Pria Diduga Bunuh Diri di Samarinda

Pemuda Tewas Tergantung di Kamar Dengan Tangan dan Kaki Terikat, Begini Penjelasan Polisi

Lokasi Darroji (20), pemuda yang diduga nekat mengakhiri hidup dengan cara menggantungkan diri dengan seutas tali nilon pada kayu di langit-langit rum

TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Jenazah Darroji (20) yang ditemukan tergantung di kamar rumah yang didiaminya di Jalan Manunggal RT. 77 No.66 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, dievakuasi Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda bersama Relawan Inafis dibantu Relawan Gabungan Kota Samarinda, Selasa (5/1/2021) malam. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Lokasi Darroji (20), pemuda yang diduga nekat mengakhiri hidup dengan cara menggantungkan diri dengan seutas tali nilon pada kayu di langit-langit rumah yang didiaminya, berada di wilayah pihak Kepolisian Sektor Sungai Kunjang.

Anggota Polsek Sungai Kunjang sendiri segera datang ke Tempat Kejadian Perkara (TKP) di Jalan Manunggal RT. 77 No.66 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, usai mendapat laporan dari masyarakat, terutama Ketua RT setempat.

Kejanggalan Darroji meregang nyawa ditemukan kepolisian, setelah melihat kondisi tubuh pria ini tergantung dengan tali nilon berwarna kuning melilit leher hingga bagian pergelangan tangan.

Baca juga: Gubernur Kaltim Ditanya Jatah Vaksin, Isran Noor: Aku Ini Masih Muda, Umur 36 Tahun jadi Tidak Perlu

Baca juga: Pemberlakuan Rapid Test Antigen, Tengok Reaksi Penumpang di Bandara SAMS Sepinggan Balikpapan

Baca juga: Walikota Balikpapan Rizal Effendi Beber Alasan Rapid Antigen Belum Berlaku di Jalur Laut

Belum lagi, bagian kaki pemuda ini yang terikat sebuah karet ban dalam bekas warna hitam, tepat melilit di pergelangan kaki.

Polsek Sungai Kunjang didukung Unit Jatanras dan Unit Inafis Satreskrim Polresta Samarinda juga datang di TKP.

Kapolsek Sungai Kunjang Kompol Bambang Budianto melalui Kanit Reskrim Polsek Sungai Kunjang Iptu Purwanto saat dikonfirmasi usai kejadian penemuan sesosok jasad yang sudah membusuk dan mulai menghitam ini, membenarkan adanya sosok tubuh seorang pria tergantung di sebuah kamar daam rumah berkonstruksi kayu itu.

"Berawal dari laporan warga ada info warga gantung diri. Kami datangi ke TKP untuk cek lokasi, didapati dan benar ada kejadian itu. Gantung diri, posisi korban di kamar. Dari keterangan keluarga, korban saat kejadian sendirian di rumah," ucap Iptu Purwanto, Rabu (6/1/2021) dini hari.

Mengulik dari keterangan pihak keluarga, sang ibu ternyata bersama adik korban berada di Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan.

Sedangkan pihak keluarga lain, sang kakak Darmi (24) yang pernah tinggal serumah, sudah menikah dan berada di Jalan M. Said, Kota Samarinda tinggal bersama suami.

Keluarga juga menegaskan korban tidak memiliki ponsel sebagai alat komunikasi.

Baca juga: Polisi Pastikan Pria Tewas di Big Mall Samarinda Akibat Bunuh Diri, Lompat di Ketinggian 14 Meter

Baca juga: DETIK-DETIK Pria Jatuh di Parkiran Big Mall Samarinda, Bongkar CCTV, Terkuak Penyebab Korban Tewas

Baca juga: Kepolisian Beber Pria yang Terjatuh di Parkiran Big Mall Samarinda Sebelum Ditemukan Terkapar

Dari hasil olah TKP sementara, Iptu Purwanto menduga pemuda 20 tahun ini sudah meninggal sekitar 5-6 hari lalu.

Awak media yang hadir juga sempat menyinggung tanda kekerasan di tubuh korban, Darroji.

