Berita Samarinda Terkini
ABG di Samarinda Digrebek Karena Prostitusi, Temannya Melapor Karena Dipaksa Ikut Jajakan Diri
Berkelakuan tak wajar, hingga warga mengamankan para Anak Baru Gede (ABG) di salah satu penginapan (Guest House) di Kota Samarinda
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Samir Paturusi
Uang hasil dari praktik itu, ia gunakan berfoya-foya atau bersenang-senang bersama temannya. NTA mengatakan, memanfaatkan aplikasi pesan singkat Michat guna mencari pelanggannya.
"Sekali kencan dengan saya dapat Rp 300 ribu-Rp 500 ribu, ia pun bisa tinggal di hotel setiap hari," ujar NTA.
Selain itu NTA bercerita awal ia terjun ke lembah gelap prostitusi online lantaran diajak temannya. NTA dibantu temannya untuk mencari pelanggan.
"Sekarang tidak lagi bergabung, karena saya sudah bisa mencari pelanggan sendiri," ucapnya.
"Saya kapok dan tidak akan mengulangi perbuatan untuk membuka jasa (prostitusi online) dengan laki-laki lagi, saya mau bantu orang tua aja berdagang di pelabuhan," ungkapnya.
Di lain pihak, DF (16), laki-laki yang kepergok didalam kamar penginapan, mengaku berada saat berada di kamar itu hanya nongkrong bersama.
"(Saya) dipanggil sama dia (NTA), karena mau pinjam ponsel saya, tapi saat saya di dalam nggak lama datang bapak-bapak polisi sama warga," sebut DF yang mengaku memiliki hubungan dekat dengan NTA.
"Saya tidak melakukan apa-apa di situ," lanjutnya.
Terkait maraknya aktifitas di media sosial baik melalui Michat dan aplikasi pesan singkat lainnya, DF kembali mengelak dan mengaku tidak tahu menahu karena percakapan transaksi prostitusi online itu dilakukan oleh NTA.
Baca juga: Bukan Hanya TA, Polda Jabar Bocorokan Ada Artis Lain yang Dimanfaatkan 3 Mucikari Prostitusi Online
Baca juga: Bukan Hanya Artis TA, Situs Prostitusi Online Tawarkan Dokter, Pegawai Bank, Dibongkar Polda Jabar
"Ponsel saya dipinjam pak oleh NTA. Saya tidak tau mau dibuat apa," tambah DF.
Setelah mendapat pembinaan dan membuat perjanjian tidak akan mengulangi perbuatannya.
Para ABG ini lalu diserahkan kepada orang tua mereka untuk dibawa pulang
Penulis: Mohammad Fairoussaniy/ Editor: Samir Paturusi