Jembatan Mahkota II Ditutup
Satlantas Polresta Samarinda Pasang Barier Beton dan Patroli Sekitar Jembatan Mahkota Dua
Polresta Samarinda melalui Satuan Lalulintas (Satlantas) berencana memasang barier beton yang sukar digeser oleh masyarakat.
Penulis: Mohammad Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Polresta Samarinda melalui Satuan Lalulintas (Satlantas) berencana memasang barier beton yang sukar digeser oleh masyarakat yang nekat melintas di jalur Jembatan Mahkota Dua, Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Hal ini diungkapkan oleh Kapolresta Samarinda Kombes Pol Arif Budiman melalui Kasat Lantas Polresta Samarinda Kompol Wisnu Dian Ristanto saat dikonfirmasi Selasa (27/4/2021) hari ini perihal masih ada warga yang nekat untuk melintas.
Dia berkata akan memasang benton yang lebih agar tidak bisa dilalui.
Penutupan akses jembatan kan sebenarnya untuk keamanan masayarakat juga, karena kondisi abrasi yang terjadi di bawah Jembatan Mahkota Dua.
"Karena masih ada yang nekat, kami akan pasangi beton (lwbih besar) supaya tidak mudah digeser, kalau masih dilewati juga itu sudah keterlaluan," tegasnya.
Baca Juga: Jembatan Mahkota Dua Samarinda Ditutup, Ada 2 Jalur Alternatif yang Bisa Dilewati Berstatus Aman
Dilanjutkan Kompol Wisnu Dian Ristanto, pihaknya juga menurunkan anggotanya yang akan melakukan patroli rutin di kawasan sekitar Jembatan Mahkota Dua.
"Kami juga akan patroli, kalau masih ada masyarakat yang mencoba-coba," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Camat Palaran, Suwarso, saat dikonfirmasi Selasa (27/4/2021) hari ini melalui sambungan telpon seluler mengatakan, saat tengah melintas dan memantau di sekitar Jembatan Mahkota Dua, pagi tadi.
Terlihat masih ada masyarakat yang memindahkan pembatas untuk mencoba melintas.
"Pagi tadi, saat saya pantau di lapangan, masih ada saja yang coba-coba untuk lewat, dengan menggeser pembatas," sebutnya.
Baca Juga: BREAKING NEWS Tepi Sungai Bawah Jembatan Mahkota 2 Samarinda Abrasi, Satu Orang Tenggelam dan Hilang
Dia pun menyayangkan sikap masyarakat yang abai dengan aturan, kesadaran masih lah sangat kurang akan keselamatan diri.
"Melihat seperti ini artinya belum ada kesadaran masyarakat, karena keputusan yang diambil ini kan pasti memang ada kondisi yang membahayakan. Ini dilakukan ya untuk keselamatan masyarakat," tegas Suwarso.
Kembali, dia pun mengimbau kepada masyarakat khususnya warga Palaran, agar tetap mematuhi aturan dan keputusan pemerintah Kota Samarinda
"Dipatuhi saja, kan jalur alternatif di Teluk Bajau juga bisa dilalui, meski kondisinya masih satu jalur. Tetapi masih bisa dilalui dua arah dan cenderung lebih aman," jelasnya.
Penimbunan Nihil Koordinasi
Pengerjaan proyek Instalasi Pengolahan Air (IPA) Kalhol di pinggir sungai dekat kawasan Jembatan Mahkota Dua tiada berizin.
Proyek itu juga dikatakan mengerjakan penimbunan tanah urug di sekitar area kerja persis di bawah Jembatan Mahkota Dua.
Keberadaan kawasan itu ada di Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, yang kemudian mengalami abrasi.
Usai terjadinya abrasi, tanah yang ditimbun di atas perairan Sungai Mahakam ini diklaim sebagai metode teknis sebelum pihak pelaksana proyek memancang untuk pondasi untuk membangun Instalasi Proyek Pengolahan Limbah, yang juga masuk dalam paket pengerjaan PT Nindya Karya (Persero) sebagai pelaksana.
Demikian disampaikan oleh Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Samarinda Hero Mardanus melalui Kasi Pemeliharaan Jalan dan Jembatan Bidang Bina Marga DPUPR Samarinda, Budi Santoso kepada Tribunkaltim.co.
Saat dikonfirmasi, dirinya menjelaskan, mengenai adanya palung (bagian terdalam sungai) di sekitar proyek timbunan tanah, dia membenarkan.
Baca Juga: Kronologi Korban Abrasi di Pinggir Sungai Dekat Jembatan Mahkota Dua Samarinda, Sedang Memancing
Palung yang ada letaknya 15 sampai 20 meter dari bibir sungai area terdalam.
Jarak paling jauh itu dipinggir. Karena dalamnya sungai mahakam itu didaerah pinggir. Jadi pas dipinggir langsung ketemu palung.
