Berita Nasional Terkini
Lengkap, Pengakuan Terbaru 4 Teroris yang Dibekuk Densus 88, Rencanakan Teror Demi Habib Rizieq
Lengkap, pengakuan terbaru 4 teroris yang dibekuk Densus 88, rencanakan teror demi Habib Rizieq Shihab
TRIBUNKALTIM.CO - 4 Terduga teroris yang dibekuk Densus 88 baru-baru ini membuat pengakuan mengejutkan yang hampir sama.
Mereka rata-rata mengaku sebagai anggota Front Pembela Islam ( FPI) yang kini sudah bubar.
Ada pula terduga teroris yang merencanakan aksi pengeboman di SPBU demi meminta Habib Rizieq Shihab dibebaskan.
Penangkapan 4 terduga teroris ini merupakan hasil pengembangan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.
Empat terduga teroris yang ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri membuat pengakuan dengan keterangan yang mirip.
Mereka ditangkap setelah teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (28/3/2021) lalu.
Baca juga: Bukan Habisi Polisi, Tujuan Akhir Zakiah Aini Serang Mabes Polri Terkuak, Ada Pesan yang Disampaikan
Baca juga: Terlilit Utang Usai Suami Ditangkap, Reaksi Istri Terduga Teroris saat Jokowi Kirim Uang & Bingkisan
Ada lima orang yang ditangkap terkait jaringan teroris tersebut di berbagai tempat, di antaranya Jakarta, Bekasi, dan Tangerang Selatan.
Empat di antaranya mengaku menjadi bagian dari organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) yang kini sudah dibubarkan.
"Nama saya Zulaimi Agus. Saya belajar membuat TATP atau aseton peroksida pasca-kerusuhan 21-22 Mei 2020 di depan Bawaslu," ungkap Zulaimi Agus, dalam video yang ditayangkan Kompas TV, Minggu (4/4/2021).
Ia mengaku belajar membuat bahan peledak dari berbagai blog di internet.
Agus mengungkapkan keterlibatannya dalam FPI sejak dua tahun lalu.
"Saya bergabung dengan organisasi FPI tahun 2019 melalui DPC Serang Baru, Kabupaten Bekasi Wakabid Jihad," kata Agus.
Terduga teroris Bambang Setiono mengungkapkan pengakuan yang sama, yakni menjadi pendukung FPI.
"Saya Bambang Setiono menjadi simpatisan FPI sejak awal Desember 2020, tergabung majelis Latif Alyasin," papar Bambang Setiono.
Ia menyebut telah merencanakan serangan untuk menuntut mantan pemimpin FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) dibebaskan.
"(Saya) membuat bahan dari black powder dengan bahan HCl03 dari Zulaimi Agus di Sukabumi. (Saya) merencanakan aksi penyerangan kepada SPBU dengan bom molotov untuk menuntut bebas HRS," jelas Bambang.
Terduga teroris Wiloso Jati mengaku dirinya sempat menjadi anggota FPI atau kerap disebut laskar.
"Saya Wiloso Jati. Saya adalah anggota FPI. Jabatan terakhir saya di FPI adalah sebagai laskar di DPC Jagakarsa tahun 2019," kata Wiloso Jati.
"Saya bergabung dengan kelompok Habib Husein pasca-penangkapan Habib Rizieq Shihab dan pembubaran FPI," lanjutnya.
Jati mengaku pernah menjalani latihan pembuatan bom dan ilmu kekebalan.
"Saya pernah belajar sedikit pembuatan bom dari Zulaimi Agus. Habib juga pernah memerintahkan kepada anggota untuk mengisi ilmu kebal di Sukabumi di tempat Haji Popon sebagai pembekalan untuk persiapan aksi," kata Jati.
Terduga teroris terakhir yang membuat pengakuan, Ahmad Junaidi, mengaku menjadi pendukung FPI sejak Rizieq Shihab pulang dari Arab Saudi.
"Saya atas nama Ahmad Junaidi salah satu anggota simpatisan dari FPI semenjak Habib Rizieq Shihab pulang ke Indonesia," ungkap Ahmad Junaidi.
Setelah itu, ia selalu mengikuti pengajian yang dipimpin Habib Husein Hasni yang bertempat tinggal di Condet.
Pengajian dilakukan setiap malam Jumat.
Seusai pengajian, Junaidi mengungkapkan jemaah mendiskusikan rencana peledakan industri milik asing.
Baca juga: TERKUAK Isi Map Kuning yang Dibawa ZA Serang Mabes Polri, Mantan Teroris Angkat Bicara
BIN Sebut Teroris Cenderung Introvert
Dua serangan teror terjadi dalam beberapa hari belakangan ini, yakni di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan, dan Gedung Mabes Polri, Jakarta Selatan.
Kedua serangan itu memiliki kesamaan yakni para pelakunya berasal dari kalangan milenial atau pemuda.
Badan Intelijen Negara (BIN) menyebut, para teroris biasanya cenderung introvert seusai terpapar radikalisme.
Hal itu disampaikan oleh Deputi VII BIN, Wawan Purwanto dalam acara Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne, Minggu (4/4/2021).
Wawan mengatakan, jaringan teroris memang sengaja menargetkan untuk merekrut anak muda karena lebih energik dan tidak memiliki beban.
"Kaum muda ini lebih berani dan mereka masih mencari jati diri," terangnya.
Ia mengatakan, bibit teroris sengaja dijauhkan dari keluarga mereka supaya tidak ada yang menyetop.
"Karena biasanya keluarganya mesti ngerem (membatasi -red)," kata Wawan.
Wawan juga menjelaskan, paham radikalisme mudah berkembang di kalangan masyarakat yang tidak berpikir rasional, dan menelan mentah-mentah informasi yang ada.
"Yang radikal akan tumbuh subur di masyarakat yang tidak kritis," ujarnya.
Baca juga: Presiden Jokowi Tak Tinggal Diam Dapat Info Istri Terduga Teroris Terlilit Utang, Diantar Kapolres
Berdasarkan penjelasan Wawan, warga yang sudah terpapar paham radikalisme cenderung menjadi pribadi yang introvert.
"Mereka lantas memusuhi keluarga yang lain, yang tidak sepaham, termasuk orangtuanya, biasanya menjadi menyendiri, introvert, kemudian suka ada perubahan perilaku," kata Wawan.
Wawan mengatakan, penyebaran paham radikalisme juga kini lebih mudah menyebar lewat sarana media sosial (medsos).
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Kesamaan Pengakuan 4 Terduga Teroris: Baru-baru Ini Gabung FPI, Belajar Ilmu Kebal, dan Buat Bom, https://wow.tribunnews.com/2021/04/05/kesamaan-pengakuan-4-terduga-teroris-baru-baru-ini-gabung-fpi-belajar-ilmu-kebal-dan-buat-bom?page=all.