Virus Corona

Tim Peneliti WHO Akhirnya Ungkap Fakta Baru Mengejutkan Soal Virus Corona, Sebut China Bohongi Dunia

WHO kini menuding pemerintah China membohongi publik dunia soal pandemi virus corona. Tim ahli dari WHO menemukan sinyal bahwa

AFP
Anggota tim WHO. Dr Peter Ben Embarek yang menyelidiki asal-usul pandemi virus corona, meninggalkan Rumah Sakit Jinyintan Wuhan di Wuhan, provinsi Hubei tengah Tiongkok pada 30 Januari 2021. (Hector RETAMAL / AFP) 

TRIBUNKALTIM.CO – Badan Kesehatan Dunia WHO pekan lalu sempat dituding "menutupi" asal-usul virus corona di Wuhan, China. Namun sebuah fakta baru akhirnya berani diungkap oleh tim peneliti yang diterjunkan ke kota tersebut. 

Tim ilmuwan itu diketahui telah diterjunkan sejak pertengahan Januari 2021, yakni saat pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump gencar menuding China dan dilalakukan pengsutan terhadap sumber virus yang kini telah menjadi pandemi itu. 

WHO kini menuding pemerintah China membohongi publik dunia soal pandemi virus corona. Tim ahli dari WHO menemukan sinyal bahwa skala Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, sebenarnya jauh lebih luas daripada yang diperkirakan.

Hal itu diungkapkan oleh salah satu tim ahli dari WHO yang menyelidiki asal-usul Covid-19 di Wuhan beberapa waktu lalu, Peter Ben Embarek, kepada CNN seperti dikutip dari Kontan.co.id.

Embarek mengatakan, pihaknya mendesak untuk mendapatkan akses terhadap ratusan ribu sampel darah di Wuhan. Namun, pihak berwenang China sejauh ini belum mengizinkan permintaan itu.

Embarek mengatakan, upaya penyelidikan tersebut telah menemukan beberapa tanda penyebaran Covid-19 pada 2019 yang lebih luas.

Dia juga menyebut ada lebih dari selusin strain virus yang sudah ada di Wuhan pada Desember 2019 sebagaimana dilansir 9News, Senin (15/2/2021).

Dikutip dari Kompas.tv, Selasa (16/2/2021) malam, tim tersebut juga memiliki kesempatan untuk berbicara dengan pasien pertama yang menurut pejabat China telah terinfeksi tanpa catatan riwayat perjalanan. Dia dilaporkan terinfeksi pada 8 Desember 2019.

Keterlambatan data yang lebih rinci yang dikumpulkan oleh tim dari WHO itu dapat menambah kekhawatiran para ilmuwan lain yang meneliti asal-muasal Covid-19. Pasalnya, para ilmuwan khawatir jika penyakit tersebut kemungkinan telah menyebar di China jauh sebelum kemunculan resminya yang pertama pada pertengahan Desember 2019.

"Virus itu telah beredar luas di Wuhan pada Desember (2019), yang merupakan temuan baru," ujar Embarek.

Dia menambahkan, tim telah diberikan catatan 174 kasus virus corona di sekitar Wuhan pada Desember 2019 oleh para ilmuwan China.

Tes laboratorium telah mengonfirmasi 100 kasus, sementara 74 kasus lainnya dikonfirmasi melalui diagnosis klinis dari gejala pasien.

Embarek menyebut adanya kemungkinan kasus Covid-19 yang jauh lebih besar. Ini berarti, virus itu telah menginfeksi sekitar 1.000 lebih orang di Wuhan pada Desember 2019.

Inilah Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan - China. Rumah sakit ini menjadi tempat beberapa pasien virus corona paling awal yang dirawat akhir Desember 2019. (ITV/HARDCASH PRODUCTION via Daily Mail)
Inilah Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan - China. Rumah sakit ini menjadi tempat beberapa pasien virus corona paling awal yang dirawat akhir Desember 2019. (ITV/HARDCASH PRODUCTION via Daily Mail) (ITV/HARDCASH PRODUCTION via Daily Mail)

"Kami belum melakukan pemodelan apa pun sejak itu," tutur Embarek.

Namun, secara kasar, Embarek menyebutkan bahwa dari populasi yang terinfeksi, sekitar 15 persen menjadi kasus yang parah. Sedangkan sisanya atau sebagian besar di antaranya adalah kasus ringan.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved