Berita Tarakan Terkini

Iseng Buat Mainan Anak, Perajut Asal Tarakan Ini Buka Bisnis Boneka Rajut, Harga Mulai Rp 140 Ribu

Berawal iseng-iseng buat mainan anak, Owner Rumah Produksi Almaq Tatik Rajut, Suhartatik memulai bisnis boneka rajutnya. Perajut asal Tarakan ini men

Penulis: Risnawati |
TRIBUNKALTARA.COM/RISNAWATI
Owner Rumah Produksi Almaq Tatik Rajut, Suhartatik menunjukkan koleksi aneka boneka rajut bikinannya. Haraga boneka berkisar Rp 140-260 Ribu/pieces. TRIBUNKALTARA.COM/RISNAWATI 

TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN- Berawal iseng-iseng buat mainan anak, Owner Rumah Produksi Almaq Tatik Rajut, Suhartatik memulai bisnis boneka rajutnya.

Perajut asal Tarakan ini mengaku menjalankan usahanya sejak 2017 silam.

"Anak saya nggak mau main, jadi saya jual acara Seleksi Tilawatil Quran (STQ) nasional. Saya jual 28 pieces, dua hari laku semua," ujarnya, Senin (18/1/2021).

Baca juga: Menyandang Kasus Covid Tertinggi se-Kaltim, Balikpapan Malah Terima Vaksin Sinovac Februari Nanti

Baca juga: 18 Januari 2021, Dinsos Kaltim Kirim Tagana ke Tempat Banjir Kalimantan Selatan, Ini Komposisinya

Baca juga: Prakiraan Cuaca Balikpapan Minggu 17 Januari 2021, Sepanjang Hari Cerah Berawan dan Berawan Tebal

Dia menambahkan, dirinya memulai usahanya dengan bermodalkan Rp 600 ribu.

"Dihitung-hitung, ternyata bisa diputar lagi dari modal yang ada, jadi berkembang sampai sekarang," ujarnya.

Sebelum ada manajemen, dia sampaikan harga per pieces boneka yang ia jual seharga Rp 120 ribu sampai dengan Rp 170 ribu.

Namun sekarang, harga per pieces berkisar di harga Rp 140 ribu hingga Rp 260 ribu.

"Boneka rajut yang kecil-kecil malah yang mendatangkan rezeki," ucapnya.

Terkait bahan, dia mengakui mendatangkan bahan baku dari Pulau Jawa.

Alasannya sederhana, karena untuk mendapatkan bahan baku di Kota Tarakan sangat sulit.

Ibu 3 anak ini mengungkapkan, dirinya belajar merajut dari sang ibu.

Namun untuk membuat boneka rajut, dia mengaku belajar secara otodidak.

"Iya, dari pada nganggur kan, jadi waktu itu sambil nungguin si kecil masih Sekolah Dasar, jadi sambil buat boneka rajut juga," ucapnya.

"Dulu bahkan belum kenal benang, seiring waktu, saya belajar tentang benang," tuturnya.

Diketahui, boneka rajutan miliknya juga sudah memenuhi standar nasional Indonesia (SNI)

"Sudah SNI itu mulai pertengahan tahun 2018. Waktu itu difasilitasi juga dari Dinas Industri Tarakan. Bahan yang saya gunakan itu bahan polyter," ucapnya.

(TribunKaltara.com/Risnawati)

Sumber: Tribun Kaltim
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved