Wawancara Eksklusif

WAWANCARA EKSKLUSIF Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali, Naikkan Beasiswa jadi Rp 1 Miliar per Tahun

Dalam biancang-bincang secara eksklusif ini, Ibrahim Ali bercerita tentang banyak hal, di antaranya, fokus rencana kerja 100 hari pertama.

Penulis: Risnawati | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTIM/RISNAWATI
KARIKATUR - Bupati Tana Tidung Ibrahim Ali (kiri) menerima karikatur dari Pemimpin Redaksi Tribun Kaltim, Ade Mayasanto saat ditemui secara eksklusif di Tarakan, Rabu (17/2/2021) 

PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Tana Tidung (KTT), Provinsi Kalimantan Utara, telah usai. Pasangan Ibrahim Ali dan Hendrik keluar sebagai pemenang. Ibrahim Ali dan Hendrik menang mutlak di Pilkada KTT 2020 dengan perolehan suara sebesar 46 persen, sedangkan lawan terberatnya yakni Umi Suhartini dan pasangannya memperoleh suara sebesar 36 persen. Sebelum memutuskan untuk mengikuti Pilkada KTT 2020, keduanya menjabat sebagai Ketua dan Wakil Ketua DPRD KTT.

Pada Rabu (17/2/2021), TribunKaltim.co berkesempatan untuk mengunjungi Bupati KTT Terpilih yakni Ibrahim Ali di Kota Tarakan.

Dalam biancang-bincang secara eksklusif ini, Ibrahim Ali bercerita tentang banyak hal, di antaranya, fokus rencana kerja 100 hari pertama di beberapa sektor, di antaranya pendidikan dan pertanian.

“Sampai sekarang kan kita belum memiliki Kantor Bupati, Kantor DPRD, rumah jabatan bupati, rumah jabatan wakil bupati juga kita tidak punya. Jadi ketertinggalan ini Insya Allah bisa kita pacu dan akan kita kejar,” katanya.

Berikut hasil wawancara eksklusif TribunKaltim.com bersama Ibrahim Ali.

Bagaimana rencana kerja 100 hari pertama saat menjabat Bupati?

Selain Desa Cermat, tahun ini juga target saya Insya Allah tuntas untuk pembangunan pusat pemerintahan. Saya optimis, kita targetkan pusat pemerintahan itu tuntas di periode pertama saya.

Hampir 10 tahun kita lihat, pusat pemerintahan itu kan belum ada yang terlihat. Yang namanya daerah baru pemekaran ini paling tidak harusnya ada yang namanya pusat pemerintahan yang keluar dari pemukiman masyarakat.

Sampai sekarang kan kita belum memiliki Kantor Bupati, Kantor DPRD, rumah jabatan bupati, rumah jabatan wakil bupati juga kita tidak punya. Jadi ketertinggalan ini Insya Allah bisa kita pacu dan akan kita kejar

Bagaimana rencana terkait Pendidikan di Kabupaten Tana Tidung?

Berbicara tentang pendidikan, pendidikan di Kabupaten Tana Tidung, yang kemarin beasiswa hanya berkisar Rp 240 juta satu tahun, saya akan fokus Insya Allah tahun ini akan saya naikkan Rp 1 miliar satu tahun, sehingga tidak ada alasan lagi untuk mahasiswa Tana Tidung yang putus kuliah hanya karena tidak mampu membayar uang kuliah.

Saya berniat, ketika ada sesuatu dan lain hal semisal ada mahasiswa yang tidak mampu membayar uang kuliah karena orang tuanya tidak turun ke laut dan lain-lain, bisa minta saya secara pribadi dan itu akan saya bayarkan, itu komitmen saya.

Bagaimana soal pertanian di Kabupaten Tana Tidung?

Soal pertanian, KTT ini daerah pesisir pantai dan potensi untuk lahan persawahan dan lain-lain sebenarnya kita punya potensi yang cukup baik.

Sampai sekarang kita belum bisa yang namanya swasembada beras. Program-program sebelumnya berbicara tentang bagaimana pembukaan percetakan sawah, tapi kita tidak komitmen dan tidak konsisten dengan satu program.

Dan kita kerap kali keluar dari RPJMD yang harusnya menjadi role kita, tetapi kita tidak konsisten dengan RPJMD yang kita buat, Insya Allah saya akan tetap konsisten melaksanakan RPJMD. Kita akan fokus dengan RPJMD kita selama 5 tahun ke depan. Tahun ini saya akan launching untuk penanaman pertaman swasembada beras.

Bagaimana pula dengan program Desa Cermat?

