Berita Nasional Terkini

Pasangan Prabowo - Anies Baswedan Bisa Terwujud di 2024, Refly Harun : Tak Ada Rotan Akar pun Jadi

Dua nama yang saat ini cukup mengemuka adalah Prabowo Subianto dan Anies Baswedan

KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO
Prabowo Subianto dan Anies Baswedan saat memberikan keterangan pers di Kantor DPP Partai Gerindra, Jakarta Selatan, Rabu (15/2/2017). 

TRIBUNKALTIM.CO - Sejumlah nama digadang-gadang bakal maju di Pemilihan Presiden (Pilpres)  2024.

Dua nama yang saat ini cukup mengemuka adalah Prabowo Subianto dan Anies Baswedan.

Keduanya dinilai punya elektabilitas yang masih cukup tinggi.

Bahkan tak menutup kemungkinan keduanya bisa saja berpasangan di Pilpres 2024

Melansir dari Tribun Wow.com Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyinggung kemungkinan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mencalonkan diri di Pilplres 2024.

Refly Harun menyinggung kemungkian Anies berpasangan dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Baca juga: Update Formula E Jakarta, Lokasi Batal di Monas, Jadwal Balapan Mobil Listrik Andalan Anies Baswedan

Baca juga: Kebijakan Baru Anies Baswedan, Strategi Atasi Covid-19, Boleh Nongkrong, Cek Waktu dan Jumlah Orang

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube Refly Harun, Senin (22/3/2021).

"Why not? Saya tidak tahu, sangat tergantung konstelasi politik," jelas Refly.

Jika tak ada pilihan lain, Anies disebutnya pasti akan menerima tawaran bergabung dengan Prabowo.

Apalagi, jika tak ada satu pun partai yang mendukung Anies di Pilpres 2024.

"Maka berlaku tidak ada akar, rotan pun jadi," kata Refly.

"Kalau Anies jadi gelandangan politik, tidak ada yang mencalonkan."

"Lalu tiba-tiba digandeng Prabowo ya mau enggak mau, enggak ada pilihan."

Menurut Refly, hal itu jika akan terjadi pada Prabowo jika PDI Perjuangan (PDIP) bersikeras mencalonkan Puan Maharani.

Ia menyebut, bisa saja Prabowo jadi calon wakil presiden mendampingi Puan.

"Itu sama seperti Prabowo yang turun pangkat jadi calon wakil presiden ketika tidak ada pilihan menjadi calon presiden," ujarnya.

"Karena Megawati tidak mau menyodorkan Puan jadi wakil Prabowo."

"Karena dia ingin jadi presiden, akhirnya Prabowo mengalah."

Tak hanya itu, menurut Refly, hal serupa juga pernah dialami Wiranto pada 2009 lalu.

Refly menyebut, Wiranto juga rela turun pangkat dari calon presiden 2004 menjadi calon wakil presiden 2009.

"Wiranto tahun 2004 sebagai calon presiden harus mengalah jadi calon wakil presiden," kata Refly.

"Karena dia tidak mendapatkan kereta apa pun untuk jadi presiden."

"Karena itu ketika digandeng JK menjadi wakil presiden, dia terima," tukasnya.

Baca juga: NEWS VIDEO Anies Baswedan Ungguli Ganjar Pranowo Sebagai Calon Presiden

Baca juga: Survei: Anies Baswedan Ungguli Ganjar Pranowo Sebagai Calon Presiden, PDIP Sebut Undecided Voters

Simak videonya berikut ini mulai menit ke-18.18:

Peluang Prabowo Menangkan Pilpres 2024

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indo Barometer, M Qodari mengungkap kemungkinan besar Menteri Pertahanan Prabowo Subianto maju di Pilpres 2024.

Dilansir TribunWow.com, Qodari bahkan yakin banyak partai yang bakal mendukung Prabowo.

Pasalnya, menurut Qodari, Prabowo berpeluang besar menjadi presiden 2024.

Hal itu diungkapkannya dalam kanal YouTube tvOneNews, Minggu (21/3/2021).

Menurut Qodari, partai politik pasti tertarik untuk mendukung Prabowo.

Apalagi, popularitas Prabowo semakin tinggi setelah menjadi menteri.

"Kenapa? Pertama punya partai, kursinya Gerindra itu besar," jelas Qodari.

"Tinggal tambah satu partai menengah pasti bisa maju. Yang kedua, Beliau juga punya popularitas."

"Sehingga nanti pasti bisa menarik partai politik," sambungnya.

Qodari melanjutkan, Prabowo punya peluang besar untuk memenangkan Pilpres 2024.

Hal itulah yang membuat banyak partai politik tertarik mendukungnya.

"Partai politik lain akan tertarik pada Pak Prabowo karena punya potensi menang," lanjutnya.

Selain Prabowo, Qodari juga menyebut nama Anies Baswedan.

Ia mengatakan, Anies Baswedan juga banyak memeroleh dukungan untuk mencalonkan diri sebagai presiden.

"Yang kedua, besar kemungkinan yang akan maju adalah Anies Baswedan," kata Qodari.

"Karena punya popularitas dan Beliau adalah gubernur DKI Jakarta."

"Beliau pada hari ini konstruksinya sudah dapat suara dari kelompok dan dari umat Islam. Nanti partai seperti PKS akan berkoalisi di belakang Anies Baswedan," sambungnya."

"Jadi hari ini yang punya realitas besar dan kemungkinan besar maju, bila tak ada amandemen, itu adalah Prabowo dan Anies Baswedan," lanjutnya.

Baca juga: PILPRES 2024: Anies Baswedan & Ganjar Paling Disukai Anak Muda, tak Ada Nama Risma, Posisi Prabowo?

Baca juga: Anies Baswedan Kembalikan Alokasi Bantuan Tempat Ibadah Rp 140 Miliar, Sempat Dipuji Jusuf Kalla

Lebih lanjut, Qodari membeberkan prediksinya soal dukungan PDI Perjuangan (PDIP).

Qodari menyebut PDIP kemungkinan besar akan mendukung Prabowo.

"Tentunya kalau bisa Jokowi-Prabowo ya Jokowi-Prabowo."

"Tapi kalau misalkan tidak ada, kemungkinan akan berpasangan dengan Prabowo Subianto," tandasnya.

(*)

Berita tentang Anies Baswedan

Berita tentang Prabowo Subianto

Berita tentang Pilpres 2024

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved