Cover Story
Memupuk Kebiasaan Membaca Buku, Chantika Farrahdifa Mumtaz Beri Ungkapan Smart is a New Sexy!
Memupuk Kebiasaan Membaca Buku, Chantika Farrahdifa Mumtaz Beri Ungkapan Smart is a New Sexy!
"Saat menjalani pengobatan, ada banyak hal yang ingin saya ceritakan namun terbatas oleh waktu dan tenaga. Namun dengan membaca buku, saya seolah memiliki teman setia yang bahkan belum pernah saya temui," ungkapnya.
Oleh karena alasan tersebut, Roelyta Aminuddin akhirnya memutuskan untuk menuangkan perjalanan hidupnya dan cikal bakal TBM An Nisaa ke dalam sebuah buku berjudul Kisahku & Buku.
Rencananya buku yang dicetak sebanyak 200 eksemplar tersebut akan dijual secara langsung atau online dengan harga Rp 80.000.
Ia berharap dengan adanya buku tersebut, orang lain yang mungkin juga mengalami permasalahan seperti dirinya dapat memiliki teman sepenanggungan dan teman bercerita meskipun tidak saling kenal atau bahkan pernah bertemu.
"Saya adalah pejuang kanker, kanker telah merenggut kebebasan mobilitas saya. Tapi dengan buku, saya bisa melangkah sejauh apapun yang saya kehendaki dan bertemu siapapun tak terbatas tempat, waktu dan dimensi," tutupnya.
UNESCO Dorong Anak Muda Senang Membaca
Setiap tahun, masyarakat dunia memperingati Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia yang jatuh pada 23 April. Tahun ini, peringatan tersebut jatuh pada Jumat (23/4/2021).
Di media sosial Twitter, warganet meramai-ramai mengunggah ucapan selamat, gagasan, serta harapan mereka tentang Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia.
Dari pantauan Kompas.com, hingga Jumat (23/4) sore, kata kunci "Selamat Hari Buku Sedunia" telah ditwitkan lebih dari 2.400 kali oleh warganet.
Lantas, bagaimana sejarah Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia? Pada 23 April 1995, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menggelar Konferensi Umum di Paris, Perancis.
Pada konferensi itu, UNESCO mencetuskan perlu adanya sebuah hari untuk merayakan buku, penulis, serta mendorong anak-anak muda menemukan kesenangan dari membaca.
Konferensi kemudian sepakat memilih 23 April sebagai Hari Buku Sedunia, karena merupakan tanggal kematian sejumlah penulis terkenal dunia, seperti William Shakespeare, Miguel de Cervantes, dan Inca Garcilaso de la Vega.
Dengan memperingati buku dan hak cipta, UNESCO menyatakan dukungannya terhadap kreativitas, keragaman, dan akses yang setara terhadap ilmu pengetahuan. Pada peringatan tersebut, UNESCO bersama organisasi internasional yang mewadahi penerbit, perpustakaan, dan penjual buku, juga menganugerahkan gelar tahunan Ibu Kota Buku Dunia, kepada kota yang dinilai layak.
Untuk Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia 2021, gelar Ibu Kota Buku Sedunia dianugerahkan kepada kota Tbilisi, yang merupakan ibu kota negara Georgia.
Direktur Jenderal UNESCO Audrey Zoulay, dalam pesannya untuk Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia 2021, mengatakan: "Kekuatan buku harus dimanfaatkan sepenuhnya. Kita harus memastikan aksesnya, sehingga setiap orang dapat menikmati membaca, dan dengan demikian, dapat bermimpi, belajar, serta berefleksi.”