Gempa Sulbar

Gempa Susulan Masih Terus Terjadi di Sulbar, BMKG Justru Isyaratkan Pertanda Baik

Beberapa area yang merasakan gempa susulan diantaranya Mamuju dan Majene.

TRIBUN-TIMUR.COM/NURHADI
Suasana setelah terjadinya gempa besar di Mamuju 

TRIBUNKALTIM.CO - Gempa susulan masih mengguncang Sulawesi Barat pada Senin (18/1/2021).

Beberapa area yang merasakan gempa susulan diantaranya Mamuju dan Majene.

Pada Senin (18/1/2021) BMKG mencatat gempa susulan memiliki kekuatan 4,2 SR.

Gempa susulan ini kembali membuat kepanikan warga.

Mereka masih merasa trauma oleh gempa besar yang terjadi beberapa hari sebelumnya.

Meski begitu, BMKG mengatakan gempa susuluan yang terjadi adalah pertanda baik.

dikabarkan Senin (18/1/2021), gempa tektonik mengguncang wilayah Majene dan Mamuju di Provinsi Sulawesi Barat pada 12,11 WITA.

Berdasarkan hasil analisis lembaga meteorologi, Klimatologi dan geofisika (BMKG) menunjukkan sampai siang pada jam 12:30 WIB sebagai hari ke lima gempa bumi berturut-turut terjadi di wilayah tersebut, dan dicatat sebagai gempa ke-39.

Kepala mitigasi gempa dan gempa bumi dan tsunami dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono mengatakan gempa bumi yang baru saja terjadi memiliki Magnitudo m 4.2.

"Warga kembali terkejut dan panik akibat guncangan yang terjadi, karena trauma akan guncangan gempa kuat yang telah terjadi sebelumnya," kata Daryono ke Kompas.com, Senin (18/1/2021).

Dinyatakan bahwa pusat gempa bumi terjadi pada koordinat 2,91 LS dan 118,99 BT

Lokasinya terjadi di darat pada jarak 27 kilometer tenggara Kota Mamuju dengan kedalaman 10 kilometer.

Sama seperti serangkaian gempa bumi sebelumnya, gempa bumi ini adalah jenis gempa yang dangkal karena aktivitas sesar Mamuju-Majene dengan mekanisme gerakan naik

Gempa bumi menyebabkangoncangan yang dirasakan di Majene dan Mamuju pada skala intensitas II MMI dan tidak berpotensi tsunami.

Baca juga: Peringatan BMKG, Warga Pesisir Sulbar Diminta Waspada, Potensi Gempa Susulan, Ada Pesan Doni Monardo

Baca juga: Ada Fenomena yang Cukup Aneh dan Tidak Lazim, 4 fakta Terbaru Gempa Majene, Sulawesi Barat 

Gempa susulan lambat, tapi masih bisa terjadi lagi

Daryono mengatakan, meski gempa yang terjadi sudah mencapai 39 kali, peristiwa gempa Mamuju dan Majene ini diakui produktivitas gempa susulannya lambat. "Tidak semestinya gempa kuat bermagnitudo 6,2 pada hari ke-5 baru terjadi 39 gempa susulan," kata dia.

Sebab, umumnya gempa kategori kerak dangkal dengan kekuatan di atas 6,0, biasanya pada hari ke-5 sudah mendekati 100 kali gempa susulan.

"Melihat produktivitas gempa susulan yang rendah ini, kita berharap ini sebagai pertanda baik, meksipun kita tetap harus waspada," ujarnya.

Diharapkan kondisi minim gempa susulan ini terus berlangsung dan tidak terjadi gempa kuat lagi, hingga selanjutnya kondisi tektonik di zona gempa kembali stabil dan kembali normal.

"Meskipun harapan kita tidak akan muncul gempa kuat lagi,

gempa susulan dengan kekuatan kecil lazimnya masih akan terjadi," jelasnya.

Hal ini dikarenakan, saat terjadi gempa utama atau mainshock, tercipta deformasi kerak bumi yang menimbulkan pergeseran blok batuan cukup luas di bawah permukaan.

Pergesaran besar blok batuan ini akan memicu terjadinya ketidakseimbangan gaya tektonik di zona gempa.

Pasalnya, sebagaimana biasanya paska terjadi gempa kuat akan timbul gaya-gaya tektonik yang menggerakkan kembali blok batuan untuk mencari keseimbangan baru menuju kondisi stabil.

Nah, untuk mendapatkan posisi tersebut, maka pergeseran kembali blok-blok batuan secara tiba-tiba yang dimanifestasikan sebagai gempa susulan.

"Fenomena ini akan terus terjadi hingga kondisi kesetimbangan tektonik terwujud dan selanjutnya kondisi batuan benar-benar kembali stabil dan menjadi aman kembali," ucap dia.

Baca juga: Pengacara FPI Tak Tinggal Diam Komnas HAM Beber Pengawal Habib Rizieq Tertawa Saat Bentrok vs Polisi

Baca juga: AWAS PENIPUAN! Login www.prakerja.go.id untuk Daftar Kartu Prakerja 2021, Cek Kapan Dibuka, Caranya

Gempa Majene Dipicu Sesar Mamuju-Majene Thrust

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) menyebutkan bahwa gempa merusak di Majene disebabkan oleh aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono.

Sebagai informasi, wilayah Majene diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo M 5,9 pada pukul 13.35 WIB, Kamis (14/1/2021).

Episenter gempa pertama ini terjadi di koordinat 2,99 LS dan 118,89 BT, atau lokasi tepatnya berada di darat pada jarak 4 kilometer arah Barat Laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 kilometer.

Dalam konferensi pers daring bertajuk Updating Informasi Gempa Signifikan yang Terjadi Beberapa Waktu Lalu, Jumat (15/1/2021), Daryono menyebutkan gempa pertama ini adalah gempa pendahuluan atau foreshock.

Sementara itu, gempa kedua terjadi dini hari tadi pada pukul 01.28 WIB, Jumat (15/1/2021) dengan magnitudo M 6,2.

Gempa kedua yang saat ini dianggap sebagai gempa utama ini memiliki episenter yang tidak begitu jauh daripada gempa pertama yaitu pada koordinat 2,98 LS dan 118,94 BT, tepatnya berlokasi di darat pada jarak 6 kilometer arah Timur Laut Majene, Sulawesi Barat dengan kedalaman 10 kilometer.

Menurut Daryono, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan ke-1 dan ke-2 yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal atau shallow crustal earthquake.

Gempa jenis kerak dangkal ini terjadi diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, baik gempa signifikan pertama dan kedua yang terjadi merupakan jenis gempa kerak dangkal (shallow crustal earthquake) akibat aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust," kata dia.

Baca juga: Update Liga Italia, Meite & Mandzukic Gabung, Pioli Siapkan 2 Formasi Baru AC Milan, Bukan 4-2-3-1

Baca juga: Rapat dengan DPR RI Soal Calon Kapolri Listyo Sigit, Kompolnas Singgung Jokowi Nyaman Sampai Selesai

Hal ini terbukti dengan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik atau thrust fault.

Mekanisme sesar naik ini mirip dengan pembangkit gempa Lombok 2018, di mana bidang sesarnya membentuk kemiringan ke bawah daratan Majene.

Sesar naik Mamuju ini tercatat memiliki magnitudo tertarget mencapai 7,0 dengan laju geser sesar 2 mm per tahun, sehingga sesar ini harus diwaspadai karena mampu memicu gempa kuat.

(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Lagi, Gempa Bumi ke-39 Kali Guncang Majene dan Mamuju" dan "Gempa Majene Dipicu Sesar Mamuju-Majene Thrust, Ini Penjelasan BMKG"

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Rentetan Gempa Masih Guncang Majene dan Mamuju Sulbar, BMKG Justru Sebut Ada Pertanda Baik, https://solo.tribunnews.com/2021/01/18/rentetan-gempa-masih-guncang-majene-dan-mamuju-sulbar-bmkg-justru-sebut-ada-pertanda-baik?page=all.


Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved