Virus Corona di Balikpapan
Rayakan Imlek, Warga Tionghoa di Balikpapan Silaturahmi Lewat Video Call dan Bagi Angpau Titip Ojol
Perayaan Lunar New Year atau Tahun Baru Imlek akan segera tiba. Imlek tahun ini akan memasuki tahun dengan shio kerbau logam. Namun, warga Tionghoa
Penulis: Miftah Aulia Anggraini |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN- Perayaan Lunar New Year atau Tahun Baru Imlek akan segera tiba.
Imlek tahun ini akan memasuki tahun dengan shio kerbau logam.
Namun, warga Tionghoa terpaksa merayakan Imlek dengan kondisi yang jauh berbeda dengan tahun sebelumnya.
Hal ini lantaran perayaan Imlek bersamaan dengan pandemi Covid-19.
• Sabtu Minggu Kaltim Senyap, Mall Ditutup Total, Plaza Balikpapan Mendukung walaupun Ada Kerugian
• Kaltim Berdiam Diri, Pangdam Mayjen TNI Heri Wiranto: Tak Ada Kegiatan Warga, Nanti Kita Disinfektan
• Postingan Gubernur Kaltim Isran Noor akan Merudal Kantor yang Buka Sabtu Minggu, Pemprov: Itu Hoaks!
Warga Balikpapan, Akin Sudharta, mengatakan dirinya hanya merayakan Imlek bersama keluarga inti.
Bahkan seorang putranya yang tinggal di Ibu Kota Negara, Jakarta diminta sementara untuk menunda kepulangan.
"Anak saya pun saya minta tidak usah pulang ke Balikpapan. Karena kondisi tidak memungkinkan," ujar Akin.
Ia yang kebetulan juga merupakan Wakil Ketua Majelis Agama Khonghucu Balikpapan, memahami kondisi ini.
Meski dalam keadaan yang mengharuskan tidak bertatap muka, namun silaturahmi akan tetap dilakukan secara daring.
Misalnya memanfaatkan aplikasi video call atau video conference seperti Zoom, Google Meet, dan lain-lain.
"Jika tidak ada Virus Corona, kami silaturahmi ke rumah yang lebih tua, kakak, orangtua. Biasanya setelah silaturahmi baru kami pulang ke rumah," katanya.
Meskipun satu kota, ia dan keluarganya sepakat tak bertemu dulu atau saling mengunjungi.
Menurutnya, angpau tetap bisa diberikan dengan banyak cara.
"Nanti kalau mau beri angpau bisa melalui ojek online atau titip ke pegawai kami saja. Kalau tidak bisa ya transfer saja," ungkapnya.
Hal senada diungkapkan warga Tionghoa lainnya, Devy Wenesia.
Ia mengaku Imlek tahun ini sangat berbeda dibandingkan tahun sebelumnya.
Biasanya, ia bisa berkumpul dengan keluarga besar, makan malam bersama, silaturahmi, dan berbagi angpau.
Namun, pandemi Covid-19 membuat kegiatan berkumpul tak dapat dilaksanakan.
Ia pun akan memanfaatkan video call.
Atau menggunakan aplikasi messenger untuk merayakan Imlek dan bersilaturahmi dengan keluarga besarnya.
"Cukup sedih sebenarnya, karena ini kan momen setahun sekali yang paling ditunggu. Tahun ini mungkin cuma bisa lewat video call saja," katanya.
Ia menuturkan, Imlek tahun ini akan dirayakan dengan makan bersama keluarga inti saja.
Biasanya, keluarga menyajikan beberapa masakan khas Imlek, seperti mie yang melambangkan panjang umur, ikan yang membawa keberuntungan, juga ayam, sup, dan juga jeruk mandarin sebagai lambang kemakmuran.
"Semoga tahun ini kita dijauhkan dari hal buruk. Juga harapan untuk etnis Tionghoa semoga tidak melupakan adat istiadat," ucapnya.
Penulis: Miftah Aulia Anggraini | Editor: Rahmad Taufiq