Wawancara Eksklusif
WAWANCARA EKSKLUSIF Kapolda Kaltim Irjen Pol Herry Rudolf Nahak, Rancang Aplikasi Deteksi Karhutla
Banyak persoalan kemasyarakatan yang mendesak Polda Kaltim untuk terus berinovasi sekaligus lebih bijaksana dalam penanganannya.
Penulis: Mohammad Zein Rahmatullah | Editor: Adhinata Kusuma
Banyak persoalan kemasyarakatan yang mendesak Polda Kaltim untuk terus berinovasi sekaligus lebih bijaksana dalam penanganannya.
Saat wawancara eksklusif dengan Tim Tribun Kaltim, Kapolda Kaltim Irjen Pol Herry Rudolf Nahak membeberkan secara gamblang berbagai hal yang telah dan sedang dilakukan jajarannya.
Baik dalam hal mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan di Kaltim, penanganan kasus tahanan Polresta Balikpapan yang diduga tewas di tangan oknum polisi, hingga persoalan sosial masyarakat berkaitan dengan investasi.
Berikut petikan wawancara eksklusif Tribun Kaltim bersama Kapolda Kaltim pada Maret 2021.
Saat bertemu Gubernur Kaltim membahas soal karhutla (kebakaran hutan dan lahan), bagaimana persiapan dari Polda Kaltim sendiri untuk mengatasinya?
Waktu saya di Mabes Polri itu ada 10 atau 11 provinsi kategori rawan karhutla. Emang Kaltim tidak masuk. Di Kalimantan itu ada Kalbar dan Kalteng. Kaltim tidak masuk tapi bukan tidak ada hotspot, data kami kemarin ada hotspot.
Cuma ada penurunan tahun 2020 dibanding 2019 itu turun cukup jauh, Ada kejadian yang kemudian harus diantisipasi. Cara mengantisipasi paling baik menggunakan teknologi. Memantau titik api atau hotspot menggunakan teknologi, kalau tidak kita susah.
Teknologinya itu ya kerjasama antara satelit yang digunakan oleh BMKG dengan punya LAPAN. Bahkan saat itu satelit lain yang dimanfaatkan untuk memantau titik api yang ada di Kaltim.
Tadi, kita sudah lakukan pelatihan kembali kepada para kapolsek dan para operator yang kita anggap sebagai relawan untuk mereka mengetahui bagaimana cara mengoperasikan aplikasi ini. Aplikasi yang berbasis teknologi ini.
Kita beri nama Lembuswara. Lembuswana ini kan keberaniannya Raja Kutai dulu. Kita kasih nama itu mudah-mudahan dengan ini bisa nanti lebih cepat melakukan deteksi terhadap hotspot. Jadi dengan deteksi lebih cepat, kita menyiapkan kekuatan di daerah-daerah yang rawan karhutla ini.
Yang bisa diorganisasikan dengan baik di bawah pimpinan kepala desa atau camat dengan kapolsek dan danramil, bisa minta mereka klarifikasi dulu hotspot itu setelah terdeteksi di sini. Aplikasi nanti di polda dan ada operator khusus
Semacam lalu lintas yang kita bisa melihat di mana saja gitu?
Ya itu ada informasi dari satelit. Ada itu aplikasinya. Dari situ kita bisa mengetahui titik tertentu dengan koordinat tertentu ada titik api. Nanti mekanismenya kita meminta kepada polsek terdekat bekerja sama dengan danramil dan kepala desa , dengan relawan yang membantu kita dalam urusan api.
Ini untuk melakukan klarifikasi bener ada titik api, dari mana sumber apinya dan sebagainya. Baru kemudian jika betul itu kebakaran hutan, maka dilakukan upaya pemadaman.
Kalau data sementara yang dikumpulkan teman-teman di polda sendiri seperti apa?