BKP Tarakan Gandeng Media Sosialisasikan Bahaya Virus ASF pada Babi
Balai Karantina Pertanian (BKP) Tarakan gandeng media guna sosialisasikan bahaya virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika, Jumat (9/4).
TRIBUNKALTIM.CO, TARAKAN - Balai Karantina Pertanian (BKP) Tarakan gandeng media guna sosialisasikan bahaya virus African Swine Fever (ASF) atau demam babi Afrika, Jumat (9/4/2021) kemarin.
Kepala BKP Tarakan drh Akhmad Alfaraby mengatakan, penyakit demam babi telah ada di Sabah, Malaysia, yang mana wilayahnya berdekatan dengan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.
"Terakhir itu ada di Tawau. Itulah yang harus kita antisipasi, jangan sampai masuk di wilayah kita," ujarnya.
Dia mengungkapkan, jika penyakit ASF itu sampai masuk ke wilayah Kalimantan Utara. Hal itu akan sangat merugikan para peternak babi yang ada di Kalimantan Utara.

Sebab, tingkat kematian yang ditimbulkan penyakit ASF ini sangat tinggi, yakni hingga 100 persen.
"Jadi sangat bahaya, meski tidak menular ke manusia tapi nilai kerugiannya terhadap ekonomi sangat luar biasa," terangnya.
Guna mencegah lalu lintas media pembawa virus ASF, Alfaraby mengatakan, untuk tidak menjual babi yang terjangkit virus ASF.
"Isolasi babi yang terkena virus ASF. Tempat makanannya juga harus dipisah," jelasnya.
"Kalau ada babi yang mati karena ASF, sebelum dikubur masukkan dulu dalam kantongan. Kemudian segera dikubur untuk mencegah penularan yang lebih luas lagi," lanjutnya. (*)