"Indikasi terakhir korban meninggal 6 sampai 5 hari. Sebab korban gantung diri masih kami selidiki. Tanda kekerasan belum bisa dipastikan karena kondisi mayat menghitam mungkin setelah forensik (pemeriksaan visum)," ujarnya.

Kepastian korban mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri juga belum dapat dipastikan.

Gelaran olah TKP, rencananya Rabu (6/1/2021) hari ini akan digelar.

Termasuk kondisi tangan dan kaki korban yang juga terdapat kejanggalan.

"Untuk tangan terikat tali nilon kuning. Kami belum bisa simpulkan, karena olah TKP dulu. Kaki ada terikat menggunakan tali karet (bekas ban dalam). Karet itu juga kami temukan di belakang ada (belakang rumah). Diikat sendiri atau orang lain belum bisa disimpulkan," tutur Iptu Purwanto.

Tubuh Darroji sendiri ditemukan tergantung dari kayu di langit-langit dengan tali nilon yang terpasang sekitar satu meter.

Kini penyelidikan kepolisian tengah berjalan mencari sebab pasti pemuda kelahiran tahun 2000 ini meninggal dunia.

"Kakinya (tergantung) 10 cm dari lantai. Pintu belakang yang terbuka belum bisa kami pastikan juga. Barang bukti panjatan kaki korban sebuah kursi plastik pecah, juga sebuah ember berwarna abu-abu. Identitas (KTP) korban. Ponsel tidak ada. Keluarga membenarkan tidak punya HP," ucap Iptu Purwanto.

Informasi yang didapat Tribunkaltim.co dari sumber yang dapat dipercaya, Darroji sering berkumpul bareng teman-temannya di rumah tersebut semasa hidup.

Termasuk adanya informasi bahwa Darroji kurang mendapat perhatian dari keluarga, kerap memecahkan barang, hingga sering mengamuk seorang diri di rumah tersebut.

Beberapa tetangga termasuk RT tempat Darroji tinggal, saat ditanya mengenai adakah kegaduhan yang pernah didengar dari dalam rumah, tak ada satupun yang mau memberikan komentar ataupun memberikan keterangan terkait hal ini.

Jasad Darroji saat ini sudah dibawa ke RSUD AW Syahranie menggunakan mobil ambulans milik PMI Kota Samarinda untuk dilakukan visum.

Korban Sempat Pinjam Ponsel Tetangganya Sebelum Ditemukan Tewas Tergantung di Kamar

Jenazah Daruji (20) dievakuasi petugas usai ditemukan tergantung di kamar rumahnya Jalan Manunggal RT. 77 No.66 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Selasa (5/1/2021) malam. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
Jenazah Darroji (20) dievakuasi petugas usai ditemukan tergantung di kamar rumahnya Jalan Manunggal RT. 77 No.66 Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Kota Samarinda, Selasa (5/1/2021) malam. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY (TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY)

Penemuan jasad seorang pemuda bernama Darroji (20) di lingkungan RT 77 No. 66, Jalan Manunggal, Kelurahan Loa Bakung, Kecamatan Sungai Kunjang, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, menggegerkan warga sekitar. 

Salah seorang tetangga yang biasa berkomunikas dengan korban secara intens adalah Ira Rahmatiah (38).

Ia mengaku ponselnya sempat dipinjam pemuda tersebut untuk menelpon ibunya yang tinggal di Kalimantan Selatan.

Ira mengaku terkejut atas kabar duka tersebut.

Dia tinggal tak jauh dari rumah kayu yang didiami Darroji seorang diri, setelah sang kakaknya menikah dan ikut bersama suaminya.

Tempat tinggal Ira hanya berjarak sekitar 20 meter di samping kanan rumah korban yang tewas diduga gantung diri itu, tepatnya di rumah bangsalan (kontrakan) pintu nomor 6.

Ira sudah 5 tahun mendiami rumah bangsalan itu dan bertetangga dengan keluarga sang pemuda sehingga menjadikannya akrab dan seperti saudara.

Bahkan, ketika Darroji tidak memiliki alat komunikasi, Ira bersedia meminjamkan ponsel suaminya untuk digunakan menanyakan kabar ibu atau sanak saudara yang tak lagi tinggal satu atap lantaran memiliki keluarga masing-masing.

"Jadi ada empat bersaudara, yang paling tua perempuan, yang kedua baru nikah itu (Darmi), yang ketiga almarhum (Darroji), baru terakhir saudara laki-lakinya masih SD tinggal bersama ibunya," ujar Ira ditemui TribunKaltim.co, Selasa (5/1/2021) malam.

Sebelum ditemukan tewas tergantung di kamar, Ira mengaku korban sempat berniat pinjam ponselnya untuk menelpon sang ibu.

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (2/1/2020) pagi, hanya ia tidak bisa mengingatnya.

Tetapi ponsel yang akan dipinjamkan masih dipakai suami Ira, sehingga Darroji kembali ke rumahnya.

Darroji datang kembali pada malam harinya, dan ketika itu ponsel diberikan, sekitar setengah jam atau 45 menit, pemuda itu berbincang dengan sang ibu melalui sambungan telpon.

"(Tempat tinggal saya) Bangsal nomor enam, terakhir ketemu malam minggu tanggal 2 Januari pagi. Dia (Darroji) datang ke rumah, pinjam HP mau ngomong sama mamanya, cuman HP dipakai (suami saya). Lalu kembali malamnya, malam minggu itu telponan sama mamanya," ujar Ira.

Ira menuturkan, korban memang tak memiliki ponsel.

Bahkan untuk mengabarkan kondisi atau kesehariannya, terkadang Ira mengabarkan pada kakak korban, Darmi, yang sebelumnya pernah tinggal satu atap.

Darroji dikenal tak pernah lama ketika keluar rumah, bahkan ketika berada di rumah pintu selalu dalam keadaan terbuka.

Namun selang tiga hari usai meminjam ponselnya, Ira tak lagi melihat pemuda tersebut.

Kecurigaan sempat timbul di benaknya.

Hingga akhirnya, pada Senin (4/1/2021) lalu, sang kakak Darmi datang menengok Darroji yang tak kunjung keluar rumah.

Tetapi tak ada respons dari sang adik hingga minta tolong pada tetangganya, Ira.

"Kemarin (hari Senin) sekitar jam setengah lima dibawakan ayam goreng dan sayur masak sama kakaknya, nggak respons. Lalu menitip ke saya, kalau dia (Darroji) keluar meminta tolong diberikan. Tetapi, tak kunjung keluar, ada apa anak ini batin saya begitu," ujar Ira.

Kecurigaan Ira semakin kuat, ketika Darroji tak jua keluar rumah, makanan yang sedianya diberikan pun sudah basi.

Ira mengaku keesokan harinya, tepatnya Selasa (5/1/2020) pagi, ia mencium aroma busuk dari rumah yang didiami pemuda 20 tahun itu.

Tak lantas curiga, Ira malah mengira bau busuk berasal dari ikan.

Lantaran Darroji sendiri memang senang memberi makan kucing dengan ikan yang didapat dari kolong rumah kayu pemuda tersebut yang notabene adalah sebuah rawa berair.

Kondisi rumah kayu sendiri berbentuk rumah panggung.

"Almarhum (Darroji) suka kucing, saya pagi itu cium bau busuk sampai muntah-muntah. Tadi pagi (Selasa, 5/1/2021). Saya berpikir, bau busuk dari ikan, biasanya dia nyetrum ikan (di kolong rumah) ketika dapat dikasih makan kucing, itu ada dua di rumah saya kucingnya, ketok-ketok sampai jam 11 siang nggak dibuka. Jadi saya WhatsApp lagi kakaknya (Darmi)," ucap Ira.

Sampai akhirnya, kakak korban, Darmi datang kembali sekitar Selasa petang karena menerima informasi bau busuk yang cukup menyengat.

Hingga akhirnya, ia mencoba masuk melalui pintu belakang yang tidak terkunci.

"Dapat informasinya melalui pintu belakang, pintu depan terkunci," ucap Ira.

Kontak bantuan

Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.

Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup.

Anda tidak sendiri.

Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.

Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia berikut ini: https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

(TribunKaltim.co/Mohammad Fairoussaniy)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved