Berita Nasional Terkini
Virus Corona Pecah Rekor, Indonesia Siap-Siap Lockdown, Jokowi: Jangan Sampai Ada Lonjakan Drastis
Virus Corona pecah rekor, Indonesia siap-siap lockdown, Jokowi: Jangan sampai ada lonjakan drastis
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Doan Pardede
TRIBUNKALTIM.CO - Virus Corona pecah rekor, Indonesia siap-siap lockdown, Jokowi: Jangan sampai ada lonjakan drastis.
Presiden Joko Widodo ( Jokowi) kali ini sudah membahas opsi lockdown.
Sebelumnya, lockdown tak pernah jadi opsi Indonesia untuk mengendalikan pandemi Virus Corona ( covid-19).
Diketahui, saat ini Pemerintah sudah memerketat aktivitas di Jawa dan Bali.
Sementara, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan ekonomi bisa bangkit jika Virus Corona terkendali.
Jokowi menuturkan Indonesia bisa saja menyusul sejumlah negara dunia yang lebih dulu memberlakukan lockdown.
Baca juga: Kabar Terbaru, Aceh, Bengkulu & Sulut Berguncang, BMKG Minta Waspada Gempa Susulan, Potensi Tsunami?
Baca juga: Blak-blakan di Mata Najwa, Najwa Bahas Vaksin Pejabat & Rakyat, Menkes: Tunggu 6 Ribu Tewas Sebulan?
Baca juga: Siap-siap, Jokowi Sudah Buka Opsi Lockdown Indonesia, Jawa-Bali Sudah Diperketat, Ekonomi Memburuk?
Baca juga: Anies Tak Tinggal Diam Lihat Risma Blusukan, Identitas Tunawisma Disorot, Jakarta Diserbu Pemulung?
Indonesia kembali mencatat rekor penambahan kasus harian covid-19 pada Rabu (6/1/2021).
Menurut data pemerintah, selama 24 jam terakhir kemarin, ada 8.854 kasus positif covid-19.
Angka itu menjadi penambahan kasus harian tertinggi, setelah sebelumnya pada 3 Desember 2020, rekor harian mencapai 8.369 kasus.
Dengan demikian, hingga Rabu, tercatat ada 788.402 kasus covid-19 di Tanah Air.
Berdasarkan data, positivity rate atau tingkat penularan covid-19 yaitu sebesar 15,4 persen.
Kemudian, pasien covid-19 sembuh bertambah 6.767 orang, sehingga jumlahnya menjadi 652.513 orang.
Sementara itu, ada penambahan 187 kasus kematian akibat covid-19. Maka, pasien covid-19 meninggal dunia menjadi 23.296 orang.
Secara kumulatif, pemerintah telah memeriksa 7.645.288 spesimen covid-19 dari 5.106.017 orang
Baca juga: Akhirnya Gisel Minta Maaf ke Gading Marten & Wijin, Bahas Video Syur 19 Detik Masa Lalu dengan Nobu
Presiden Bicara Opsi lockdown
Tingginya angka harian kasus positif covid-19 di Tanah Air serta temuan varian baru virus SARS-Cov-2 yang disebut lebih cepat menular membuat pemerintah memutuskan untuk menarik rem darurat.
Pulau Jawa dan Bali menjadi fokus pemerintah untuk menjalani pembatasan kegiatan pada 11-25 Januari 2021.
Presiden Joko Widodo mengingatkan semua pihak agar bekerja lebih keras dan serius dalam menerapkan pelacakan (tracing), pemeriksaan (testing) dan perawatan (treatment) kasus covid-19.
Hal yang sama juga dia tekankan untuk penerapan protokol kesehatan memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak (3M) di kalangan masyarakat.
"Kita harus betul- betul bekerja keras, kerja mati-matian, agar 3T dan 3M itu betul-betul bisa kita lakukan di lapangan.
Sekali lagi, di lapangan," ujar Jokowi dalam rapat terbatas penanganan pandemi covid-19 dan rencana pelaksanaan vaksinasi covid-19 di Istana Kepresidenan, Rabu (6/1/2021).
Baca juga: Cerdik di Mata Najwa, Cara Menkes Budi Sadikin Jawab Jebakan Pertanyaan Najwa Shihab Soal Background
Jokowi pun mengingatkan potensi Indonesia lockdown akibat situasi pandemi yang belum membaik.
Ia mencontohkan saat ini sejumlah kota di mancanegara kembali meneraplan lockdown.
"Dua hari lalu London lockdown, Tokyo juga sama. Bangkok yang dekat kita juga lockdown.
Terakhir, kemarin bukan hanya London saja tapi Inggris juga (lockdown)," ujarnya.
"Hati-hati ini jadi catatan kita semuanya jangan sampai terjadi lonjakan yang sangat drastis (di Indonesia).
Sehingga kita dipaksa untuk melakukan (lockdown)," tambah Jokowi.
Respon Sri Mulyani
Kebijakan pembatasan kegiatan Jawa-Bali dipastikan akan berdampak terhadap perekonomian.
Sebab, Menteri Keuangan Sri Mulayni menyampaikan, hal serupa juga terjadi ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diberlakukan sangat ketat ketika masa pandemi, serta pengetatan kembali di wilayah DKI Jakarta pada Oktober 2020 lalu.
"Kita melihat terutama konsumsi juga mengalami perlambatan lagi, jadi pasti (berdampak ke perekonomian) dan kita sudah tahu covid-19 ini memang harus dikelola luar biasa.
Baca juga: Hasil Liga Italia, Dibantu Juventus Inter Milan Gagal Geser AC Milan, Conte Marah Dikalahkan Ranieri
Maka gas dan rem sangat penting," jelas Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Rabu (6/1/2021).
Sri Mulyani menambahkan, kebijakan pembatasan sosial yang diperketat harus diambil pemerintah lantaran jumlah kasus perhari yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Pembuat kebijakan pun tidak memiliki banyak pilihan sehingga disiplin protokol kesehatan memang harus dilakukan.
"Kalau ini tidak dilakukan akan getting worst, perekonomian juga akan memburuk.
Jadi memang tidak terlalu banyak, sehingga secepat mungkin semua harus disiplin," ujar dia.
Bendahara Negara itu belum bisa memperkirakan seberapa besar dampak dari pembatasan sosial di kawasan Jawa dan Bali bakal berdampak ke perekonomian.
Ia masih akan memantau perkembangan dari pemberlakuan kebijakan yang bakal berlaku pada 11 Januari hingga 25 Januari mendatang.
Sri Mulyani menambahkan, kebijakan pembatasan sosial yang diperketat harus diambil pemerintah lantaran jumlah kasus perhari yang meningkat dalam beberapa waktu terakhir.
Pembuat kebijakan pun tidak memiliki banyak pilihan sehingga disiplin protokol kesehatan memang harus dilakukan.
"Kalau ini tidak dilakukan akan getting worst, perekonomian juga akan memburuk.
Baca juga: TERKUAK Hal Aneh dan Mengejutkan! Ini Rekaman CCTV Sebelum Pramugari Christine Angelica Dacera Tewas
Jadi memang tidak terlalu banyak, sehingga secepat mungkin semua harus disiplin," ujar dia.
Bendahara Negara itu belum bisa memperkirakan seberapa besar dampak dari pembatasan sosial di kawasan Jawa dan Bali bakal berdampak ke perekonomian.
Ia masih akan memantau perkembangan dari pemberlakuan kebijakan yang bakal berlaku pada 11 Januari hingga 25 Januari mendatang.
(*)
Artikel ini telah tayang dengan judul Jokowi Soroti Penambahan Kasus Covid-19, Singgung Lockdown Indonesia: Jangan sampai Terjadi, https://wow.tribunnews.com/2021/01/07/jokowi-soroti-penambahan-kasus-covid-19-singgung-lockdown-indonesia-jangan-sampai-terjadi?page=all.