Kisruh Partai Demokrat
Moeldoko Dalam Bahaya Jika SBY Sukses Lobi Jokowi, Motif Ambil Alih Demokrat Bukan Jadi Capres 2024
Moeldoko dalam bahaya jika SBY sukses lobi Jokowi, motif ambil alih Partai Demokrat bukan jadi Capres 2024
Penulis: Rafan Arif Dwinanto | Editor: Muhammad Fachri Ramadhani
"Akhirnya terjadi pergantian kekuasaan parpol.” tambahnya.
Namun ia menilai, untuk kasus di Partai Demokrat ini berbeda karena ada nama besar Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY).
“Tapi apa yang terjadi pada Demokrat agak spesial menurut saya."
"Ini karena persepsi publik melalui lembaga survei lain sepakat, bahwa Demokrat adalah SBY, SBY adalah Demokrat.”
“Jadi saat orang lain akan men-takeover Demokrat, itu menurut saya tidak ada rencana jangka panjang untuk membesarkan Demokrat, namun justru akan mengecilkan Demokrat.” jelas Hendri.
Jika benar kudeta Partai Demokrat ini untuk jangka pendek, lalu apa tujuan Moeldoko mau menerima jabatan sebagai ketua umum?
Tentunya apabila menjadi ketua umum di salah satu partai terbesar di Indonesia, ada peluang untuk maju di Pilpres 2024.
Hendri mengatakan tujuan Moeldoko di Partai Demokrat ialah untuk memuluskan beberapa undang-undang yang sedang diperjuangkan pemerintah atau jabatan sebagai menteri apabila terjadi reshuffle.
“Apa tujuan?
Tujuan jangka pendek yaitu untuk memperkuat koalisi atau memuluskan beberapa UU yang akan diperjuangkan pemerintah.”
Ia mengatakan Moeldoko konyol apabila mau menerima jabatan Ketum Partai Demokrat jika tidak ada garansi untuk lancarnya rencana dia ke depan.
“Moeldoko agak konyol kalau belum mendapatkan kepastian atau garansi akan mulusnya rencana dia.”
“Misal untuk SK Kumham atau bisa saja apabila ada reshuffle kabinet yang dilakukan oleh Pak Jokowi, dia bisa dipilih menjadi menteri."
"Sehingga posisi dia sebagai Ketum Demokrat akan lebih solid untuk mempengaruhi DPD DPC Demokrat untuk mendukung dirinya,” paparnya.
Hendri juga mengingatkan, Moeldoko bisa saja ditendang dari pemerintahan apabila skenario ini gagal terwujud.