Ramadhan 2021
Panduan Ibadah Ramadhan 2021 di Masa Pandemi, Boleh Shalat di Masjid Namun Ada Pembatasan
Pandemi Covid-19 yang belum berakhir memaksa adanya pembatasan-pembatasan saat melakukan ibadah puasa.
TRIBUNKALTIM.CO - Bulan Ramadhan 2021 bakal segera tiba.
Namun bulan Ramadhan kali ini terasa berbeda dibanding bulan Ramadhan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pandemi Covid-19 yang belum berakhir memaksa adanya pembatasan-pembatasan saat melakukan ibadah puasa.
Kementerian Agama (Kemenag) juga mengeluarkan panduan ibadah Ramadhan di masa pandemi Covid-19
Dilansir dari Tribun Style.com dalam panduan yang dikeluarkan oleh Kemenag itu shalat berjamaah boleh di masjid, tapi ada batasannya. Simak aturan selengkapnya.
Seperti diketahui, Ramadhan 2021 ini masih sama seperti tahun lalu, dalam suasana pandemi Covid-19.
Baca juga: Diizinkan Pemerintah, Ini Syarat Pelaksanaan Salat Terawih Ramadhan 1442 H Berjamaah di Luar Rumah
Baca juga: Terjawab Kapan 1 Ramadhan 1442 H, Muhammadiyah Sudah Menetapkan, Live Streaming Jadwal Sidang Isbat
Terkait hal itu, Kemenag menerbitkan Panduan Ibadah Ramadhan dan Idul Fitri 1442 H/2021 M.
Panduan tersebut tertuang dalam Surat Edaran Kemenag Nomor 03 Tahun 2021, yang ditandatangani Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas.
Menurut Menag, surat edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan ibadah sesuai protokol kesehatan.
"Surat Edaran ini bertujuan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan protokol kesehatan, sekaligus untuk mencegah, mengurangi penyebaran dan melindungi masyarakat dari risiko Covid-19," jelas Gus Menteri di Jakarta, Senin (5/4/2021) dikutip dari laman kemenag.go.id.
Salah satu yang diatur dalam panduan tersebut yakni soal penyelenggaraan salat berjamaah di masjid.
Jika tahun lalu, umat muslim sangat dianjurkan melakukan salat berjamaah seperti tarawih dan witir di rumah, kali ini boleh dilakukan di masjid atau musala.
Namun, tetap ada pembatasan sebagaimana protokol pencegahan pandemi.
"Salat fardu lima waktu, salat tarawih dan witir, tadarus Alquran, dan iktikaf dengan pembatasan jumlah kehadiran paling banyak 50% dari kapasitas masjid/musaala dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, menjaga jarak aman 1 meter antarjamaah, dan setiap jamaah membawa sajadah/mukena masing-masing," demikian bunyi salah satu poin dalam surat edaran tersebut.
Selain itu, kegiatan pengajian, ceramah dan sebagainya juga dibatasi waktunya, dengan paling lama durasi waktu 15 menit.