Berita Samarinda Terkini
Pasca Banjir Terjang Gedung SMPN 24 Samarinda, Fasilitas Elektronik Rusak, Buku dan Arsip Hancur
Sekitar Kamis (7/1/2021) lalu, hujan deras disertai angin kencang dan petir membuat suasana Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, seketika mencek
Penulis: Mohammad Fairoussaniy |
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Sekitar Kamis (7/1/2021) lalu, hujan deras disertai angin kencang dan petir membuat suasana Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, seketika mencekam.
Hujan yang turun hampir tiga jam lamanya membuat beberapa kawasan, jalan protokol hingga fasilitas umum rusak, tak terkecuali juga sekolah.
Kondisi pasca banjir, salah satunya terlihat di sebuah SMPN 24, Jalan Suryanata, Gang Julak Gafur RT. 04, Kelurahan Bukit Pinang, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Baca juga: UPDATE Virus Corona di Balikpapan, Grafik Kasus Mulai Meroket, 6 Balita Ikut Terpapar Covid-19
Baca juga: Jalan Km 11 Balikpapan-Samarinda Kaltim Sudah Selesai, Masuk Rencana Beautifikasi
Baca juga: Harga Sembako di Balikpapan, Komoditi Cabai Rawit Naik, Tembus Rp 100 Ribu per Kilogram
Hingga Minggu (10/1/2020), kondisi gedung sekolah terlihat dipenuhi endapan lumpur.
Di beberapa sudut, meskipun sudah dibersihkan oleh relawan gabungan Kota Samarinda dan petugas Disdamkar Samarinda serta staf sekolah, belum bisa mengatasi endapan sisa banjir 2 hari lalu.

Saat dikonfirmasi melalui sambungan telpon, Kepala SMPN 24 Samarinda, H. Umar menjelaskan hujan yang turun kala itu, mengakibatkan banjir menggenangi kawasan sekolah setinggi dua meter.
Peristiwa ini diakuinya baru pertama terjadi, sebelumnya banjir hanya menggenang di kawasan sekolah dengan ketinggian lutut orang dewasa saja.
"Banjir (saat itu) tingginya dua meter di halaman luar sekolah, kalau di dalam tingginya 1,5 meter, hitungan menit saja sudah langsung naik (air)," ungkapnya, Minggu (10/1/2021).
Akibatnya, beberapa fasilitas penunjang pekerjaan staf dan guru rusak.
Banjir kali ini membuat fasilitas elektronik yang dimiliki rusak parah, buku dan arsip sekolahan hancur diterjang air yang datang dengan arus yang cukup deras.
"Komputer milik kami rusak, buku dan arsip sudah sama seperti bubur," ucap H. Umar.

Kerugian sendiri belum bisa dirincikannya.
Namun jika melihat kondisi ruang kelas serta fasilitas penunjang yang dipenuhi lumpur, H. Umar memperkirakan kerugian mencapai hingga ratusan juta rupiah.
Ia berupaya melakukan koordinasi dengan dengan Dinas Pendidikan Samarinda terkait kerugian ini.
Dari pengamatannya beberapa tahun terakhir, kondisi banjir yang semakin parah tiap tahun, ia berharap agar Pemkot Samarinda dapat mempertimbangkan untuk merelokasi sekolah ke tempat yang lebih aman.