Soal Desa cermat, kita akan melakukan pemetaan-pemetaan kepada masing-masing wilayah desa yang memang memiliki potensi. Jadi nanti kita akan membuat sebuah desa, minimal di 1 kecamatan itu ada 3 desa yang akan kita buat sebagai pilot project kita dalam setiap tahun nanti.

Jadi setiap desa nanti akan kita gali potensinya. Inginnya kita juga, tidak ada lagi desa-desa yang tidak memiliki akses internet.

Target berapa desa yang akan menjadi Desa Cermat?

Saya yakin semua bisa terlaksana dengan baik tinggal sekarang PR kita bagaimana membuat akses jaringan telekomunikasi kita dulu. Kita ini kan hanya memiliki 32 desa saja, jadi kembali kepada komitmen dan konsisten pemimpin daerahnya.

Saya prinsipnya, tidak usah terlalu banyak program yang penting bermanfaat bagi masyarakat dan instiqomah dalam melaksanakan program itu. KTT ini hampir 58 persen wilayahnya dikuasai oleh konsesnsi perusahaan-perusahaan yang memiliki HGU.

Insya Allah kita akan membangun komunikasi nanti dengan Kementerian Kehutanan dan Kementerian Agraria untuk meminta pembebasan lahan kita, biar bagaimana, yang namanya pusat pemerintahan itu kan memang sangat penting.

Target saya pertama bahwa izin masalah pusat pemerintahan di situ sudah tuntas, nanti di 2022 kita akan memulai gong pertama untuk bangunan pusat pemerintahan itu. Saya juga punya tim sinkronisasi yang sekarang lagi menggodok untuk persiapan pembuatan RPJMD kita, mudahan Insya Allah RPJMD kita tuntas dan disahkan di DPRD pada April nanti.

Artinya, tahapannya sudah cukup lah untuk satu tahun lebih, tinggal pembahasannya, setelah itu kami akan mengejar untuk mempercepat untuk membahas tentang APBD perubahan.

Terkait Covid-19, tentu anggaran semakin menipis, sedangkan cukup banyak program yang akan dilaksanakan, kira-kira dengan dana yang semakin menipis, apakah bisa melaksanakan semua program itu?

Saya optimis, karena anggaran pemerintah ini kan semua sudah by desain, jadi tidak ada yang keluar dari program-program kita, jadi sudah terukur sesuai dengan kemampuan keuangan daerah kita.

Berbicara tentang masalah Covid-19, kemarin kita sudah terima surat edaran untuk melakukan refocusing kembali anggaran kita. Sekarang saya lagi menginventarisir mulai dari bawah, apa permasalahan-permasalahan tentang Covid-19.

KTT ini Insya Allah mudah-mudahan kita diuntungkan karena jumlah penduduknya yang sangat sedikit. Insya Allah tidak terlalu susah untuk mengurusnya, saya yakin masyarakat KTT taat dan patuh, tinggal bagaimana cara pendekatan dan melibatkan oknum-oknum di level bawah untuk menyampaikan sosialisasi protokol kesehatan.

Sebelum pelantikan, apakah tetap komunikasi dengan kepala dinas-kepala dinas terkait?

Saya tidak berkomunikasi dengan para kepala dinas, saya lebih baik komunikasi dengan level-level bawah saja untuk mengetahui itu, karena saya berfikirnya mereka pasti memiliki data yang lebih obyektif karena mereka yang lebih paham di lapangan.

Saya juga orang lapangan ya, kalau berbicara karir politik, saya lahir dari nol dan saya paham karateristik masyarakat saya. Bukan saya tidak percaya dengan kepala dinas, tapi saya melihat selama kepemimpinan bupati yang lama, kebanyakan kepala dinas ini kurang bermasyarakat, kurang turun ke masyarakat. Insya Allah itu akan saya rombak dan reformasi total.

Ke depan saya akan berkoordinasi dengan Gubernur untuk meminta petunjuk arahan apakah kita bisa melaksanakan asesmen lebih awal dibanding 6 bulan. Mudah-mudahan bisa dibawa ke Kemendagri dan ada kebijakan untuk mempercepat, karena kalau tidak dipercepat nanti itu akan berdampak implikasinya ke pemerintahan kita, karena ada beberapa OPD yang belum definitif jadi masih Plt.

Kenapa harus ‘keras’ di Tana Tidung?

Memang harus begitu karena melihat situasi dan kondisi harus mengejar target program saya bahwa di 2024 di November kita tidak ada lagi. Karena janji-janji politik saya paling tidak 100 persen harus terpenuhi. (Risnawati/Bagian 1)

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved