Cover Story
Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung, Meski Rindu Liburan, Indah Ayu Tunda Kunjungi Ayah di Jakarta
Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung, Meski Rindu Liburan, Indah Ayu Tunda Kunjungi Ayah di Jakarta
Penulis: Heriani AM |
TRIBUNKALTIM.CO, BALIKPAPAN - Pandemi Covid-19 Masih Berlangsung, Meski Rindu Liburan, Indah Ayu Tunda Kunjungi Ayah di Jakarta
Sejak pemerintah menerapkan peraturan adaptasi kebiasaan baru, sebagian tempat wisata sudah boleh dikunjungi.
Namun, sampai saat ini, jumlah kasus Covid-19 di Indonesia masih terus meningkat.
Vaksin virus Corona pun masih membutuhkan waktu untuk diuji kelayakannya sebelum diedarkan.
Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung dan fase new normal yang tidak membuat kita yakin sepenuhnya untuk kembali lagi ke luar rumah buat travelling, memang benar-benar menyusahkan.
Kalau menurut Indah Ayu, gadis Balikpapan penyuka travelling ini harus menunda perjalanannya karena banyaknya aturan yang mengikat.
"Corona gini harus perlu rapid, swab. Jadi kayak lebih ribet. Pengennya di rumah aja. Ada biaya tambahan yang lebih besar, dengan persiapan yang cukup banyak. Lebih riweuh," jelas Indah Ayu.
Berbeda sebelum pandemi, dimana jika ingin bepergian yang diurus hanyalah persoalan ticketing.
Indah Ayu bisa langsung berangkat tanpa hambatan apa pun.
"Sekarang berbeda. Belum lagi rasa panik karena banyak yang positif sekarang," tambahnya.
Kangen, sudah pasti dirasakan bungsu dua bersaudara ini.
Apalagi sang ayah berdomisili di Jakarta sehingga ia harus merelakan waktu berharga dimana bisa berkumpul bersama akibat penyebaran wabah yang belum terkendali.
"Penambahan kasus di Balikpapan bikin jadi lebih khawatir keluar-keluar. Terakhir pergi itu Maret tahun kemarin. Pas di awal pandemi," jelas penggemar musik Latin tersebut.
Indah Ayu lebih sering jalan-jalan di kota besar Jawa. Sedang dalam Balikpapan dan Samarinda, hampir semua destinasi sudah dikunjungi Indah Ayu.
"Semoga pandemi cepat berakhir. Bisa beraktivitas dengan normal tanpa rasa takut dan khawatir," tuturnya.
Biofile Model
Nama: Indah Ayu
TTL: Balikpapan 7 Desember 2001
Pekerjaan: Mahasiswi
Hobi: Menari, Berenang
Instagram: @_indahayuu
Fotografer: Dwi Ardianto
Lokasi Pemotretan: Universitas Balikpapan
Badan Rebahan Foto Liburan! Pandemi Corona di Rumah Aja, Djeni Kenang Melancong ke Penjuru Indonesia
Badan rebahan, foto liburan. Beberapa waktu belakangan kalimat tersebut ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak netizen, selebgram, bahkan artis papan atas mengunggah ulang foto liburan mereka.
Sekadar mengulang momen atau mengobati kerinduan.
Sebut saja Nikita Willy yang kerap membagikan ulang gambar liburannya di luar negeri.
Masa pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari setahun di seluruh dunia, berimbas pada terhentinya sejumlah kegiatan.
Satu di antaranya adalah kesedihan para traveller/pelancong yang tak bisa bepergian ke luar kota atau luar negeri lantaran aturan ketat agar warga diam di rumah.
Sejumlah negara menutup perbatasannya agar tak ada warga negara lain yang datang demi mencegah penularan Covid-19.
Beberapa grup WhatsApp/Facebook/Blog komunitas pelancong banyak yang mengeluhkan hal ini.
Rencana trip jauh-jauh hari terpaksa batal, tiket hangus, visa ditolak, dll.
Alhasil, mereka pun menumpahkan uneg-uneg rindu melancong ke penjuru nusantara/negara dengan mengunggah foto-foto lama travelling sebelum pandemi terjadi.
Satu di antaranya adalah musisi asal kota Balikpapan, Djeni.
Pria yang merupakan musisi, produser dan director pada Music Whatever (MW) juga punya hobi melancong keliling Indonesia.
Ia mulai menjajaki hobinya itu pada 2014. Bermula saat keinginannya amat kuat untuk mendaki gunung. Nekat lah ia muncak ke Rinjani.
"Baru pertama kali dan di luar bayangan. Alhasil tidak sampai puncak. Namun ketika sudah pulang, pengen lagi. Kangen," ujarnya.
Dari situ, ia mulai menjajaki puncak-puncak tinggi Tanah Air.