"Mulai awal mereka pengerjaan proyek presentasi, kami selalu menolak karena ada aturan menteri yang tidak memperbolehkan dalam radius 150 meter ada bangunan atau kegiatan (selain proyek)," jelasnya, Selasa (27/4/2021).
"Itu mereka sudah tau dan sudah koordinasi. Tapi waktu itu mereka juga enggak ada izin buat pengurugan itu kan," sambung Budi Santoso.
Pelaksana proyek pengolahan limbah ini menurut Budi Santoso jika melakukan penurapan terlebih dahulu sebelum melakukan penimbunan tanah, maka kemungkinan abrasi diperkirakannya kecil terjadi.
"Sebenarnya masalahnya diturap. Kalau diturap duluan ya Insya Allah mungkin enggak bakal longsor (abrasi)," sebutnya.
Disinggung masalah turap dan kesalahan teknis yang dilakukan oleh pihak pelaksana proyek, Budi Santoso yang juga pernah menjadi pengawas Jembatan Mahkota II, tidak bisa menjawab lebih jauh.
"Saya tidak bisa menjawab ranah tersebut karena bukan pekerjaan kota (kami). Jadi, saya tidak bisa jawab secara detail. Saya tidak tahu laporan teknis pekerjaan mereka," ungkapnya.
Budi Santoso lalu menyampaikan kembali terkait palung disekitar tanah abrasi, setelah kejadian pada Minggu (25/4/2021) lalu sudah disampaikan juga ke penanggung jawab proyek IPA Kalhol.
"Mereka sebut tidak tahu, nah ini bagaimana sih perencanaan kerjanya begitu. Tidak ada minta ke kami (DPUPR), yang lebih tahu di perencana Mahkota Dua itu. Seharusnya mereka berkoordinasi dulu. Tanya-tanya lah sama konsultannya," sebutnya.
"Jadi tahu apa yang ada dan situasi di sana. Saya sudah lapor ke dirut jembatan kemarin kami mengadakan zoom meeting dari pusat," sambungnya.
Bertanya mengenai rapat yang diselenggarakan selepas kejadian abrasi yang akhirnya menyebabkan Jembatan Mahkota Dua mengalami pergeseran.
Budi Santoso menjelaskan kesimpulan akan diminta analisa hasil advice rancangan bangunan pertama. Karena jembatan ini masih tanggungjawab pusat.
"Nanti advice nya dari KKJT (Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan) pasti koordinasi dengan Pemkot dan pihak Balai Proyek. Yang penting bisa diketahui dulu ada bergeser dampaknya enggak," timpalnya.
Tindaklanjut sendiri dari Dinas PUPR Samarinda menunggu zoom meeting dari hasil yang sudah laporkan oleh pihaknya.
"Saya juga sudah ada menunjuk konsultan jembatan periksa dilapangan. Sudah dua hari ini bekerja," katanya.
"Rencana kita lakukan pemantauan berkala selama satu minggu berturut turut ada geseran," ujarnya.
"Ini saya juga masih menunggu laporan mereka untuk hari ini," pungkasnya lagi.
BPBD Lakukan Pemetaan
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda yang hadir di lokasi longsor juga ikut memetakan.
Hal ini dilakukan sebelum tim SAR gabungan melakukan penyisiran satu orang pemancing yang hilang usai terjadi abrasi dan longsor di sekitar proyek intake Perumdam Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.
Persis dibawah Jembatan Mahkota Dua RT22 Kelurahan Simpang Pasir, Kecamatan Palaran, Kota Samarinda.
Melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Samarinda, Ifran saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa, sekitar pukul 13.00 Wita, pihaknya mendapatkan laporan.
Bahwa terjadi abrasi atau tanah longsor di Tepi sungai Mahakam tepatnya di sisi Samarinda Seberang.
Dan dikabarkan bahwa ada satu orang pemancing warga Kecamatan Palaran, yang ada disekitar tanah longsor.
"Untuk korban diketahui dua orang pemuda yang saat kejadian (abrasi) sedang memancing, satu orang sempat menyelamatkan diri dan satu lainnya terbawa tanah ke sungai," jelas Ifran, Minggu (25/4/2021).
"Diketahui korban pria sekitaran usia 23 tahun," imbuhnya.
Langkah selanjutnya, kata Ifran, pihaknya akan berkoordinasi dengan Unit Siaga SAR Basarnas Samarinda, kepolisian dan tim SAR gabungan lain termasuk relawan untuk dilakukan pemetaan lokasi.
"Nanti juga kita lakukan karena tanah sampai saat ini tanah masih bergerak," tegasnya.
Baca Juga: Atasi Abrasi Tanjung Aru, Gubernur Kaltara Temui Kepala BNPB Ajukan Proposal Penanganan 4 Sektor Ini
Pihaknya juga mengutamakan keselamatan unsur SAR gabungan yang ikut dalam pencarian satu orang korban ini.
"Karena kita juga mengutamakan keselamatan, dan mengatur langkah selanjutnya," pungkasnya.
Penulis M Fairoussaniy | Editor: Budi Susilo