Ramadhan 2021
Apakah Berbohong Saat Menjalankan Ibadah Puasa Bisa Membatalkan Puasa? Ini Penjelasan Lengkapnya
Apakah berbohong saat menjalankan ibadah puasa bisa membatalkan puasa? Ini Penjelasan Lengkapnya
TRIBUNKALTIM.CO - Apakah berbohong saat menjalankan ibadah puasa bisa membatalkan puasa? Ini Penjelasan Lengkapnya
Berbohong menjadi salah satu sifat tercela manusia yang kerap dilakukan.
Meski terlihat sepele nyatanya berbohong menjadi perbuatan yang dianggap biasa bagi pelakunya, semisal berbohong untuk melucu, atau menghindari perkara sederhana.
Berbohong sendiri diartikan dengan melakukan sesuatu tidak sesuai dengan sebenarnya, atau juga palsu.
Sifat tercela ini dilarang Allah SWT seperti yang tertulis pada surat An-Nahl (16:105).
إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لاَ يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللّهِ وَأُوْلـئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ
“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta” (QS. An-Nahl [16]: 105).
Lantas apakan berbohong di bulan Ramadhan 1442 H akan membatalkan puasa?
• Keistimewaan Malam 17 Ramadhan, Serta Arti Nuzulul Quran dan Kaitannya dengan Lailatul Qadar
• Jarang Diketahui, Tanda-Tanda Malam Lailatul Qadar di Ramadhan, Doa dan Amalan di Malam Seribu Bulan
Menjawab perkara itu, dilansir tribunStyle.com dari Kompas.com menghubungi Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr H Syamsul Hidayat.
Syamsul mengatakan, berbohong atau berdusta di bulan Ramadhan tidak akan membatalkan puasa.
Kendati demikian, berbohong saat bulan Ramadhan seperti saat ini dapat mengurangi pahala puasa.
"Berbohong tidak membatalkan tapi akan mengurangi (pahala), bahkan menggerus nilai puasa hingga nol. Puasanya tetap sah tapi tak bernilai," kata Syamsul.
Lebih lanjut kata Syamsul, perkara yang membatalkan puasa ialah makan, minum dan sejumlah perbuatan lain yang bisa membatalkan ibadah ini.
Hal itu sesuai dengan hadis dari Rasulullah SAW berikut:
"Orang yang tidak menjauhi perkataan dusta dan mengamalkan dustanya, maka tak ada hajat bagi Allah untuk menilai puasanya meski ia bersusah payah seharian menjauhi makanan dan minuman." (HR. Bukhari).