Breaking News

Jembatan Mahkota II Ditutup

Jembatan Mahkota Dua Samarinda Ditutup, Ada 2 Jalur Alternatif yang Bisa Dilewati Berstatus Aman

Peristiwa abrasi pinggir Sungai Mahakam dekat Jembatan Mahkota Dua Kota Samarinda membuat pemerintah daerah mengambil kebijakan.

Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY
JALUR ALTERNATIF - Jalan Pattimura, Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Jalur ini juga menjadi akses alternatif warga untuk melintas pasca penutupan Jembatan Mahkota II ditutup. TRIBUNKALTIM.CO/MOHAMMAD FAIROUSSANIY 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Peristiwa abrasi pinggir Sungai Mahakam dekat Jembatan Mahkota Dua Kota Samarinda membuat pemerintah daerah mengambil kebijakan penutupan sementara Jembatan Mahkota Dua

Warga bisa melalui jalur alternatif, sebagai pengganti jalur Jembantan Mahkota Dua. 

Yakni jalan lingkar Stadion Utama Palaran, warga Kecamatan Palaran, Kota Samarinda.

Demikian dibeberkan oleh Kepala UPTD Pemeliharan Wilayah II Dinas PUPR Pera Kaltim Joniansyah kepada Tribunkaltim.co pada Selasa (27/4/2021) di Kota Samarinda

Dia menambahkan, selain melintasi jalan lingkar stadion, warga juga bisa melalui Jalan Pattimura, Kelurahan Mangkupalas, Kecamatan Samarinda Seberang, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

Baca Juga: BREAKING NEWS Tepi Sungai Bawah Jembatan Mahkota 2 Samarinda Abrasi, Satu Orang Tenggelam dan Hilang

Persisnya jalur longsoran Jalan Pattimura yang sudah dibuka pada 23 April 2021 lalu pasca pembersihan oleh UPTD Pemeliharan Wilayah II Dinas PUPR Pera Kaltim.

Penyemprotan jalan pun juga telah dilakukan pada malam dini hari sebelum dibuka, hadr dalam kegiatan tersebut Walikota Samarinda Andi Harun, Camat Palaran Suwarso, Kepala UPTD Pemeliharan Wilayah II Dinas PUPR Pera Kaltim Joniansyah dan jajaran Dinas Pemadam Kebakaran Kota Samarinda.

"Penyemprotan kita lakukan bersama-sama Camat Palaran dan ditinjau oleh Walikota Samarinda, besok paginya (23/4/2021) jalan kita buka kembali lagi," tegas Joniansyah. 

Mengenai jalan alternatif ini, Joniansyah, menegaskan usai pengerukan dan pembersihan tanah yang dilakukan selama lima hari lalu, 19 sampai 23 April 2021, pihaknya mengklaim aman untuk dilintasi dua lajur.

Terlebih pasca penutupan Jembatan Mahkota Dua akibat abrasi yang terjadi dibawah jembatan tersebut.

Baca Juga: Pencarian Hari Kedua Korban Abrasi Dekat Jembatan Mahkota 2 Samarinda, Tim SAR Sisir Satu Kilometer

"Insyaa Allah aman dilalui, kami sudah lakukan pembersihan," ungkapnya, Selasa (27/4/2021) hari ini.

Pihaknya juga terus memonitor dan melakukan pemantauan. Serta mensiagakan alat berat jika sewaktu-waktu tanah kembali turun.

"Ada alat berat kami standby disana," pungkasnya.

Penimbunan Nihil Koordinasi

Pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kalhol di pinggir sungai dekat kawasan Jembatan Mahkota Dua tiada berizin.  

Proyek itu juga dikatakan mengerjakan penimbunan tanah urug di sekitar area kerja persis di bawah Jembatan Mahkota Dua.

Keberadaan kawasan itu ada di Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, yang kemudian mengalami abrasi.

Usai terjadinya abrasi, tanah yang ditimbun di atas perairan Sungai Mahakam ini diklaim sebagai metode teknis sebelum pihak pelaksana proyek memancang untuk pondasi untuk membangun Instalasi Proyek Pengolahan Limbah, yang juga masuk dalam paket pengerjaan PT Nindya Karya (Persero) sebagai pelaksana.

Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda Hero Mardanus melalui Kasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga DPUPR Samarinda, Budi Santoso kepada Tribunkaltim.co.

Saat dikonfirmasi, dirinya menjelaskan, mengenai adanya palung (bagian terdalam sungai) di sekitar proyek timbunan tanah, dia membenarkan.

Baca Juga:  Kronologi Korban Abrasi di Pinggir Sungai Dekat Jembatan Mahkota Dua Samarinda, Sedang Memancing

Palung yang ada letaknya 15 sampai 20 meter dari bibir sungai area terdalam.

Jarak paling jauh itu dipinggir. Karena dalamnya sungai mahakam itu didaerah pinggir. Jadi pas dipinggir langsung ketemu palung.

"Mulai awal mereka pengerjaan proyek presentasi, kami selalu menolak karena ada aturan menteri yang tidak memperbolehkan dalam radius 150 meter ada bangunan atau kegiatan (selain proyek)," jelasnya, Selasa (27/4/2021).

"Itu mereka sudah tau dan sudah koordinasi. Tapi waktu itu mereka juga enggak ada izin buat pengurugan itu kan," sambung Budi Santoso.

Pelaksana proyek pengolahan limbah ini menurut Budi Santoso jika melakukan penurapan terlebih dahulu sebelum melakukan penimbunan tanah, maka kemungkinan abrasi diperkirakannya kecil terjadi.

"Sebenarnya masalahnya diturap. Kalau diturap duluan ya Insya Allah mungkin enggak bakal longsor (abrasi)," sebutnya.

Disinggung masalah turap dan kesalahan teknis yang dilakukan oleh pihak pelaksana proyek, Budi Santoso yang juga pernah menjadi pengawas Jembatan Mahkota II, tidak bisa menjawab lebih jauh.

"Saya tidak bisa menjawab ranah tersebut karena bukan pekerjaan kota (kami). Jadi, saya tidak bisa jawab secara detail. Saya tidak tahu laporan teknis pekerjaan mereka," ungkapnya. 

Budi Santoso lalu menyampaikan kembali terkait palung disekitar tanah abrasi, setelah kejadian pada Minggu (25/4/2021) lalu sudah disampaikan juga ke penanggung jawab proyek IPA Kalhol.

"Mereka sebut tidak tahu, nah ini bagaimana sih perencanaan kerjanya begitu. Tidak ada minta ke kami (DPUPR), yang lebih tahu di perencana Mahkota Dua itu. Seharusnya mereka berkoordinasi dulu. Tanya-tanya lah sama konsultannya," sebutnya.

"Jadi tahu apa yang ada dan situasi di sana. Saya sudah lapor ke dirut jembatan kemarin kami mengadakan zoom meeting dari pusat," sambungnya. 

Bertanya mengenai rapat yang diselenggarakan selepas kejadian abrasi yang akhirnya menyebabkan Jembatan Mahkota Dua mengalami pergeseran.

Budi Santoso menjelaskan kesimpulan akan diminta analisa hasil advice rancangan bangunan pertama. Karena jembatan ini masih tanggungjawab pusat. 

"Nanti advice nya dari KKJT (Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan) pasti koordinasi dengan Pemkot dan pihak Balai Proyek. Yang penting bisa diketahui dulu ada bergeser dampaknya enggak," timpalnya.

Tindaklanjut sendiri dari Dinas PUPR Samarinda menunggu zoom meeting dari hasil yang sudah laporkan oleh pihaknya. 

"Saya juga sudah ada menunjuk konsultan jembatan periksa dilapangan. Sudah dua hari ini bekerja," katanya.

"Rencana kita lakukan pemantauan berkala selama satu minggu berturut turut ada geseran," ujarnya.

"Ini saya juga masih menunggu laporan mereka untuk hari ini," pungkasnya lagi.

BPBD Lakukan Pemetaan 

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda yang hadir di lokasi longsor juga ikut memetakan.

Hal ini dilakukan sebelum tim SAR gabungan melakukan penyisiran satu orang pemancing yang hilang usai terjadi abrasi dan longsor di sekitar proyek intake Perumdam Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

Persis dibawah Jembatan Mahkota Dua RT22 Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda.

Melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Samarinda, Ifran saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa, sekitar pukul 13.00 Wita, pihaknya mendapatkan laporan.

Bahwa terjadi abrasi atau tanah longsor di Tepi sungai Mahakam tepatnya di sisi Samarinda Seberang.

Dan dikabarkan bahwa ada satu orang pemancing warga Kecamatan Palaran, yang ada disekitar tanah longsor.

"Untuk korban diketahui dua orang pemuda yang saat kejadian (abrasi) sedang memancing, satu orang sempat menyelamatkan diri dan satu lainnya terbawa tanah ke sungai," jelas Ifran, Minggu (25/4/2021).

"Diketahui korban pria sekitaran usia 23 tahun," imbuhnya.

Langkah selanjutnya, kata Ifran, pihaknya akan berkoordinasi dengan Unit Siaga SAR Basarnas Samarinda, kepolisian dan tim SAR gabungan lain termasuk relawan untuk dilakukan pemetaan lokasi.

"Nanti juga kita lakukan karena tanah sampai saat ini tanah masih bergerak," tegasnya.

Baca Juga: Atasi Abrasi Tanjung Aru, Gubernur Kaltara Temui Kepala BNPB Ajukan Proposal Penanganan 4 Sektor Ini

Pihaknya juga mengutamakan keselamatan unsur SAR gabungan yang ikut dalam pencarian satu orang korban ini.

"Karena kita juga mengutamakan keselamatan, dan mengatur langkah selanjutnya," pungkasnya.

Berita tentang Samarinda

Penulis M Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo

Sumber: Tribun Kaltim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved