Berita Nunukan Terkini
7 Kasus DBD Muncul di Nunukan, Alamat Pasien tak Sesuai KTP Jadi Kendala Medis PKM Sedadap
Sebanyak 7 kasus demam berdarah (DBD) muncul di Kabupateb Nunukan, Kalimantan Utara, pada awal Maret 2021.
TRIBUNKALTIM.CO, NUNUKAN - Sebanyak 7 kasus demam berdarah (DBD) muncul di Kabupateb Nunukan, Kalimantan Utara, pada awal Maret 2021.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Puskesmas (PKM) Sedadap, Kecamatan Nunukan Selatan, dr Evi Maryani.
"Awal Maret ini, kasus DBD yang kita temukan ada 7 kasus. Satu kasus di daerah Kelurahan Mansapa dan 6 kasus lainnya di RT 06, Kelurahan Nunukan Selatan. Ketujuh kasus DBD itu sangat bervariasi dari segi usia, mulai bayi hingga Lansia," kata dr Evi Maryani kepada TribunKaltim.Co, Jumat (19/03/2021).
Baca juga: 7 Kasus Demam Berdarah Mulai Muncul di Nunukan, Kepala Pimpus dr Evi Maryani Minta Warga Lakukan Ini
Baca juga: Lagi Musim Hujan, Harus Diwaspadai Demam Berdarah, Berikut Gejala-gejala Demam Berdarah
Menurutnya, selain cuaca yang masih musim penghujan, sebab lain munculnya demam berdarah lantaran faktor lingkungan rumah yang kurang terawat dengan baik.
dr Evi Maryani mengatakan, pihaknya hanya melakukan pemeriksaan NS1, sekadar untuk mengetahui seseorang terinfeksi virus dengue atau tidak.
Sementara itu, untuk mendiagnosa yang bersangkutan positif DBD harus dilakukan oleh pihak RSUD Nunukan.
"Kami di sini ada juga pemeriksaan NS1. Ketika yang bersangkutan dicurigai DBD, baru kami rujuk ke RSUD. Jadi yang mendiagnosa seseorang positif DBD itu rumah sakit. Karena mengenai trombosit pasien itu dicek di rumah sakit," ucapnya.
Baca juga: Bupati Paser Yuriansyah Syarkawi Tutup Usia, Kronologinya Mengeluh Demam, Batuk dan Sesak
Baca juga: Lebih Rendah dari Tahun Lalu, DKK Balikpapan Catat 1.019 Kasus Demam Berdarah Dengue
Lanjut, dr Evi, setelah mengetahui seseorang positif DBD, pihaknya akan melakukan pengecekkan langsung ke rumah pasien tersebut.
Namun, ia mengaku, kendala yang ditemukan di lapangan yaitu alamat rumah pasien yang tercatut di KTP berbeda dengan yang sebenarnya.
"Yang penting itu alamat rumah pasien. Kadang alamat rumah pasien berbeda dengan alamat di KTP. Itu yang jadi kendala kami. Pengecekkan ke rumah pasien secara langsung itu penting. Kami cek tempat penampungan airnya berapa, dihitung jentik nyamuknya, ada nggak yang demam di rumah itu. Lalu bagaimana tetangga sekitar rumah radius seratus, ada nggak yang demam. Nanti yang demam kita cek NS1," ujarnya.
dr Evi Maryani menjelaskan, konsekuensi buruk akibat terkena DBD yaitu dapat menyebabkan kematian.
Pasalnya, demam berdarah cepat sekali menyerang tubuh sehingga imun tubuh bisa menurun dengan cepat.
Baca juga: Obat Demam Berdarah hingga Menjaga Kadar Kolesterol, Ini Khasiat Madu Angkak yang Harus Anda Ketahui
Baca juga: Makanan-makanan Alami ini Dijamin Ampuh Percepat Sembuhkan Demam Berdarah, Salah Satunya Brokoli
"Kalau lambat sedikit ditangani bisa dehidrasi sehingga itu yang sebabkan kematian. Jadi asupan cairan di dalam tubuh yang kurang, bisa sebabkan kematian," tuturnya.
dr Evi Maryani mengimbau kepada masyarakat Nunukan untuk selalu waspada terhadap kasus demam berdarah.
Ia menyarankan kepada masyarakat Nunukan, agar memulai pencegahan demam berdarah dari Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M Plus, yakni, menguras dan menyikat tempat penampungan air secara rutin, menutup rapat semua tempat penyimpanan air, dan mendaur ulang limbah barang bekas yang bernilai ekonomis.