"Kalau di gunung, aku kayak orang naik haji. Apa yang jelek di bawah, kita tinggalkan. Dan berusaha menjadi orang sebaik-baiknya manusia, saat naik gunung," ungkapnya.Mendaki, ia maknai dekat dengan Sang Pencipta. Dimana ia langit yang tinggi itu, bisa ditaklukkannya.
Menurut Djeni, setiap orang berbeda dalam memaknai pendakian. Bahwa di puncak, inspirasi deras mengalir. Ada pula yang sering ia dapati, pendaki sedang khusyu membaca.
Inilah yang membuat mendaki, atau melancong amat dirindukan.
"Kalau ke gunung, biasanya di schedule 2-3 tahun sekali. Beda sama pantai, yang bisa 3-5 bulan sekali. Bahkan destinasi darat 2 bulan sekali. Nah, kalau destinasi lokasi Balikpapan sebulan bisa dua kali. Ini sebelum pandemi," jelasnya.
Tak sampai di sana, ia juga mulai menjajaki destinasi wisata di darat maupun laut.
Dalam hal ini pantai. Pria berambut sebahu ini telah menaklukkan Lombok, Sumbawa, Flores, sampai Sumba.
"Pernah coba hidup seminggu di kapal. Dan ternyata asyik. Kehidupannya jelas berbeda sama gunung," ujar lelaki yang juga mengoleksi action figure ini.
Untuk budget, Djeni tidak menyiapkan biaya khusus.
Jika dirasa penat dengan kehidupan pekerjaan, dengan pendapatan yang cukup, maka ia akan memikul carrier-nya. "Mumpung sehat dan ada kesempatan. Langsung pergi saja," tukasnya.

Melancong, Menyeimbangkan Hidup
Pandemi sudah berlangsung satu tahun belakangan.
Membuat pria dengan nama asli Muhammad Zaini ini tidak bisa menyalurkan hobinya keliling Indonesia.
Meski begitu, ia sesekali ke lokasi wisata alam di dalam kota. Untuk menghilangkan penat dan recharge energi.
"Butuh oksigen yang bagus. Melipir ke daerah yang banyak pohon, Bengkirai, Pantai Lamaru, Ambalat, Tanah Merah dan Batu Dinding. Pilih yang paling dekat, di kota seputaran kaltim. Yang bisa dilakukan mingguan," ujarnya.
Djeni mengaku belum berani ke luar kota. Pasalnya angka penyebaran Covid-19 di Indonesia masih tinggi.
Banyak daerah juga menerapkan pembatasan sosial. Selain itu alasan lainnya, karena ia turut terdampak penyebaran wabah. Pendapatannya jauh berkurang.
"Yang harus pikirkan sekarang adalah survive selama pandemi. Enggak ada event. Sepi," jelasnya.
Mana kala pandemi berakhir, destinasi pertama yang akan didatangi adalah Raja Ampat di Sorong, Papua.
Djeni sudah pernah ke ujung Indonesia itu. Namun saat itu, belum ada kerabat yang bisa ia datangi.
"Sekarang sudah ada. Siapa tahu juga bisa mengembangkan usaha di sana," harapnya.

Ngetrip, menurut kacamata Djeni adalah sebuah keharusan. Indonesia sangat kaya dan indah. Sayang jika dilewatkan begitu saja.
"Orang luar saja pada datang, masa kita tidak rasakan dan nikmati. Sampai sisa hidup tidak ada habisnya, baik indahnya, adat istiadat, kuliner, kopinya juga. Oleh-oleh hasil kerajinan," terusnya.
Sebagai warga kota, berkunjung ke lokasi wisata, maupun ke gunung membuat hidupnya seimbang.
Dimana ia di sanalah ia menjumpai otentisitas masyarakat Indonesia yang menjunjung budaya timur sesungguhnya.
"Masyarakat yang dekat alam, punya magnet tersendiri. Yang menarik kita untuk kembali, atau mencoba ribuan budaya yang ada. Entah itu suasana. Adat istiadat. Nilai-nilai yang tidak ada di kota, ada di sana. Sopan santun sangat dijunjung tinggi," pungkasnya. (*)