Tangki Pertamina Tidak Hanya Membawa Satu Jenis BBM, Begini Faktanya
Baca juga: Viral di Facebook, Bikin Penasaran, Truk Tangki Pertamina Hanya Bawa 1 Jenis BBM atau Lebih?
Baca juga: Semua Sulit! Jalanan Hancur, Sembako Mahal, BBM Langka, Nasib Warga Perbatasan RI-Malaysia di Krayan
Pasalnya, lisensi izin terbang pilot Air Tractor sedang dalam proses diperpanjang.
Sehingga layanan angkutan BBM hanya menggunakan pesawat Smart, dengan daya angkut hanya 1,2 ton saja.
Sementara itu, dari 5 kecamatan di Krayan hanya ada satu APMS di Krayan Induk dan satu SPBU di Krayan Selatan.
Camat Krayan, Haberly mengatakan, Jumat lalu antre BBM oleh warga Krayan kembali terjadi di APMS tepatnya di Long Bawan.
Namun kali ini APMS menerapkan kebijakan untuk menjeda penjualan sampai persediaan BBM mencapai 4-5 ton.
Hal itu dilakukan untuk menghindari potensi ricuh saat warga antre di APMS, lantaran tidak mendapat BBM padahal sudah lakukan antre cukup lama.
"Di APMS kemarin tidak jual karena Jumat lalu sudah jual dan antrenya sangat panjang. Untuk hari ini ada suplai BBM masuk dari Tarakan. Senin baru antre lagi. Pengalaman beberapa hari ini, kalau BBM masuk 1,2 ton saja lalu dijual banyak yang tidak dapat. Orang sudah antre panjang lalu pas giliran tidak dapat kan kasian dan itu potensi masalah," kata Haberly kepada TribunKaltim.Co, melalui telepon seluler, Minggu (20/12/2020), pukul 14.00 Wita.
Menurut Haberly, selain di APMS dan SPBU, warga di Krayan juga kadang mengantre BBM jenis Pertalite yang dijual oleh pedagang lokal, seharga Rp 35 ribu.
Meskipun mahal, kata Haberly warga tetap membeli dan rela antre berjam-jam untuk dapatkan 3 liter BBM.
"Selama ini ada pedagang lokal juga menjual pertalite yang disuplai dari Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan. Masyarakat di sini mahal pun tetap beli namanya kebutuhan. Tapi tidak banyak, satu minggu satu kali flight untuk 1,2 ton saja. Pesawat yang dicarter sama juga. Jadi sulit untuk atur jadwal pesawat di sini," ucapnya.
Dia mengaku, pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan Pertamina di Tarakan soal lisensi pilot beberapa waktu lalu.
Namun, ia belum bisa pastikan kapan Air Tractor kembali beroperasi.