Virus Corona
Tim Peneliti WHO Akhirnya Ungkap Fakta Baru Mengejutkan Soal Virus Corona, Sebut China Bohongi Dunia
WHO kini menuding pemerintah China membohongi publik dunia soal pandemi virus corona. Tim ahli dari WHO menemukan sinyal bahwa
TRIBUNKALTIM.CO – Badan Kesehatan Dunia WHO pekan lalu sempat dituding "menutupi" asal-usul virus corona di Wuhan, China. Namun sebuah fakta baru akhirnya berani diungkap oleh tim peneliti yang diterjunkan ke kota tersebut.
Tim ilmuwan itu diketahui telah diterjunkan sejak pertengahan Januari 2021, yakni saat pemerintahan Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump gencar menuding China dan dilalakukan pengsutan terhadap sumber virus yang kini telah menjadi pandemi itu.
WHO kini menuding pemerintah China membohongi publik dunia soal pandemi virus corona. Tim ahli dari WHO menemukan sinyal bahwa skala Covid-19 yang pertama kali muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, sebenarnya jauh lebih luas daripada yang diperkirakan.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu tim ahli dari WHO yang menyelidiki asal-usul Covid-19 di Wuhan beberapa waktu lalu, Peter Ben Embarek, kepada CNN seperti dikutip dari Kontan.co.id.
Embarek mengatakan, pihaknya mendesak untuk mendapatkan akses terhadap ratusan ribu sampel darah di Wuhan. Namun, pihak berwenang China sejauh ini belum mengizinkan permintaan itu.
Embarek mengatakan, upaya penyelidikan tersebut telah menemukan beberapa tanda penyebaran Covid-19 pada 2019 yang lebih luas.
Dia juga menyebut ada lebih dari selusin strain virus yang sudah ada di Wuhan pada Desember 2019 sebagaimana dilansir 9News, Senin (15/2/2021).
Dikutip dari Kompas.tv, Selasa (16/2/2021) malam, tim tersebut juga memiliki kesempatan untuk berbicara dengan pasien pertama yang menurut pejabat China telah terinfeksi tanpa catatan riwayat perjalanan. Dia dilaporkan terinfeksi pada 8 Desember 2019.
Keterlambatan data yang lebih rinci yang dikumpulkan oleh tim dari WHO itu dapat menambah kekhawatiran para ilmuwan lain yang meneliti asal-muasal Covid-19. Pasalnya, para ilmuwan khawatir jika penyakit tersebut kemungkinan telah menyebar di China jauh sebelum kemunculan resminya yang pertama pada pertengahan Desember 2019.
"Virus itu telah beredar luas di Wuhan pada Desember (2019), yang merupakan temuan baru," ujar Embarek.
Dia menambahkan, tim telah diberikan catatan 174 kasus virus corona di sekitar Wuhan pada Desember 2019 oleh para ilmuwan China.
Tes laboratorium telah mengonfirmasi 100 kasus, sementara 74 kasus lainnya dikonfirmasi melalui diagnosis klinis dari gejala pasien.
Embarek menyebut adanya kemungkinan kasus Covid-19 yang jauh lebih besar. Ini berarti, virus itu telah menginfeksi sekitar 1.000 lebih orang di Wuhan pada Desember 2019.

"Kami belum melakukan pemodelan apa pun sejak itu," tutur Embarek.
Namun, secara kasar, Embarek menyebutkan bahwa dari populasi yang terinfeksi, sekitar 15 persen menjadi kasus yang parah. Sedangkan sisanya atau sebagian besar di antaranya adalah kasus ringan.
Dia menambahkan, tim tersebut juga untuk pertama kalinya mengumpulkan 13 urutan genetik berbeda dari virus SARS-CoV-2 sejak Desember 2019.
Urutan tersebut, jika diperiksa dengan data pasien yang lebih luas di China sepanjang 2019, dapat memberikan petunjuk berharga tentang geografi dan waktu wabah sebelum Desember 2019.
"Beberapa dari mereka berasal dari pasar (makanan laut Huanan di Wuhan). Beberapa dari mereka tidak terkait dengan pasar,” tutur Embarek.
Teori Kebocoran Lab

Diketahui, WHO pada pekan lalu sempat dituding "menutupi" asal-asal virus corona di Wuhan China. Tim ilmuwan yang diterjunkan ke Wuhan sangat mengecewakan. Ilmuwan seperti menghadapi jalan "buntu", dan ini menimbulkan tanda tanya besar mengingat santer menyebut bahwa corona tidak berasal dari pasar makanan laut atau dari kebocoran laboratorium di Wuhan.
Padahal sebelumnya digaungkan dugaan bahwa asal-usul Covid-19 yang muncul pertama di Wuhan itu berasal dari hewan yang dijual di Pasar Makanan Laut Huanan menular ke manusia.
Baca juga: Beda Sikap Trump dan Biden, AS Kini Dukung Hasil Penyelidikan WHO, Patahkan Teori Laboratorium Wuhan
Dugaan lainnya adalah asal-usul Covid-19 berada di Institut Virologi Wuhan yang kemudian bocor dan menyebar semakin luas. Kedua dugaan itu menimbulkan protes dan bantahan dari pemerintahan China.
Melansir The Sun pada Selasa (9/2/2021), temuan WHO tampaknya sebagian besar mendukung protes Partai Komunis bahwa virus itu mungkin berasal dari luar perbatasannya dan penyangkalan berulang atas kecelakaan laboratorium.
Hal itu bisa hanya akan memicu tuduhan bias "China-sentris" oleh WHO yang telah dilobi dengan keras oleh AS. Meski, menawarkan penjelasan lebih lanjut, tim WHO mengakui bahwa mereka gagal mengidentifikasi sumber asli wabah Covid-19.
Anggota parlemen Inggris, Tobias Ellwood, ketua komite Pertahanan, mengatakan kepada The Sun Online, "Ini sepenuhnya menutupi kesalahan."
"Mengingat kehancuran ekonomi global dan jumlah kematian yang disebabkan oleh pandemi ini, tidak pernah lagi negara yang bertanggung jawab atas wabah dibiarkan menghalangi penyelidikan internasional selama 12 bulan penuh," ujarnya.
Rezim Partai Komunis telah lama dituduh menutupi asal-usul pandemi virus corona, dan terus berusaha untuk menepis kesalahan.
Ilmuwan WHO muncul bersama dnegan para ilmuwan China saat mmeragukan pasara makanan laut Wuhan sebagai sumber asli dan menolak kemungkinan sumber berasal dari kebocoran laboratorium dengan mengatakan "sangat tidak mungkin".
Dr Peter Ben Embarek, kepala misi WHO, mengatakan, "Hipotesis insiden laboratorium sangat tidak mungkin menjelaskan masuknya virus ke dalam populasi manusia."
"Oleh karena itu, tidak ada dalam hipotesis yang akan kami sarankan untuk penelitian di masa depan," ucapnya.
Sebaliknya, tim tersebut menawarkan penjelasan spekulatif termasuk kemungkinan melompatnya virus dari hewan ke manusia di tempat lain, atau bahkan mungkin telah melewati batas makanan beku.
WHO menyimpulkan bahwa virus kemungkinan berpindah ke manusia dari hewan, tetapi sekarang pertanyaannya adalah di mana hal ini terjadi karena ada keraguan terhadap pasar makanan laut sebagai sumber penularan aslinya.
Tim juga mengakui virus itu mungkin telah beredar di wilayah lain di China "beberapa pekan" sebelum diidentifikasi, ketika virus telah menyebar di pasar makanan laut di Wuhan.
Konferensi pers para peneliti WHO dimulai setelah penundaan 20 menit dan dianggap justu membuat dunia dengan lebih banyak pertanyaan dari pada jawaban, karena misteri semakin dalam ke asal-usul pandemi yang telah menewaskan lebih dari 2,3 juta orang.
Seorang juru bicara No.10 mengatakan kepada The Sun Online, "Kami mendukung penyelidikan WHO, yang penting terbuka dan transparan. Kami akan menunggu informasi lebih lanjut tentang temuan mereka."
Jamie Metzl, seorang rekan senior di Dewan Atlantik dan penasihat WHO, mengatakan kepada The Sun Online, "Menolak hipotesis kebocoran laboratorium tampaknya langkah yang salah oleh tim investigasi WHO."
"Untuk membuat pernyataan ini kredibel, mereka akan membutuhkan akses penuh dan tidak terbatas ke semua catatan, sampel, dan personil kunci dari WIV (Institut Virologi Wuhan) dan lab lain, yang jelas tidak mereka miliki," terang Metzl.
"Kami masih membutuhkan penyelidikan forensik internasional yang tidak terbatas untuk melihat semua kemungkinan hipotesis," ungkapnya.
Dr Ben Embarek mengatakan penyelidikan WHO telah mengungkap informasi baru, tetapi tidak secara dramatis mengubah gambaran wabah tersebut. Dia menambahkan pekerjaan untuk mengidentifikasi asal-usul virus corona ke reservoir alami kelelawar, tetapi kecil kemungkinan mereka berada di Wuhan.
Pakar WHO juga mengatakan akan bermanfaat untuk mengeksplorasi, apakah hewan liar yang dibekukan di pasar dengan kondisi yang tepat dapat kondusif untuk penyebaran virus corona yang cepat. Menurut laporan, tim WHO hanya menghabiskan waktu 1 jam di pasar makanan laut di Wuhan, di mana banyak kelompok infeksi pertama yang dilaporkan muncul lebih dari setahun yang lalu.
[Sumber: Kompas.TV/ Vyara Lestari]
Artikel ini telah tayang di Kompas.tv berjudul: "Tim Who Soal Sovid-19-di-wuhan-china-bohongi-dunia?"