Breaking News

Ramadhan 2021

Masih Sering Makan Gorengan Saat Berbuka Puasa Ini Dampaknya Bagi Kesehatan Tubuh

Masih sering makan gorengan Saat berbuka puasa Ini Dampaknya Bagi kesehatan tubuh

Editor: Nur Pratama
TRIBUNPONTIANAK/Kolase
Ilustrasi Gorengan 

TRIBUNKALTIM.CO - Masih sering makan gorengan Saat berbuka puasa Ini Dampaknya Bagi kesehatan tubuh

Menu berbuka puasa yang sering dihidangkan dan menjadi favorit banyak orang yakni gorengan.

Tidak hanya gorengan, makanan yang digoreng jika sering dikonsumsi untuk lauk berbuka puasa pun juga membawa dampak buruk.

Efek negatif yang muncul karena seringnya berbuka dengan gorengan yaitu berdampak pada kesehatan kulit.

 Dilansir dari Kompas.com, Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin dari RS Abdi Waluyo, Arini Astasari Widodo menjelaskan, dalam makanan-makanan yang digoreng ada banyak komponen yang dapat memberikan dampak pada kulit, antara lain disebabkan oleh:

Lengkap, Doa Hari Kedua Puasa Ramadhan Hingga Hari ke-30, Ada Bahasa Arab, Latin dan Terjemahan

Selain Menjalankan Ibadah Puasa, Ini Amalan-amalan Utama yang Bisa Dikerjakan di Bulan Ramadhan

1. Penyerapan lemak jenuh dan lemak trans

Lemak trans yang dikonsumsi dalam jumlah banyak dapat meningkatkan respons peradangan, termasuk pada kulit.

Hasilnya, kulit menjadi lebih sensitif terjadi peradangan.

Hal ini perlu diwaspadai terutama oleh orang dengan kulit sensitif, bakat eksim atau autoimun.

Terlebih, bagi orang yang jarang mengonsumsi air putih, terlalu sering berbuka puasa dengan gorengan tanpa diimbangi dengan air putih juga bisa menyebabkan terkena dehidrasi.

2. Proses menggoreng

Proses menggoreng meningkatkan molekul AGE (advanced glycation end products) yang mengakibatkan kerusakan kolagen dan elastin sehingga memicu penuaan kulit.

Proses ini juga membutuhkan temperatur tinggi, sehingga meningkatkan jumlah trans fat dan membuat vitamin-vitamin yang berada di dalam makanan menjadi rusak, termasuk vitamin yang berguna untuk kulit.

"Selain itu, proses menggoreng meningkatkan senyawa kimia yang disebut sebagai acrylamide. Acrylamide dapat meningkatkan risiko kanker," ungkap Arini dalam sesi Kulwap media, Jumat (8/5/2020).

3. Kalori tinggi

Halaman
12
Sumber: TribunnewsWiki
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved