Berita Nasional Terkini
TERKUAK Cara Pria Gondrong Bekasi Kasih Makan Jenglot, Gandakan Uang, Begini Nasibnya Bersama Polisi
Terkuak cara pria gondrong Bekasi kasih makan Jenglot, gandakan uang, begini nasibnya bersama polisi.
Tak lupa uang Rp 10 juta ditata sedemikian rupa lalu uang itu akan dijilati oleh jenglot.
Selepas dijilati jenglot uang dimasukan ke sebuah kotak di belakang tempat ritual yang tertutup kain jarik warna gelap.
"Pelaku bilang nanti jenglot yang akan bekerja menggandakan uang dengan berkeliling ke bank-bank. Hasilnya akan terlihat tiga bulan kemudian," jelasnya.
Dia pun bersabar menunggu tiga bulan agar uangnya berlipat hingga ratusan juta.
Sayangnya, baru dua minggu berjalan, dia sudah diberitahu pelaku agar mendatangi rumah kontrakan pelaku.
Pelaku menyebut agar korban mencari uang lagi agar kerja jenglot dalam mencari uang maksimal.
Dia pun mencari pinjaman ke temannya sebesar Rp 20 juta.
"Aku pinjam Rp 20 juta diberi bunga sama temen 10 persen," katanya.
Baca juga: Oknum TNI Tembak Leher Driver Online, Korban Dibuang di Kebun Sawit, Hidup!
Selang dua bulan kemudian, dia harus membayar uang pinjaman itu sehingga memilih untuk menjaminkan BPKB mobil anaknya di sebuah BPR di Semarang.
Adanya koneksi di BPR tersebut,membuatnya mudah mendapat pinjaman sebesar Rp 60 juta.
"Uang tersebut saya bayarkan utang sebesar Rp 20 juta plus bunga 10 persen. Entah kenapa saya terbujuk lagi ke dukun itu. Uang sisa pinjaman BPR sebesar Rp 20 juta tak kasih ke dukun lagi untuk digandakan," terangnya.
Saat tiba waktu tiga bulan yang dijanjikan pelaku, dia diminta pelaku untuk membuat sesaji tujuannya agar uang gaib hasil buruan jenglot ratusan juta bisa dicairkan.
Saat prosesi itu pelaku beralibi harus ada getah tanaman Gadung sejenis tanaman umbi-umbian yang tumbuh di hutan.
Namun getah tanaman itu tak berhasil ditemukan sehingga jenglot tak bisa pulang untuk membawa uang hasil dari bank.
Dia mengaku, terus diperdaya pelaku hingga menguras uangnya.
Pada pertengahan bulan Agustus 2020 dia sudah mulai curiga ke pelaku dan berharap uangnya yang dimasukan ke kotak belakang tirai tempat ritual dukun Supriyono agar segera dibongkar.
Namun dia mendapat ancaman dari pelaku jika tempat itu dibongkar maka akan ada malapetaka yang menimpa mereka berupa hilangnya nyawa.
Pelaku lalu mencoba menyakinkannya dengan menunjukan proses penarikan uang gaib dari balik tirai sebesar Rp 3 juta.
Pelaku menyebut uang itu sebagai uang gaib padahal itu hanya tipuan.
"Uang Rp 3 juta itu diberikan kepada saya Karena sudah diperdaya saya percaya saja. Uang itu saya setor tunai ke mesin ATM agar yakin itu uang asli," bebernya.
Selepas itu, pelaku bilang agar saya lebih bersabar untuk menarik uang gaib yang lebih besar karena syarat berupa getah gadung belum ditemukan.
Dia melanjutkan, pelaku sempat meninggalkan sebuah kotak di rumahnya dengan alasan hendak pergi ke Yogyakarta untuk melakukan ritual agar jenglot bisa pulang membawa uang.
Pelaku ketika itu mengirimkan video proses ritual di kuburan atau tempat angker lainnya yang entah itu di mana.
"Pelaku menyakinkan saya dengan mengirim video itu namun saya diminta langsung menghapusnya."
"Alasan pelaku menyuruhnya menghapus video dan chatting agar tak meninggalkan jejak dengan menakut-nakuti," katanya.
Baca juga: Di Tengah Kasus Video dengan Gisel, Nobu Beri Pengakuan Soal Hubungannya dengan Jedar, Sudah Lama
Ternyata saat pelaku beralasan pergi ke Yogyakarta ternyata tak pergi kemana-mana melainkan melakukan penipuan ke korban lain.
"Pada saat itu pelaku juga sudah menemukan para korban lainnya," terangnya.
Dia menjelaskan, jangka waktu penipuan yang menimpanya berlangsung dari Desember 2019 sampai Desember 2020.
Total uangnya yang dibabat pelaku hingga total Rp 150 juta.
Uang tersebut awalnya uang pinjaman.
"Akan tetapi anak saya yang hendak menikah melunasinya dengan uang tabungan untuk biaya pernikahannya," tuturnya.
Dia menyebut, tak hanya dirinya yang menjadi korban.
Melainkan ada belasan korban lainnya hanya saja enggan melapor.
Termasuk teman-temannya yang awal mengenalkannnya ke pelaku.
Kini hanya ada dua korban yang melaporkan kasus itu ke pihak kepolisian pada pertengahan Januari 2021.
Dia bersama lima korban lainnya melapor namun hanya dua yang di buatkan Berita Acara Pemeriksaan (BAP).
Yakni dirinya yang merugi Rp 150 juta dan korban lainnya Rp 18 juta.
"Selepas pelaku sadar aksinya diketahui langsung menonaktifkan nomornya. Saya datangi rumah kontrakannya sudah kabur," terangnya.
Baca juga: Update Liga Italia, Maldini Temukan Pengganti Calhanoglu di AC Milan, Gaya Main Mirip Rui Costa
Hingga sekarang pelaku belum tertangkap. Pelaku kabur dari kontrakannya setelah mengendus aksinya terbongkar.
Pelaku mengontrak bersama istri dan anak perempuannya yang berusia sekira tiga tahun.
Saat mengontrak pelaku selalu tak memberikan identitas aslinya seperti KTP dan KK.
Dia berharap, pelaku dapat lekas tertangkap agar tak ada korban lain.
"Saya ingin pelaku lekas tertangkap untuk keadilan para korban," terangnya.
Pengamatan Tribunjateng.com, lokasi kontrakan yang dihuni pelaku untuk praktik pengadaan uang sudah kosong.
Pelaku hanya meninggalkan dua meja kecil. Berbagai peralatan ritual sudah tak ada di lokasi.
Ritual dilakukan oleh pelaku di sebuah ruangan kayu samping rumah kontrakan.
Pemilik kontrakan yang enggan disebutkan namanya, tak tahu kalau rumah kontrakanya menjadi pusat ritual pengganda uang.
Pelaku mengaku warga Taman Lele Tambakaji, Ngaliyan, Semarang.
Sudah mengontrak rumah tersebut selama hampir dua tahun. Jangka waktu kontrakan habis pada Januari 2021 lalu.
"Sudah saya bersihkan semua sekalian renovasi. Banyak perkakas yang kami ganti. Jangan bahas itu," katanya.
Kapolsek Mijen, Kompol Ady Pratikto belum dapat dikonfirmasi lebih jauh terkait kasus ini.
"Saya cek dulu," jawabnya singkat saat dikonfirmasi Tribunjateng.com
(*)
Editor: Muhammad Fachri Ramadhani