Berita Nasional Terkini
SBY Sadar tak Bisa Imbangi Koalisi Jokowi, Kader Demokrat Diminta Lakukan Hal Ini
Dalam kesempatan itu SBY juga menyinggung kekalahan Demokrat di berbagai pembahasan kebijakan di DPR.
Penulis: Januar Alamijaya | Editor: Amalia Husnul A
TRIBUNKALTIM.CO - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhotono tak bisa mengimbangi koalisi Jokowi.
Hal ini disampaikan oleh Presiden ke 6 RI itu melalui sebuah video.
Dalam kesempatan itu SBY juga menyinggung kekalahan Demokrat di berbagai pembahasan kebijakan di DPR.
Meski demikian ia berharap seluruh kader tetap tegar.
Saat ini, pemerintah didukung oleh tujuh partai di DPR, yakni PDI-P, Gerindra, Golkar, Nasdem, PPP, PKB dan PAN.
Sedangkan Demokrat dan PKS memilih berada di luar koalisi pemerintah.
"Sebagai partai politik yang berada di luar pemerintahan, tidak berada dalam koalisi pemerintahan Presiden Jokowi yang sangat kuat, kita tidak mungkin bisa mengimbanginya," kata SBY dalam video yang diterima Kompas.com, Rabu (24/2/2021).
Baca juga: Gegara Komentar Soal Banjir Anies Baswedan Ditegur Staf Khusus Menteri, Diminta tak Cari Pembenaran
Baca juga: Pengacara Ungkap Status Amanda Manopo dan Billy Syahputra, Henny Manopo Sebut Indikasi Masalahnya
SBY menuturkan, Demokrat kerap kalah suara ketika membahas soal kebijakan di DPR.
Menurutnya, kekalahan itu seolah mengandaskan perjuangan seluruh pimpinan dan kader Demokrat.
Bahkan, menghilangkan harapan Demokrat untuk menang.
Namun di sisi lain, SBY mengaku tetap bangga kepada para kader dalam menghadapi beratnya perjuangan.
"Saya bangga, karena saudara semua, para kader Demokrat, dalam menghadapi beratnya perjuangan tersebut, tidak pernah menyerah, tidak patah semangat, dan tidak pernah surut memperjuangkan aspirasi rakyat," ungkapnya.
SBY berpandangan, Demokrat selalu hadir dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat sipil, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan organisasi profesi yang jarang diberitakan media massa.
Ia pun berharap seluruh kader tetap sabar dan tegar dalam memperjuangkan aspirasi rakyat.
"Insya Allah, kesabaran, ketegaran, dan semangat pantang menyerah yang kita miliki, akan berbuah manis di kemudian hari. Bisa saja gagal di hari ini, tapi sukses di hari esok," tutur SBY.
Baca juga: SBY Curhat Rumahnya Digeruduk Massa Jelang Pilkada DKI Hingga Kini Keadilan Tidak Pernah Datang
Baca juga: SBY Buka Suara soal Upaya Kudeta di Demokrat, Jokowi & Moeldoko Disinggung: Saya Harus Turun Gunung!
Minta Usir Kader yang Terlibat Kudeta
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY) menegaskan kepada seluruh jajaran Demokrat untuk mengusir kader-kader yang masih mendukung atau berpartisipasi dalam upaya mengambil alih kepemimpinan partai.
"Kalau segelintir kader atau mantan kader itu masih bergentayangan, mencari mangsa ke kanan dan ke kiri, katanya ada juga yang bertindak sebagi 'EO', hadapi dengan sikap yang tegas. Usir orang-orang itu," kata SBY dalam dalam video news release yang diterima Kompas.com, Rabu (24/2/2021).
SBY juga meminta agar kader dan mantan kader Demokrat itu segera berhenti merusak partai.
Kendati demikian, ia tetap mengingatkan agar para kader tidak melakukan tindakan dengan unsur kekerasan atau main hakim sendiri dalam menghadapi gerakan tersebut.
"Banyak cara untuk mempertahankan kedaulatan partai, tanpa melawan hukum yang berlaku. Dalam melawan kemungkaran, janganlah digunakan cara-cara yang sama mungkarnya," jelasnya.
Meskipun, diakui SBY, seringkali tak mudah untuk mendapatkan keadilan.
Namun, ia mengingatkan agar Demokrat tetap menjadi pihak yang menghormati konstitusi.
Lebih lanjut, Presiden ke-6 RI itu bercerita pengalamannya pada 2017, saat putranya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengikuti kontestasi Pilkada DKI Jakarta.
Kala itu, ia merasa sebagai warga negara yang tidak mendapatkan keadilan dalam menyuarakan haknya.
"Sebagai warga negara, bukan sebagai mantan presiden, saya juga kerap menghadapi isu keadilan ini. Dulu, di tahun 2017, ketika tengah digelar Pilkada Jakarta, dan AHY menjadi salah satu calon gubernur, rumah saya di Kuningan digeruduk oleh ratusan massa," cerita dia.
"Sebenarnya banyak yang tahu, siapa penggerak dari aksi penggerudukan itu, namun, hingga kini, keadilan tidak pernah datang," sambungnya.
Baca juga: Devina Kirana Dituding Rebut Rizky Billar, Lesty Kejora Sampai Minta Maaf, Ini Sosoknya
Baca juga: Bertemu Bobby Nasution, Gubernur Edy Rahmayadi Ngaku Baru Tahu Sang Istri dan Menantu Jokowi Saudara
Tak berhenti sampai di situ, SBY mengungkapkan pernah mengalami fitnah kejam, satu hari menjelang pemungutan suara Pilkada Jakarta 2017.
Ia mengatakan, fitnah itu dilakukan oleh seseorang yang dekat dengan penguasa.
Namun, ia tak menyebut fitnah seperti apa dan siapa orang yang dimaksud memfitnah dirinya.
Menurut SBY, ia sudah mengadukan hal tersebut kepada pihak kepolisian.
Namun, hingga kini siapa yang memfitnah dirinya tidak pernah dibuka oleh pihak kepolisian.
Diketahui, Demokrat tengah mengalami isu adanya gerakan yang ingin mengambil alih kepemimpinan partai.
Baca juga: Karena Malu Ustadz Abdul Somad Tolak Permintaan Syekh Ali Jaber, Ternyata jadi Pertemuan Terakhir
Baca juga: Tata Cara Sholat Tahajud, Lengkap dengan Waktu Sholat Tahajud Terbaik Menurut Ustaz Abdul Somad
Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua Umum Partai Demokrat AHY pada 1 Februari 2021.
Ia menyebut, ada sejumlah orang yang terdiri dari kader dan mantan kader Demokrat yang berupaya mengambil alih partai.
Gerakan itu disebut bertujuan untuk menjadikan Partai Demokrat sebagai kendaraan politik pada Pemilu 2024 mendatang.
(*)
Editor : Januar Alamijaya
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "SBY: Demokrat Tak Mungkin Bisa Imbangi Kekuatan Koalisi Presiden Jokowi" dan "Sebut Ada Kader yang Ingin Ambil Alih Demokrat, SBY: Usir Orang-orang Itu..."
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul SBY Sebut Partai Demokrat Tak Bisa Imbangi Koalisi Jokowi, Singgung Beratnya Perjuangan Kader, https://wow.tribunnews.com/2021/02/25/sby-sebut-partai-demokrat-tak-bisa-imbangi-koalisi-jokowi-singgung-beratnya-perjuangan-kader?page=all.