Berita Bontang Terkini
Bantah Tudingan Warga Binaan Terlibat, Kepala Lapas Bontang: Itu Taktik Selamatkan Bandar Narkoba
Wanita tersebut diketahui hendak membawakan sabu seberat 358 gram ke pacarnya di Lapas Klas IIA Bontang.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Mathias Masan Ola
TRIBUNKALTIM.CO, BONTANG - Kepala Lapas Klas IIA Bontang, Rony Widiyatmoko menyikapi kasus wanita asal Samarinda.
Wanita tersebut diketahui hendak membawakan sabu seberat 358 gram ke pacarnya di Lapas Klas IIA Bontang.
Rony pun menampik atas tudingan adanya keterlibatan warga binaan di dalam Lapas Klas IIA Bontang.
Baca juga: Prediksi Shio Hari Ini Selasa 23 Februari 2021, 5 Shio Bakal Dapat Peluang Baik, Shio Kuda Bersinar
Berdasar informasi rilis kasus SatReskoba Polresta Samarinda, dalam penyelidikan itu tidak disebutkan adanya keterlibatan orang dalam tahanan.
"Kita mengacu kepada hasil pers rilis pihak kepolisian secara resmi, di situ disampaikan tidak ada keterlibatan Lapas Klas IIA Bontang," ujarnya, Selasa (23/02/2021).
Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Selasa 23 Februari 2021, Pasangan Gemini Terganggu, Libra Bahagia
Baca juga: Diisukan Putus dengan Billy Syahputra, Amanda Manopo Unggah tak Punya Hubungan, Larang Pakai Namanya
Hal ini dianggap Ronny hanya merupakan taktik para pelaku pengedar untuk menyelamatkan para bandar narkoba.
"Misalnya ketika pengedarnya ditangkap, ketika ditanya bosnya siapa, hal yang paling mudah untuk melindungi bosnya gimana, mereka tinggal bilang barang ini dari lapas," ungkapnya.
Kasus ini dikatakan Ronny bukan merupakan kali pertama terjadi.
Adanya kasus tersebut dianggap sangat merugikan citra Lapas Bontang.
Baca juga: Upaya Setahun Membuahkan Hasil, Anies Baswedan Ajak Jajaran tak Puas Diri Usai Sukses Tangani Banjir
"Kita selalu yang menjadi kambing hitam, yang menjadi jelek dan buruk namanya pasti lapas, karena ketika pengedar tertangkap, keluarganya dijamin sama bandarnya," tutur Rony.
Menurutnya, hal ini pun bukan hanya terjadi di lapas Bontang melainkan di seluruh lapas di Indonesia.
"Hampir di seluruh Indonesia itu merupakan taktik-taktik yang mereka gunakan, selalu arahnya ke lapas," tutupnya.
Penulis: Ismail Usman | Editor: Mathias Masan Ola