Abrasi Sungai di Samarinda
Pencarian Hari Kedua Korban Abrasi Dekat Jembatan Mahkota 2 Samarinda, Tim SAR Sisir Satu Kilometer
Penyisiran hari kedua korban tenggelam saat terjadinya abrasi dibawa Jembatan Mahkota Dua, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Penyisiran hari kedua korban tenggelam saat terjadinya abrasi dibawa Jembatan Mahkota Dua, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, terus dilakukan oleh unsur SAR gabungan.
Unit Siaga SAR Basarnas Samarinda yang memimpin operasi dari pagi hingga menjelang sore hari ini, terlihat masih terus melakukan penyisiran di sekitar Last Known Position (LKP) atau titik terakhir korban terlihat.
Pencarian dihari kedua untuk Operasi SAR satu orang atas nama Aan Ariyadi (22), warga Kecamatan Palaran, Kota Samarinda yang tenggelam menurut keterangan saksi selamat pada saat akan memancing.
Baca juga: NEWS VIDEO Tanah Ambles di Lokasi Abrasi, Jalan Menuju Pilar Jembatan Terancam Putus
Baca juga: NEWS VIDEO Abrasi Tepi Sungai Mahakam Memakan Satu Korban, Aktivitas Proyek Langsung Dihentikan
"Kami lakukan pemantauan, karena di daerah TKP masih ada abrasi susulan, indikasi tersebut akhirnya tim melakukan pemantauan dan penyisiran melalui alut SAR penyisiran dengan radius 1 kilometer," tegas Koordinator Unit Siaga SAR Basarnas Samarinda Riqi Effendi, Senin (26/4/2021).
Dilanjutkannya di beberapa titik obstakel atau rintangan yang lebih difokuskan tim SAR gabungan.
Seperti ada kapal-kapal yang sandar atau dermaga yang berada disisi kanan perairan Sungai Mahakam.
"Kita juga fokus kesana (obstakel), siapa tahu korban timbul dan tersangkut," sebut Riqi Effendi.
Secara bergantian unsur SAR gabungan melakukan penyisiran mulai dari Unit Siaga SAR Basarnas Samarinda, Polair, SAR Brimob, Disdamkar, BPBD serta Relawan gabungan Kota Samarinda dan Kukar.
Dan setiap satu jam melakukan pelaporan kepada kapal-kapal yang melintas di Sungai Mahakam untuk menginformasikan bahwa ada dilakukannya operasi SAR.
"Jika ada penemuan atau melihat korban, segera menginformasikan kepada posko SAR gabungan," jelas Riqi Effendi.
Pihaknya juga menginformasikan kepada kapal-kapal untuk mengurangi kecepatan agar tidak menambah abrasi yang berada di sekitar TKP.
Ditanya mengenai kendala, Riqi Effendu mengatakan bahwa tidak bisa menjangkau ke titik jatuhnya korban karena masih terjadi abrasi disekitar area LKP.
"Kita memprediksi adanya abrasi susulan, dari saksi pun mengatakan korban terlihat di air tidak terkena longsoran jadi korban (kemungkinan) tenggelam terbawa arus," pungkasnya.
Selidiki Abrasi Tanah Urug
Berita sebelumnya. Pemerintah Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, melalui Dinas PUPR berserta tim konsultan, menurunkan tim teknis.