Berita Samarinda Terkini

RSI Samarinda Telah Beroperasi, Tersedia 67 Kamar Tidur Siap Pakai, Listrik Masih Jadi Kendala Utama

Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda telah beroperasi, meski hanya bagian instalasi gawat darurat saja yang beroperasi. Sebab beberapa poli spesialis ma

TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO
RSI Samarinda telah beroperasi namun masih membutuhkan beberapa persiapan lainnya seperti penambahan dokter spesialis ke depannya. TRIBUNKALTIM.CO/NEVRIANTO HARDI PRASETYO 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA- Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda telah beroperasi, meski hanya bagian instalasi gawat darurat saja yang beroperasi.

Sebab beberapa poli spesialis maupun ruang inap masih butuh pembenahan sampai siap beroperasi 100 persen.

Meskipun begitu RSI Samarinda ini memiliki tiga kelas perawatan jika rawat inap benar-benar difungsikan 100 persen.

Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun Harap di Bawah Kepemimpinan Alimuddin, KKSS Kaltim Semakin Solid

Baca juga: Walikota Samarinda Andi Harun akan Naikkan Gaji Ketua RT Sebesar Rp 1 Juta

Dirut RSI Samarinda Didik Santoso, Minggu (7/3/2021) mengatakan, terdapat 67 tempat tidur yang masih dalam kondisi siap pakai, namun hanya 24 tempat tidur saja yang bisa digunakan.

Ia mengatakan, kurangnya daya listrik yang belum memadai.

"Semua sudah siap, kendala lainnya listrik," ucapnya.

Sementara itu ia mengatakan beberapa instrumen rumah sakit siap 100 persen.

Rumah sakit ini memiliki suction 5 unit, monitor pasien ICU enam unit, tensimeter digital 7 unit.

Untuk tensi meter, ada lima unit yang beroda.

Sementara sisanya dua unit bermodel duduk.

Baca juga: Besok Vaksinasi Massal Kembali Digelar, 500 Lansia di Balikpapan Bakal Disuntik

Baca juga: Pedagang Pasar Pandansari Mengeluh ke Walikota Balikpapan, Omzet Turun, Kalah Bersaing dengan PKL

"Kemudian ada Syiring Pump 7 unit. Infus pump tiga unit," ucapnya.

Banyak Tantangan untuk Kembali pada Masa Kejayaan Dulu

Diberitakan sebelumnya, Rumah Sakit Islam (RSI) Samarinda resmi beroperasi.

Pengelola RSI Samarinda masih memiliki banyak tantangan untuk mengembalikan kejayaan di masa lalu, salah satunya mengembalikan beberapa ruangan.

Poli spesialis dan penambahan karyawan dan beberapa ruangan yang perlu dibenahi harus kembali seperti semula.

Namun ada catatan yang perlu diperhatikan pihak rumah sakit.

Direktur Utama (Dirut) RSI Samarinda Didik Santoso, Minggu (7/3/2021) mengatakan, tantangan terbesar untuk mengembalikan RSI bukan hanya mengembalikan fasilitas saja.

Namun budaya kerja yang lebih baik dan teratur menjadi tantangan terbesar ke depannya.

Sebab budaya kerja yang teratur serta melayani masyarakat lebih baik diyakininya mengembalikan kepercayaan masyarakat usai dibuka kembali rumah sakit tersebut.

Sementara itu beberapa persiapan juga perlu ditingkatkan demi meningkatkan kenyamanan pasien atau masyarakat yang sakit.

Ia mengakui saat ini masyarakat yang memiliki BPJS kesehatan belum bisa menggunakan layanan rumah sakit.

"Proses BPJS satu bulan sambil perbaiki yang ada. Masih melayani pasien umum, BPJS kita terima kalau emergency. Nantinya kita klaim ke BPJS," ujar Didik Santoso.

Ia mengaku tidak khawatir masyarakat yang sakit tidak datang ke rumah sakit tersebut karena masih kalah fasilitasnya dengan rumah sakit lainnya.

Sebab kondisi rumah sakit yang berada di permukiman padat penduduk, serta masyarakat dari Kecamatan Anggana, Kabupaten Kutai Kartanegara, juga lebih cepat mendapatkan layanan kesehatan ketimbang ke rumah sakit yang ada di pusat kota.

"Saya perhatikan demografisnya. Pinggir jalan yang strategis dan kawasan padat mudahan bisa berkembang seperti dulu," ucap Didik Santoso.

Sebelumnya, Direktur Utama RSI Samarinda Didik Santoso, Minggu (7/3/2021) mengatakan saat ini hanya ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) sudah aktif 24 jam.

Hanya saja saat ini beberapa ruangan tertentu masih belum beroperasi.

Meskipun IGD beroperasi, beberapa kamar dinyatakan siap dipakai bagi pasien rawat inap.

Hanya saja butuh beberapa persiapan agar pasien rawat inap dapat menggunakan ruangan tersebut.

"Rawat inap kita sudah konsultasi dengan dokter penyakit dalam dan (dokter) anak kita akan nambah jumlah. Sementara untuk kasur ready 20 unit," ucapnya.

Dokter untuk menangani IGD hanya empat orang.

Menurutnya, jumlah tersebut cukup untuk menangani pasien gawat darurat.

"IGD satu dokter dua perawat. Tiga shift 24 jam," ucapnya.

Sedangkan untuk petugas medis lainnya, seperti perawat dan bidan masih memperkerjakan karyawan yang lama.

"Perawat belum ada rekrutmen karena sudah cukup. Total 34 perawat sama bidan," ucapnya.

Sementara itu kondisi obat-obatan saat ini masih mencukupi.

Namun saat ini pihak RSI Samarinda belum ada rencana menambah dokter spesialis ke depan.

Alasannya, karena kebutuhan untuk dokter spesialis masih terbatas.

"Untuk pembukaan poli spesialis tergantung kepada obat yang disediakan," ucap Didik Santoso.

Sementara itu petugas apotek belum tersedia untuk saat ini.

Saat ini apoteker masih mengurus izin kerja.

"Apoteker masih mengurus surat izin, kemungkinan dua minggu lagi sekitar tanggal 20-an. Satu apoteker saja. Untuk apoteker pendamping tidak perlu karena masih kecil, masih pelan-pelan," kata Didik Santoso.

Berikut jumlah tempat tidur  berdasarkan kelasnya masing-masing:

A. Jumlah Tempat Tidur Berdasarkan Kelas
1.VIP: enam tempat tidur

2. Kelas 1: 12 tempat tidur

3. Kelas 2: 18 tempat tidur

4. Kelas 3: 31 tempat tidur
Total: 67 tempat tidur.

B. Jumlah Ruangan Berdasarkan Jenis Penyakit

1.Ruang raudah (ruang anak): 20+1 ruang isolasi

2. Ruang jabal Rahmah (penyakit dalam): 20 ruangan.

3. Ruang Arafah (ruang bedah): 11 ruangan

4. Jabal Tsur (ruang kebidanan): 16 ruangan

5. Ruang Covid: empat ruangan

6. Ruang ICU: 2 ruangan
Total 74 ruangan.

Penulis: Jino Prayudi Kartono | Editor: Rahmad Taufiq

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved